Apakah Moms sering lupa meletakkan kunci, atau lupa membeli salah satu bahan makanan di pasar? Pelupa atau pikun bukanlah merupakan hal yang wajar, seiring bertambahnya usia. Namun demensia bukanlah bagian dari proses penuaan dan bukan merupakan hal yang normal. 

Baca Juga : Pelupa Saat Hamil? Bisa Jadi Moms Mengalami Pregnancy Brain

Penyebab demensia 

Demensia adalah penyakit yang merusak sistem saraf dan menimbulkan berbagai gejala, beberapa di antaranya adalah menurunnya daya ingat, penalaran, cara berpikir, hingga kemampuan berbahasa. 

Ada dua penyebab utama demensia, yaitu Alzheimer dan demensia vaskular. Dilansir dari alodokter.com, Alzheimer berhubungan dengan perubahan genetik dan protein di otak, sedangkan demensia vaskular adalah disebabkan oleh gangguan di pembuluh darah otak.

Penyakit Alzheimer adalah penyebab demensia paling umum dan memengaruhi hilangnya daya ingat dan gangguan fungsi otak lainnya, seperti bahasa, kemampuan berbicara, dan persepsi.

Sementara demensia vaskular sering terjadi akibat risiko penyakit vaskular, seperti hipertensi, diabetes, dan diperparah oleh faktor psikologis. 

Tanda awal demensia

Demensia berbeda dengan lupa. Orang yang pelupa biasanya hanya melupakan detail, sementara orang yang menderita demensia bisa lupa sama sekali pada apa yang terjadi pada dirinya, Moms. Bahkan kemampuan dasar manusia, seperti makan dan berbicara.

Gejala demensia menyangkut memori, pemikiran, pikiran, mood, kepribadian, dan perilaku. Tanda-tanda awalnya adalah pelupa, suka mengulangi sesuatu, sering salah meletakkan sesuatu, bingung tanggal dan waktu. Serta kesulitan menemukan kata yang tepat, perubahan pada mood dan kebiasaan, dan perubahan minat.

Gejala lanjutan termasuk masalah memori yang semakin memburuk, kesulitan dalam mengikuti percakapan dan menyelesaikan tugas sederhana. Selain itu, penderita demensia biasanya mengabaikan kebersihan diri, keseimbangan tubuh yang buruk dan  tidak mampu menyelesaikan masalah. Terjadi perubahan pada pola tidur, frustasi, pergolakan, kebingungan dan disorientasi, kecemasan, kesedihan dan depresi, serta halusinasi.

Risiko terkena penyakit demensia meningkat seiring usia. Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia, WHO, sekitar 5 – 8 persen orang berusia di atas 60 tahun, setidaknya mengalami salah satu gejala demensia. 

Kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko demensia adalah aterosklerosis (penyumbatan arteri akibat tumpukan plak kolesterol), depresi, diabetes, down syndrome, gangguan pendengaran, HIV, penyakit Huntington, hidrosefalus, penyakit Parkinson, dan gangguan pada pembuluh darah.

Baca Juga : Hari Kesehatan Mental Sedunia, Cegah Depresi Saat Hamil

Faktor lain yang berkontribusi terhadap meningkatnya risiko demensia adalah penggunaan alkohol dan obat-obatan dalam jangka panjang, obesitas, konsumsi makanan yang tidak seimbang, pukulan berulang di kepala, tidak banyak bergerak, dan merokok. 

Cara turunkan risiko

Beberapa jenis demensia tidak dapat dicegah karena berada di luar kontrol. Namun, ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan untuk mencegah demensia dan menjaga kesehatan secara keseluruhan:

1. Olahraga 

Penelitian pada 2009, latihan aerobic dapat memperlambat atrofi di hipokampus, bagian otak yang mengontrol memori. Lansia yang aktif secara fisik juga mempertahankan kemampuan kognitif lebih baik. Selain itu, olahraga secara rutin juga baik untuk mengontrol berat badan, sirkulasi, kesehatan jantung dan mood, yang memengaruhi risiko demensia.

2. Mengonsumsi makanan gizi seimbang

Makanan bergizi seimbang baik untuk kesehatan otak dan jantung sehingga dapat mengurangi risiko demensia. Hindari atau batasi konsumsi lemak jenuh, lemak hewani, gula, dan garam.

Baca Juga : Makanan Ultraproses dan Bahayanya Bagi Kesehatan

3. Tidak merokok

Menurut penelitian BMC Geriatrics pada 2008, merokok dapat meningkatkan risiko demensia, terutama pada orang usia 65 tahun ke atas. Rokok memengaruhi sirkulasi darah dalam tubuh, termasuk pembuluh darah di otak. Konsumsi alkohol pun dapat meningkatkan risiko demensia

4. Menjaga pikiran tetap aktif

Pikiran yang aktif dapat menurunkan risiko demensia, Moms. Jadi, biasakanlah untuk melakukan kebiasaan yang menjaga pikiran aktif, misalnya belajar bahasa baru, menyelesaikan puzzle atau games, membaca buku, menulis, dan aktif di aktivitas kelompok.

5. Menjaga kesehatan secara keseluruhan

Menghindarkan diri dari masalah kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi, serta masalah mental, seperti depresi atau masalah tidur.