Pandemi tak hanya menyerang sistem kesehatan dan ekonomi secara mikro, Moms, tetapi juga ekonomi makro negara. Beberapa negara telah masuk ke dalam fase resesi, yaitu Amerika Serikat, Prancis, Italia, Spanyol, Inggris, Polandia, Jerman, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Jepang. Indonesia dikhawatirkan akan menyusul.

Rawan resesi

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II atau April – Juni 2020 minus 5,32 persen. Jika angka ini terus minus hingga kuartal tiga atau pada Juli – September, Indonesia bisa masuk ke jurang resesi ekonomi.

Menurut ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara, suatu negara dikatakan resesi jika mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal atau lebih berturut-turut.

Resesi ekonomi ditandai dengan menurunnya aktivitas ekonomi secara signifikan dan berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, misalnya Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, meningkatnya pengangguran, penurunan penjualan ritel, serta kontransi (minus) pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang lama, seperti yang dikutip dari tirto.id

Resesi cukup terasa berdampak pada jumlah lapangan pekerjaan yang menurun, sehingga pengangguran meningkat, jumlah produksi perusahan dan penjualan ritel yang menurun, dan kontraksi terhadap pendapatan usaha, Moms.

Strategi kelola keuangan

Selama pemerintah mengusahakan solusi atas resesi ekonomi sekaligus penanganan pandemi, Moms juga dapat mempersiapkan diri dan keluarga untuk menghadapi resesi ekonomi agar keuangan keluarga tetap aman. 

Memilah kebutuhan

Mulai sekarang, sebaiknya Moms mulai memilah kebutuhan dan pengeluaran. Paling mudah dengan Menyusun daftar prioritas kebutuhan keluarga, mana yang masuk kebutuhan primer, mana yang sekunder dan tersier. Moms juga perlu perlu memastikan kebiasaan ini berkelanjutan dan tidak hanya di kala pandemi, sehingga akan selalu tersedia dana darurat jika terjadi sesuatu yang tidak terduga di masa depan.

Meningkatkan kapasitas dana darurat

Rumus dana darurat adalah jumlah yang mencukupi kehidupan anggota keluarga setidaknya 3 – 6 bulan ke depan. Sebelum Indonesia benar-benar jatuh ke dalam jurang resesi, ada baiknya Moms mulai mengalihkan pengeluaran yang tidak terlalu urgent ke dana darurat. Dana ini termasuk pula asuransi yang menjamin keamanan finansial keluarga di masa depan ya, Moms.

Membayar utang

Menyelesaikan utang dan tagihan sebelum kondisi memburuk dapat membebaskan Moms dari kekhawatiran dan tekanan di masa yang tidak pasti, maka selagi mampu sebisa mungkin untuk menyelesaikan utang-piutang, Moms.

Belanja produk dalam negeri

Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk membelanjakan uangnya agar terjadi perputaran ekonomi, sebagai salah satu upaya pencegahan resesi ekonomi. Membelanjakan uang terutama diarahkan kepada produk lokal UMKM agar ekonomi kembali pulih. Namun, tetap tidak melebihi batas pengeluaran yang telah Moms tetapkan ya.

Berinvestasi

Walau saat ini pasar saham belum terdampak, investasi jenis ini cenderung berisiko mengalami penurunan di tengah ketidakpastian ekonomi. Namun, setidaknya ada lima pilihan investasi yang aman ketika ekonomi mengalami resesi, Moms. Mengutip dari Business Insider, investasi yang lebih stabil, yaitu obligasi negara, emas, saham defensif, dolar, dan perumahan.

Memenuhi pangan dengan sumber daya sendiri

Jika lahan, tenaga, dan sumber daya memungkinkan, Moms dapat mulai memenuhi sumber pangan keluarga sendiri secara kecil-kecilan, misalnya melalui budidaya tanaman hidroponik dan budikdamber (membudidayakan ikan dalam ember). Modal yang dibutuhkan juga tidak banyak, sekaligus melakukan pengehematan.