Setahun belakangan, masker adalah salah satu hal wajib yang dipakai semua orang untuk menghentikan penyebaran Covid-19, Moms. Meningkatnya penggunaan ini juga berbanding lurus dengan meningkatnya limbah masker medis sekali pakai. 

Limbah masker dapat menjadi bencana bagi lingkungan, karena komponen yang digunakan masker membutuhkan waktu antara 400 dan 450 tahun untuk terurai, alias bentuk lain pencemaran lingkungan.

Baca Juga: Cara Mencuci Masker Kain

Di Indonesia sendiri, menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, sekitar 3 juta masker N95 dan 4,7 miliar masker bedah diproduksi dalam setahun sejak pandemi. Pada kondisi normal, kebutuhan masker ini hanya 172,2 juta per tahun.

Pada akhirnya, sekitar 75% masker bekas sekali pakai, juga limbah medis akibat pandemi lainnya, berakhir di tempat pembuangan sampah, bahkan di laut.

Pada aspek keamanan dan kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk membuang masker medis sekali pakai dengan cara yang benar. Masker dan alat sekali pakai lainnya yang digunakan selama pandemi, seperti sarung tangan, tidak boleh dibuang di tempat sampah daur ulang dan digabung dengan sampah lain, seperti kemasan, kaleng, dan sampah organik, Moms.

Baca Juga: Jangan Diturunkan ke Dagu! Simak Cara Pakai Masker dengan Benar

Pada aspek lingkungan, limbah masker ini tetap berpotensi merusak lingkungan. Maka ada alternatif lain untuk mengolah limbah masker sekali pakai agar tidak mencemari lingkungan, serta tetap aman dari potensi menginfeksi, yaitu menjadikannya ecobrick atau bata ramah lingkungan.

Dilansir dari ecobricks.org, ecobrick adalah botol PET yang diisi dan dipadatkan dengan plastik bekas yang bersih dan kering. Ecobrick berfungsi mengurangi banyaknya plastik yang berpotensi menjadi racun dan mikroplastik, serta terurai ribuan tahun. 

Ecobrick bisa dimanfaatkan kembali, Moms, seperti untuk membuat pagar, batas tanaman di halaman, fungsinya bisa menjadi pengganti batu bata. Dalam pembuatan dan penggunaannya, ecobrick menerapkan prinsip regenerasi yang didasarkan pada “etika bumi”, yaitu mengikuti contoh kuno Bumi mengelola karbon.

Berikut cara membuat ecobrick dari masker medis bekas.

  1. Mencuci masker medis bekas pakai, lalu mengeringkannya
  2. Menggunting masker menjadi kecil-kecil 
  3. Masukkan ke dalam botol plastik PET hingga padat dengan menimbangnya
  4. Takaran padat botol PET 1,5 lt memiliki berat 500gr, sementara botol PET 600 ml dikatakan padat jika memiliki berat 200gr.
  5. Tak lupa mencuci tangan setelahnya

Jika sudah banyak ecobrick yang dihasilkan dari limbah masker medis ini, Moms bisa memanfaatkannya di rumah, atau mengirimnya ke bank sampah terdekat yang menerima ecobrick.

Di sisi lain, penggunaan masker kain yang bisa dipakai berkali-kali lebih dianjurkan dibanding masker medis sekali pakai, Moms, terutama jika tidak dianjurkan oleh tim medis dengan alasan tertentu. Masker medis diutamakan bagi tim medis yang berurusan langsung dengan penanganan Covid-19.

Baca Juga: Masker Scuba dan Buff Tidak Efektif Tangkal Virus Covid-19

Masker kain yang sesuai standar juga efektif dalam mengurangi penyebaran Covid-19, terutama dibarengi dengan protokol kesehatan lain, seperti mencuci tangan dan menghindari keluar rumah jika tidak mendesak. Selain itu, masker kain lebih ramah lingkungan karena dapat digunakan berulang kali.