Mager alias males gerak rasanya sudah menjadi kebiasaan tersendiri ya, Moms. Namun, ternyata kebiasaan ini juga mendatangkan dampak negatif bagi tubuh dan kesehatan. 

Gaya hidup tidak banyak bergerak atau disebut juga sedentary ini dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan dan obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, sindrom metabolic, hingga kematian.

Sedentary Behavior Research Networks (SBRN) mendefinisikan gaya hidup sedentary sebagai perilaku apa pun saat terjaga yang ditandai dengan pengeluaran energi kurang dari 1,5 ekuivalen metabolic, baik saat duduk atau berbaring.

Singkatnya, gaya hidup sedentary adalah berkurangnya aktivitas fisik dalam waktu lama atau menghabiskan waktu sebagian besar untuk duduk atau berbaring.

Menurut Aimee Layton, PhD, ahli fisiologi olahraga dari Universitas Columbia, secara historis, tubuh manusia tidak dibuat untuk berdiam diri dalam waktu yang lama. Pada zaman dahulu, jika seseorang duduk atau berbaring saat tidak tidur, ia akan kelaparan atau dimakan oleh predator. 

Walau zaman sekarang manusia tidak lagi “diburu” predator, namun mager bisa mendatangkan penyakit dan penuaan dini. Bahkan, hanya butuh waktu 2 minggu tanpa aktivitas (pada orang muda dan sehat), untuk memicu efek negatif bagi kesehatan, seperti berkurangnya massa otot dan perubahan metabolisme.

Berdasarkan rekomendasi umum, sebaiknya Moms tidak mager atau berdiam diri lebih dari 60 menit. Usahakan untuk bergerak selama 3 hingga 6 menit tiap 1 jam. Saat bekerja yang mengharuskan Moms duduk terus-menerus, coba pasang alarm, lalu berdiri, berjalan-jalan, atau gerakan duduk-berdiri dari kursi. Aktivitas sederhana ini dapat mencegah dampak negatif akibat gaya hidup sedentary dan membuat darah mengalir.

Berikut adalah tanda jika Moms kurang gerak:

Merasa lelah terus-menerus

Kelelahan bisa disebabkan banyak hal, mulai dari stres, pola makan buruk, ketidakseimbangan hormon, dan gaya hidup sedentari. Semakin banyak Moms duduk, semakin mudah merasa lelah. Hal ini disebabkan oleh jantung, paru-paru, dan otot kehilangan kebugaran dan kekencangan (pada otot). Aktif bergerak dapat mengembalikan kondisi fit Moms. Penelitian menunjukkan, latihan intensitas rendah atau sedang, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, selama 20 menit 3 kali seminggu selama 6 minggu dapat meningkatkan energi hingga 20 persen.

Baca Juga: Tip Latihan Mata Agar Tidak Lelah Menatap Layar

Terjadi perubahan berat badan dan metabolisme

Untuk mencegah berat badan naik secara tidak sehat, Moms juga harus membakar beberapa jumlah kalori yang Moms konsumsi. Namun jika Moms terbiasa dengan gaya hidup sedentary, kalori ini akan tersimpan sebagai lemak. Selain itu, kurang gerak juga memperlambat metabolisme tubuh yang pada jangka panjang meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung, dan stroke.

Baca Juga: Cara Cegah Obesitas pada Anak

Tidur malam tidak nyenyak

Jika Moms menghabiskan waktu kurang bergerak dapat mengurangi kualitas dan kuantitas tidur. Hal ini bisa berujung pada masalah metabolisme, melemahnya imun, hingga risiko kematian mendadak.

Baca Juga: Bayi Susah Tidur Di Malam Hari? Coba Cara Ini

Daya ingat menurun 

Otak juga membutuhkan olahraga seperti halnya tubuh. Menurut penelitian PLOS One, duduk berjam-jam bisa menyebabkan berkurangnya ketebalan pada lobus temporal medial, yaitu area otak yang bertanggung jawab pada memori. Inilah mengapa saat sedang tidak melakukan apa-apa, Moms cenderung pelupa. Aktivitas fisik dan olahraga dapat mencegahnya.