Berdebat dengan pasangan tidak selalu berdampak negatif. Penelitian menemukan, ada manfaat positif dari pertengkaran dalam sebuah hubungan. 

Baca Juga : Simak, Dampak Bertengkar di Depan Anak

Pada sebuah penelitian yang dilakukan David Maxfield pada 2012, pasangan yang terlibat dalam konflik sehat memiliki kemungkinan 10 kali lebih besar berada dalam hubungan yang bahagia dibanding pasangan yang mengabaikan masalah.

Kunci dari hubungan yang sukses adalah bagaimana Moms dan pasangan menghadapi perselisihan yang tidak terhindarkan tersebut. Jika dihadapi dengan kejujuran, rasa menghormati, dan cinta akan menghasilkan hubungan yang baik.

Baca Juga : Manfaat Pillow Talk Bagi Hubungan Suami Istri

Menurut Maxfield, komunikasi yang buruk berperan dalam kegagalan sebuah hubungan. Simak dampak positif perdebatan antara pasangan berikut:

Mengkomunikasikan kebutuhan masing-masing

Perdebatan memiliki beragam bentuk dan rupa, namun perdebatan yang sehat adalah ketika Moms dan pasangan menyampaikan rasa frustasi dan kebutuhan masing-masing kepada pasangan. Kemarahan adalah emosi yang alami dan dapat mengingatkan bahwa ada sesuatu yang tidak mengenakkan, hal inilah yang sebaiknya Moms sampaikan ke pasangan.

Mencegah sikap frustasi

Jika Moms dan pasangan menghindari masalah dengan mengabaikannya dan tak ingin membicarakannya, ujungnya Moms akan menunjukkannya dengan sikap. Mendadak Moms bisa bersikap sinis, kasar, meremehkan, hingga mendiamkan. Solusinya adalah membicarakan permasalahan dengan jujur, terus terang, dan tetap penuh hormat. Diam hanya akan menyebabkan masalah terus berlanjut.

Membantu belajar dan mengerti motif pasangan

Menurut Dr. Laura Vanderdrift, profesor psikologi di Syracuse University, selama perdebatan dilakukan tanpa penghinaan, kritik berlebihan, dan sikap defensif yang tidak mau refleksi diri, dapat memperkuat hubungan yang romantis. Melalui penyelesaian konflik, Moms dan pasangan dapat belajar motif pasangan. Maka, penting untuk tetap tidak bersikap memihak saat berdebat, Moms. Penelitian menunjukkan, menggunakan perspektif ketiga yang netral dapat membantu menyelesaikan masalah. Seiring waktu, setelah Moms dan pasangan mampu menyelesaikan konflik dengan cara ini dapat memberi Moms pemahaman lebih tentang satu sama lain, sehingga ke depannya konflik lebih jarang terjadi.

Menemukan masalah intinya

Seringnya, saat bertengkar Moms dan pasangan tidak memperdebatkan masalah yang sedang dihadapi. Namun, semakin banyak Moms membicarakannya, semakin Moms memahami apa yang sebenarnya menyebabkan masalah. Maka, menurut Tina B. Tessina, Ph.D., untuk mengetahui apa sebenarnya masalah inti, Moms dan pasangan perlu membicarakannya.  

Membantu pasangan menjadi lebih dewasa

Pada jangka pendek, mengabaikan masalah memang lebih mudah. Namun, berdebat sebenarnya membantu Moms dan pasangan jadi lebih dewasa dan bijak.  Misalnya melalui memahami pemicu masalah, mengungkapkan perasaan, atau merefleksikan sikap sendiri. Kedewasaan ini datang ketika Moms mendapat informasi dari argumentasi  dan secara konstruktif menerapkannya untuk memperbaiki hubungan.

Walau memiliki dampak positif, sebaiknya dalam berdebat,  Moms dan pasangan tidak saling mengatai, membuka aib, bersikap merendahkan, memanipulasi, atau melecehkan. 

Baca Juga : Kenali Hubungan Abusive dalam Rumah Tangga