Belum lama ini, organisasi kesehatan dunia, WHO, menemukan kemungkinan bahwa virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, dapat menyebar melalui microdroplet atau partikel kecil yang melayang di udara.  Sedikit berbeda dengan medium sebelumnya, yaitu droplet yang ukuran partikelnya lebih besar, virus dapat bertahan lama di udara dan menyebar lebih dari jarak aman, yaitu 2 meter. 

Kemungkinan ini membuat protokol kesehatan yang biasa diterapkan mesti diperketat. Menurut Achmad Yuri, Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, menggunakan face shield saja tidak memberikan perlindungan maksimal, Moms. Masker sudah mutlak untuk selalu digunakan. Mampu mengambang di udara dalam waktu yang lama, virus dalam partikel microdroplet berpotensi untuk terhirup secara tidak sengaja. Face shield hanya mampu melindungi Moms dari droplet yang besar. Sehingga mengombinasikannya dengan masker adalah jalan terbaik.

Udara di ruangan tertutup juga tidak menghalangi kemungkinan penyebarannya. Tidak adanya sirkulasi atau pergantian udara yang baik, membuat partikel terus berada di dalam ruangan. Maka, penting untuk memastikan udara di rumah terus bersikulasi ya, Moms. Penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas udara dalam ruangan tak selalu lebih baik dari kualitas udara di luar. Hal itu terjadi karena sirkulasi udara yang buruk dapat berdampak signifikan pada kesehatan Moms.

Menjaga sirkulasi udara di rumah tidak hanya mencegah penyebaran virus dalam microdroplet, tetapi juga memiliki manfaat lain, Moms. Berdasarkan penelitian, udara yang baik berpengaruh pada tingkat kognitif. Sirkulasi udara yang baik dapat meningkatkan hingga 15 persen konsentrasi anak-anak di sekolah. Udara yang tidak berganti di ruang tertutup juga dapat membuat ruangan lembap, Moms, dan merusak permukaan di dalam rumah, seperti dinding yang terkelupas, jamur di mana-mana, dan kerusakan permukaan kayu. Selain jamur, rumah tanpa sirkulasi udara juga meningkatkan kontaminasi mikroba dan tungau debu yang dapat memengaruhi kesehatan keluarga, Moms.

Departemen Lingkungan Australia menemukan bahwa kualitas udara yang buruk menaikkan konsentrasi bahan kimia dari material bangunan, furniture, produk pembersih rumah tangga, dan kompor gas. Semua bahan ini dapat mengeluarkan senyawa organik yang mudah menguap.

Kondisi asma, bronchitis, dan sistem pernapasan membutuhkan udara yang baik, maka dibutuhkan udara yang baik agar tidak memperburuk keadaan. Allergen seperti debu yang terperangkap di udara dan dengan konsentrasi yang lebih tinggi dapat menyebabkan gejala alergi yang parah. Untungnya, memperbaiki sirkulasi udara di rumah tidak mesti mahal dan menghabiskan waktu. Moms dapat memulai dengan membuka jendela dan pintu secara rutin, sambil tetap menerapkan protokol kesehatan, Moms.

Mengecek ventilasi

Pastikan ventilasi bersih dan tidak tertutup debu tebal agar tidak mengontaminasi udara.

Memasang filter

Filter, seperti kasa dapat dipasang di ventilasi pintu dan jendela, jendela untuk menyaring udara agar debu dari luar tidak ikut masuk, Moms. 

Membersihkan perabotan secara rutin

Debu dan partikel kecil di udara dapat menempel pada perabotan, maka penting untuk rutin membersihkannya. Dianjurkan juga untuk menggunakan vacuum cleaner dengan filter particulate arrestance (HEPA), yaitu filter yang efisien menyaring debu dan kotoran dengan kekuatan elektrosatik.

Menggunakan tanaman indoor

Tanaman indoor dapat menyerap kontaminan, yaitu zat yang mencemari udara dan membersihkannya.