Payudara besar sebelah atau asimetris cukup umum dialami perempuan, Moms. Setidaknya setengah populasi perempuan di dunia memiliki payudara asimetris. 

Pertumbuhan normal ini kemungkinan besar dipengaruhi faktor genetik. Faktor lainnya adalah pubertas, perubahan hormon, hingga trauma.

Efek hormon estrogen 

Payudara asimetris mulai terlihat sejak masa pubertas, saat payudara mulai berkembang. Alasannya pun belum diketahui secara pasti, para ahli menganggap hal ini bisa disebabkan beberapa hal, misalnya sel jaringan payudara di satu sisi yang lebih banyak, atau sel tersebut lebih sensitif terhadap efek hormon estrogen. Biasanya, payudara sisi lainnya akan ikut berkembang dan menyeimbangkan ukuran dengan sendirinya.

Baca Juga : Bulan Peduli Kanker Payudara Sedunia, Simak Fakta Penyakitnya

Sebenarnya, hanya sedikit perempuan dengan payudara yang simetris, Moms. Biasanya payudara kiri lebih besar hingga 20 persen dibanding yang kanan.  

Ukuran payudara pun tidak selalu sama. Jaringan payudara Moms dapat berubah saat berada pada fase ovulasi, di mana payudara terasa lebih penuh dan sensitif. Biasanya payudara terlihat lebih besar karena menyimpan air dan sirkulasi darah tambahan. Namun, setelah memasuki siklus menstruasi, ukurannya kembali normal.

Kondisi medis

Perbedaan ukuran payudara jadi mengkhawatirkan jika ukurannya berbeda jauh, hingga dua cup bra atau dua kali lipat lebih besar. Sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk menganalisis penyebabnya dan penanganan apakah perlu operasi atau tidak.

Berikut adalah kondisi medis yang dapat memengaruhi ukuran payudara:

1. Kehamilan

Saat hamil, Moms mengalami perubahan hormon dan persiapan tubuh untuk menyusui sehingga membuat payudara tampak tidak sama besar. Selama menyusui pun, ukuran payudara bisa bervariasi, terutama jika si Kecil lebih suka menyusu di satu sisi payudara saja. Selama si Kecil mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh dan berkembang, payudara yang tidak sama besar bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan.

2. Hiperplasia Duktus Atipikal

Hyperplasia Duktus Atipikal atau ADH adalah pertumbuhan jaringan yang berlebihan di saluran susu payudara. Jika ini terjadi, banyak sel yang melapisi saluran susu dan menyebabkan benjolan jinak pada payudara. ADH bukan kanker, namun dapat meningkatkan risiko terkena kanker di masa depan. 

Baca Juga : Menjaga Kesehatan Payudara Selama Menyusui

3. Payudara Hipoplasia

Payudara hypoplasia merupakan kondisi di mana payudara tidak berkembang dengan sempurna, sehingga kelenjar susu sedikit atau tidak ada sama sekali. Penyebabnya belum diketahui, dan ditandai dengan jarak yang lebar antara kedua payudara. Ditandai pula dengan ukuran payudara yang tidak berkembang saat pubertas atau saat hamil, perbedaan ukuran dua payudara yang sangat terlihat, ukuran areola tampak besar dan tidak proporsional, serta payudara tampak seperti kantong kosong.

4. Juvenile Hyperthropy

Ini merupakan kondisi langka di mana satu sisi payudara tumbuh lebih besar dibanding satunya secara signifikan. Penyebabnya pun belum diketahui, namun ahli percaya ada hubungannya dengan sensitivitas atau produksi hormon.

Jika perbedaan ukuran payudara Moms sudah terjadi sejak dulu, tidak terlalu signifikan, dan tidak menghambat produksi ASI, artinya payudara Moms normal dan berfungsi dengan baik. Namun, jika perbedaan ukurannya terjadi secara tiba-tiba dan cukup signifikan, Moms dapat berkonsultasi pada dokter untuk mengantisipasi penyebab infeksi, benjolan, kista, atau kanker.

Baca Juga : Masitis atau Infeksi Payudara