Tiap orangtua tentu ingin memberikan apa saja  yang anak minta. Bagi orangtua, membuat anak kecewa adalah hal yang paling dihindari. Namun, orangtua juga memiliki tugas untuk mendidik anak menjadi anggota masyarakat yang baik, bertanggung jawab, menghargai orang lain, sabar, memiliki kontrol diri, serta berkontribusi kepada masyarakat sesuai potensi mereka. Selalu memberikan apa yang diminta anak hanya akan membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang manja. Memanjakan rasanya bukan cara yang tepat untuk mendidik anak agar siap menghadapi dunia nyata nantinya. Berikut adalah beberapa cara mengajarkan anak agar tidak manja:

 

Membuat anak melakukan pekerjaan tertentu

Memberi anak pekerjaan atau tugas yang sesuai dengan usianya,  dapat membantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. 

 

Mengajarkan anak mengucapkan terima kasih

Membiasakan anak mengucapkan terima kasih walau pada hal-hal kecil, dapat membuat anak tumbuh menjadi manusia yang mampu menghargai orang lain. Sebelum mengajarkan anak berterima kasih, orangtua juga harus mencontohkannya ya, Moms, misalnya kepada asisten rumah tangga di rumah.

 

Mengajarkan anak disiplin

Salah satu hal penting yang harus diajarkan pada anak adalah cara mengatur diri sendiri alias kedisiplinan. Anak-anak yang diajarkan sejak dini bagaimana berperilaku, menyenangkan, memiliki kesabaran, dan kontrol diri, dapat berteman dan bersosialisasi dengan lebih baik. 

 

Mendidik anak menjadi dermawan

Anak yang diajarkan untuk peka pada teman, keluarga, dan dunia sehingga menumbuhkan nalurinya untuk membantu orang lain adalah ciri anak yang tidak manja. Ajarkan mereka untuk tidak memikirkan diri sendiri, misalnya melalui kegiatan gotong royong membersihkan taman kompleks, membantu keluarga yang kurang beruntung, dan menolong tetangga yang lanjut usia. Melalui kegiatan sederhana tersebut, anak-anak dapat membuat perbedaan pada hidup orang lain yang kurang beruntung

 

Tidak membiasakan anak dengan pujian “palsu” 

Penting memberi pengertian pada anak bahwa tidak semua hal dapat dicapai- tentu saat usianya sudah cukup memahami tentang pencapaian. Terkadang kegagalan adalah hal yang wajar, maka sebaiknya anak diajarkan untuk mengenal potensi dirinya dan tiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda. Pujian “palsu” yang dimaksud adalah pujian berlebihan yang membuat anak merasa seakan-akan dunia berputar disekelilingnya. Puji anak atas usaha yang mereka lakukan, apa pun hasilnya.

 

Mengajarkan anak tata krama

Mengajarkan tata krama dapat mengembangkan kemampuan sosial anak. Tak hanya mengucapkan terima kasih, contoh lain misalnya, mengucapkan tolong, berbicara dengan sopan, bersikap sportif, sopan ketika makan, menyapa orang dengan ramah. 

 

Mengajarkan anak nilai uang

Saat si Kecil berusia enam tahun ke atas atau usia sekolah, ini merupakan saat yang tepat untuk mengajarkannya tentang uang. Orangtua dapat mengajarkan kebiasaan menabung dan mengatur uang jajannya, sehingga seiring anak menjadi dewasa, mereka dapat memutuskan keuangan mereka sendiri, misalnya mana yang prioritas untuk dibeli, dan yang terpenting tidak boros.