Hi Moms. Punya kesulitan mengajari anak untuk sikat gigi sendiri? Sepertinya itu jadi masalah banyak orangtua, ya. Pada  kesempatan ini, saya akan membagikan pengalaman kami ketika mengajari anak pertama, Syaahidah sikat gigi. 

Cara-cara ini mungkin bisa Moms praktikkan untuk mengajari si Kecil sikat gigi sendiri : 

Beri contoh

Tugas pertama kami sebagai orangtua adalah memberi contoh, tidak hanya menyuruhnya untuk menyikat gigi. Nah, salah satu caranya adalah mengajak Syaahidah sikat gigi bersama,  dan dia sangat senang. Dengan cara ini dia akan merekam untuk kemudian meniru seperti apa yang kami contohkan. 

Sounding 

Seperti yang Moms ketahui, bahwa sounding ini memiliki manfaat yang luar biasa bagi kehidupan seseorang. Sounding adalah mengatakan hal yang sama secara berulang. Bisa diterapkan ketika kita akan menyampaikan nilai-nilai yang harus dipahami dan dipraktikkan anak, termasuk sikat gigi sendiri. 

Sounding yang paling menyenangkan bagi kami yaitu dengan bantuan buku. Sesering mungkin kami membacakan buku yang berjudul "Gigiku Sehat" untuknya. Dengan buku, Syaahidah lebih tertarik dengan aktivitas sikat gigi dan juga tidak merasa digurui. Tokoh-tokoh dalam buku tersebut terlebih dahulu mengajaknya untuk mengenal jenis-jenis gigi, pentingnya periksa ke dokter gigi secara rutin, makanan-makanan apa yang menyebabkan gigi diganggu oleh kuman, bagaimana kuman-kuman dengan mudah muncul dalam mulut, kemudian tujuan akhir yaitu cara menggosok gigi sendiri dengan benar. 

Mengajak dengan cara menyenangkan 

Karena ayah Syaahidah ini suka bermain peran, mulanya si ayah berpura-pura menjadi kambing misalnya. Kemudian ayah menyuruh Syaahidah naik di atas punggungnya. Setelah berhasil, ayah berdiri dan lari ke kamar mandi. Dan saya menyusul di belakang sambil pasang wajah menggoda. Dengan begitu, Syaahidah tertawa terbahak-bahak dan berteriak memecahkan suasana. Sesampainya di kamar mandi kami mendampinginya untuk sikat gigi sambil berkaca. Karena Syaahidah juga senang melakukan hal itu. Selesai ritual sikat gigi, kami kembali dengan cara yang sama. 

Libatkan Seluruh Anggota Keluarga 

Karena kami masih tinggal dengan mertua, mertua pun ikut andil dalam menjalankan peran ini. Mertua suka bercerita, "Dulu ayahmu pernah dapat juara 1 waktu masih kecil karena giginya putih dan bersih". Dengan semangat, kami menimpali, "Wah kalo mbak Syaahidah rajin sikat gigi nanti bisa dapat juara 1 kayak ayah dulu ya" Syaahidah terlihat senang mendengarnya. 

Mengajak Berempati 

Di usianya yang sekarang, ayah Syaahidah sering mengalami sakit gigi. Nah di saat seperti itu, ayah mengajaknya untuk berempati. "Loh ini giginya ayah sakit, ada lubangnya. Mbak Syaahidah yang rajin sikat gigi ya, biar ndak sakit gigi kayak ayah. Habis makan permen, ice cream sikat gigi dulu ya. Terus tidur" Syaahidah dengan cepat meminta ayahnya untuk membuka mulut dan bertanya, "Mana yah yang sakit" sambil mengelus pipi ayah. 

Memilih Sikat Gigi dan Pasta Gigi Kesukaan

Anak akan merasa dihargai ketika orang tuanya memberi kebebasan untuk memilih sesuai dengan keinginan anak. Syaahidah beberapa kali kami ajak untuk membeli dan memilih sendiri sikat gigi dan pasta gigi di sebuah toko. Tentunya kami memberikan saling tawar-menawar dengannya terlebih dahulu, memberi penjelasan mana saja yang boleh dipilih. Syaahidah tertarik memilih paket yang ada hadiah mainan kecil berupa mobil, terkadang karena warna sikat giginya dan juga gambar yang ada di tube pasta gigi. 

Begitu banyak yang kami lalui dalam proses mengajari Syaahidah sikat gigi, sampai pada akhirnya dia yang meminta untuk sikat gigi sendiri dan terkadang tidak mau dibantu. Semoga apa yang saya bagi bisa bermanfaat untuk Moms. Terimakasih telah menyempatkan untuk membaca.