Tahukah, Moms, berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 2019, kasus kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. 

Kanker serviks merupakan kanker dengan penderita paling banyak di Indonesia, setelah kanker payudara. Memperingati Hari Kanker Sedunia pada 4 Februari, simak pencegahan infeksi kanker serviks menggunakan vaksin HPV berikut.

Baca Juga: Mengenal Vaksin IPD untuk Cegah Pneumonia dan Meningitis

Sebagian besar kanker serviks berhubungan dengan human papillomavirus (HPV), yaitu infeksi menular seksual. Pemberian vaksin HPV dapat mencegah dampak kanker serviks dan sudah dilakukan di banyak negara, termasuk di Indonesia, dengan kisaran harga 700 ribu hinga 1,3 juta rupiah.

Berbagai jenis HPV menyebar melalui kontak dan hubungan seksual, serta menyebabkan beberapa penyakit seksual, seperti kanker serviks dan kutil kelamin.

Vaksinasi HPV dapat mencegah sebagian besar kasus kanker serviks jika diberikan sebelum perempuan dan laki-laki aktif secara seksual. Selain itu, vaksin ini dapat mencegah kanker vagina dan vulva pada, serta dapat mencegah kutil kelamin dan kanker dubur pada perempuan dan laki-laki.

Vaksinasi HPV juga direkomendasikan untuk laki-laki untuk mencegah penularan virus HPV.

Baca Juga: Kenali Gangguan Tiroid, Dari Gondok Hingga Kanker

Lebih baik diberikan saat masih muda

Vaksinasi HPV rutin direkomendasikan untuk anak perempuan dan laki-laki berusia 11 atau 12 tahun, bahkan dapat diberikan sejak usia 9 tahun. Vaksin ini ideal untuk anak perempuan dan laki-laki sebelum melakukan kontak seksual dan terpapar HPV. Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara menerima vaksin pada usia muda dengan aktivitas seksual dini.

Malah setelah seseorang terinfeksi HPV, vaksinnya bisa jadi tidak efektif, bahkan mungkin tidak bekerja sama sekali. Selain itu, respons terhadap vaksin lebih baik pada usia yang lebih muda daripada lebih tua.

Berdasarkan informasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pemberian vaksin HPV di Indonesia disarankan pada remaja perempuan mulai usia 10 tahun ke atas. Vaksin diberikan 3 kali dengan jadwal pemberian vaksin pada bulan 0, lalu 1 atau 2 bulan setelah penyuntikan pertama tergantung jenis vaksin (bivalen atau tetravalen), dan terakhir 6 bulan setelah penyuntikan pertama.

Vaksin HPV tidak dianjurkan untuk Moms yang sedang hamil atau sakit sedang hingga parah. Sebelum vaksinasi, sebaiknya konsultasikan pada dokter jika Moms memiliki alergi yang parah, termasuk alergi terhadap jamur atau lateks. Jika Moms pernah mengalami reaksi alergi yang mengancam nyawa terhadap komponen vaksin apa pun, Moms tidak boleh mendapatkan vaksin.

Efek samping

Secara keseluruhan, efek vaksin HPV biasanya ringan, paling umum adalah rasa sakit, bengkak atau kemerahan di bagian yang disuntik. Terkadang Moms akan merasa pusing setelah disuntik vaksin, maka tetap duduk selama 15 menit setelah penyuntikan untuk mengurangi risiko pingsan. Selain itu, sakit kepala, mual, muntah, dan kelelahan juga dapat terjadi.

Tetap perlu pap smear

Vaksin HPV tidak dimaksudkan untuk menggantikan tes pap smear, Moms. Skrining rutin untuk kanker serviks melalui tes pap smear rutin dimulai pada usia 21 tahun tetap merupakan bagian penting dari perawatan kesehatan dan pencegahan kondisi seksual Moms.

Baca Juga: Pentingnya Pap Smear Deteksi Kanker Serviks

Jika Moms menemukan tanda kanker serviks, seperti pendarahan pada vagina setelah berhubungan seksual, di antara menstruasi, atau setelah menopause, nyeri pada panggul atau saat berhubungan seksual, segera cari pertolongan medis.