Menggunakan pembalut saat menstruasi terkadang dapat meninggalkan ruam di sekitar area vagina. Ruam ini ditandai dengan rasa gatal, bengkak, dan kemerahan. 

Beberapa ruam bisa disebabkan oleh iritasi dari bahan pembalut yang Moms gunakan. Kemungkinan Moms sensitif dengan bahan tersebut. Penyebab lainnya bisa jadi merupakan kombinasi kondisi lembap dan panas sehingga bakteri menumpuk dan menimbulkan ruam. 

Baca Juga: Ruam Popok pada Bayi

Iritasi kulit akibat sentuhan bahan pembalut disebut juga dermatitis kontak. 

Bahan pembalut biasanya dibuat dari beberapa lapisan yang berbeda. Setiap bahan berpotensi mengiritasi kulit Moms. Pembalut terdiri atas beberapa komponen umum seperti lembar belakang, inti penyerap, lembar atas, perekat, hingga parfum.

Lembaran belakang pembalut seringkali terbuat dari senyawa yang disebut poliolefin. Senyawa ini juga digunakan pada pakaian, sedotan, dan tali. Inti penyerap berada di antara lembaran belakang dan lembaran atas, dan terbuat dari busa penyerap dan selulosa kayu karena memiliki sifat menyerap tinggi. Beberapa produk mungkin mengandung gel penyerap juga.

Lembar atas adalah lapisan atas pembalut yang paling sering bersentuhan dengan kulit. Contoh komponen lembaran atas termasuk poliolefin, serta seng oksida dan petrolatum, yang sering digunakan dalam pelembab kulit.

Komponen perekat ada di bagian belakang pembalut yang menempel pada pakaian dalam. Sementara parfum digunakan pada beberapa produk. Jika kulit Moms sensitif terhadap bahan kimia yang digunakan dalam parfum ini, bisa menimbulkan iritasi. 

Baca Juga: Makanan untuk Redakan Nyeri Haid, Semua Ada di Rumah

Selain dermatitis dari komponen pembalut itu sendiri, gesekan akibat pemakaian pembalut berpotensi mengiritasi kulit sensitif dan memicu timbulnya ruam.

Beberapa hal berikut dapat Moms lakukan untuk menghindari ruam akibat penggunaan pembalut:

  1. Menggunakan pembalut tanpa pewangi
  2. Menggunakan pakaian dalam berbahan katun yang agak longgar untuk mengurangi gesekan
  3. Mencoba merek lain untuk mengetahui reaksinya
  4. Mengoleskan krim hidrokortison di area luar vulva jika Moms mengalami ruam. Krim hidrokortison tidak boleh dioleskan ke dalam saluran vagina.
  5. Melakukan sitz bath atau mandi sitz untuk meredakan area yang teriritasi. Sitz bath adalah terapi air hangat dengan merendamkan pinggang ke bawah di air hangat untuk merawat serta membersihkan perineum, yaitu area di antara anus dan organ intim.
  6. Mengganti pembalut secara berkala untuk mencegah area vagina terlalu lembap sehingga meningkatkan risiko iritasi

Segera obati iritasi dari pembalut. Ruam yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi jamur karena jamur secara alami ada di tubuh dan dapat memengaruhi area yang teriritasi.

Baca Juga: Infeksi Jamur Pada Vagina, Ini Cirinya