Memilih untuk berkarir atau menjadi ibu rumah tangga setelah menikah, adalah hak setiap Moms. Sebagian Moms memilih untuk tetap bekerja, dan sebagian lainnya memutuskan untuk fokus mengasuh si Kecil di rumah. Mana yang benar di antara kedua keputusan tersebut? Keduanya sama benar  dan tidak ada yang salah karena kondisi dan pertimbangan setiap Moms berbeda. Apa pun pilihan Moms, tidak mengurangi status Moms sebagai ibu dan perempuan, keduanya adalah pilihan yang benar dan memiliki kesulitan masing-masing.

Bagi Moms yang memilih bekerja penuh di kantor, keputusan ini tentunya tidak mudah. Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Menjadi Moms yang bekerja penuh di luar rumah, kadang dapat menimbulkan perasaan bersalah dan stres karena perhatian yang terbagi antara pekerjaan dan keluarga. 

Kuncinya adalah fokus pada rencana, tetap terorganisasi, dan menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan menjadi orangtua. Berikut adalah 10 cara untuk membantu Moms menemukan kebahagiaan dalam menjalankan keduanya:

Melepaskan rasa bersalah

Daripada tenggelam dalam perasaan bersalah karena tidak selalu berada di sisi anak, sebaiknya Moms fokus pada prinsip bahwa peran Moms dapat menguntungkan keluarga. Mungkin Moms dapat memasukkan si Kecil ke kelas atau pendidikan tertentu yang bermanfaat bagi masa depannya,  atau menabung untuk biaya pendidikannya. Menurut Lisa Pierson Weinberger, pengacara dan pendiri The Law Practice Mom, Esq, Moms karir yang sukses adalah ketika menemukan cara paling efisien untuk berada di keduanya- rumah dan kantor, dan ini membutuhkan penerimaan atas pilihan dan fokus pada prioritas yang ada saat ini. Penerimaan membuat Moms lebih ringan dalam melakukan keduanya. Yakinkan diri bahwa Moms tidak sendiri karena bisa mendiskusikan permasalahan dan perasaan yang Moms alami dengan  pasangan.

Memilih childcare yang berkompeten

Jika si Kecil dititipkan di childcare selama Moms dan pasangan bekerja, sebaiknya carilah pengasuh atau childcare yang berpengalaman dan memiliki track record baik. Menurut Sharon Tepper, Presiden Brownstone Nannies, Inc., salah satu cara untuk mengevaluasi nanny adalah melihatnya bermain dan berinteraksi dengan anak selama 2 – 4 jam. Sementara indikator daycare yang baik, menurut Tepper, memiliki jam yang fleksibel, rasio jumlah guru dan anak yang rendah, memiliki tempat outdoor, berlisensi, dan para guru berlatar belakang baik.

Membuat kalender keluarga

Kalender dapat memasukkan pengingat acara sekolah si Kecil, acara rutin keluarga, ulang tahun dan momen penting lainnya. Moms juga dapat menjadwalkan kegiatan khusus untuk bonding dengan keluarga, misalnya bermain permainan papan, hingga kemping. Pilih permainan atau kegiatan yang anak sukai agar mereka merasa senang. Fran Durekas, Pendiri dan CDO Children’s Creative Learning Center menganjurkan untuk menyiapkan jadwal keluarga tiap Minggu dan membagikannya dengan pengasuh agar aktivitas lebih terorganisasi.

Berkomunikasi dengan kantor

Nah, ini juga poin penting untuk diperhatikan para working Moms, mendiskusikannya dengan pihak kantor atau HR. Moms dapat membicarakan kondisi tertentu, termasuk cuti melahirkan dan kebijakan lain dengan kantor, dengan begitu tidak terjadi misinformasi antara Moms sebagai pekerja dan kantor.

Menyisihkan waktu untuk pasangan

Menghabiskan waktu dengan pasangan yang suportif, dapat menjadi momen recharge bagi Moms. Aktivitas sederhana pun tidak masalah, seperti dinner special di rumah, menonton film favorit, atau mengobrol santai (di luar pekerjaan dan anak-anak). Selamat mencoba ya Moms.