Anak-anak cenderung meniru dan mengikuti cara orangtua merasakan dan mempersepsi apa pun, termasuk tubuh, kemampuan, perkataan, dan kebiasaannya. Itulah mengapa cara yang paling ampuh untuk mengajari anak tentang kebiasaan baik dan sehat adalah menjadi panutannya, bukan dengan rewards and punishment—hadiah dan hukuman.

Ketika Moms dan pasangan sebagai orang tua memberi contoh yang baik, maka Moms telah membantu mereka untuk belajar merasa bahagia dan membuat keputusan yang sehat di masa depan. Maka, sebelum menerapkan standar tertentu pada anak, sebaiknya pastikan orangtua telah melakukan hal yang sama. Berikut adalah kebiasaan yang dapat menjadi pengaruh buruk bagi kesehatan anak:

Mengkritik diri sendiri

Pernah mengomentari berat badan atau bagaimana celana jeans tidak cocok pada Moms? Ternyata hal ini dapat memberi kesan pada anak mengenai self-esteem atau kepercayaan diri yang hanya didasarkan pada penampilan. Anak dapat meniru dan fokus pada kekurangannya ketika berdiri di depan cermin. Secara tidak langsung, hal ini dapat membuat persepsinya terhadap citra tubuh terlalu sempit. Sebaiknya, daripada mengkritik dengan negatif, bicarakan perasaan bahagia ketika menerapkan kebiasaan olahraga rutin, makan makanan sehat, dan tidur yang cukup. Hal inilah yang akan diingat anak hingga besar.

Terlalu sering menggunakan gadget

Moms sering memarahi anak yang menggunakan gadget terlalu lama? Alangkah baiknya jika imbauan ini Moms terapkan juga untuk diri sendiri. Bila Moms membuat aturan waktu penggunaan gadget di rumah, artinya seluruh anggota keluarga juga mengikutinya. Moms dapat menggunakan waktu untuk melakukan kegiatan bersama keluarga, misalnya bonding atau bersepeda. Selain mengajarkan tentang quality time, Moms juga mengajarkan tentang keadilan dan kesetaraan, bukan standar ganda

Membandingkan anak 

Mungkin tujuan Moms membandingkan anak adalah agar dapat menjadi motivasi baginya. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa membandingkan anak tidak pernah membuat mental anak menjadi bagus, Moms. Beberapa anak akan menjadi minder dan merasa tidak berharga untuk menjadi anak Moms, dan beberapa anak lain mungkin akan memberontak. Tentu saja Moms tidak ingin ini terjadi bukan? Sebaiknya, beri anak pujian atas usaha terbaiknya. Bantu dan dukung mereka untuk fokus dan gigih mengejar cita-cita atau mimpinya. Moms juga dapat memfasilitasi si Kecil untuk menemukan minatnya. Untuk membangun kebiasaan ini diperlukan sosok orangtua yang suportif,  dan tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain

Bergosip

Membicarakan keburukan orang bisa jadi pertanda rendahnya rasa percaya diri dan minder. Perilaku ini selain memberi pengaruh buruk pada mental anak, juga membuat anak menganggap bahwa bergosip adalah perilaku yang wajar. Hal ini akan berujung pada menggosipkan teman bersama sekelompok teman lainnya,  yang kadang berakhir pada sikap mem-bully. Mengerikan bukan? Sebaiknya segera hilangkan kebiasaan satu ini ya, Moms.

Minta maaf

Segera minta maaf bila Moms kelepasan bersikap negatif di depan anak. Daripada mengabaikan seolah tidak terjadi apa-apa dan menganggap anak tidak paham, sebaiknya Moms dengan besar hati minta maaf atas kesalahan tersebut. Moms juga dapat memanfaatkannya sebagai momen belajar.