Umumnya orangtua akan melakukan yang terbaik untuk memberikan apa yang menjadi kebutuhan anak-anaknya untuk menjadi individu yang bahagia dan sehat. Sayangnya, secara tak sadar, ada perlakuan tertentu orangtua pada anak yang menyebabkan emosi dan mental anak terganggu,  yang akan terlihat dampaknya di kemudian hari. Inilah yang disebut toxic parents. Maka, sebelum terlambat, ada baiknya Moms refleksi diri melalui tanda-tanda toxic parents berikut:

Tidak memberikan afirmasi dan rasa aman

Beberapa orang percaya bahwa menunjukkan cinta dengan ketegasan adalah cara yang tepat untuk mempersiapkan anak di masa depan. Walau tujuannya benar, namun cara ini bukan pendekatan utama dan satu-satunya cara dalam mendidik anak. Anak-anak yang tumbuh tanpa kecukupan akan afirmasi dan rasa aman,  justru dapat berpengaruh pada rasa percaya diri anak,  terutama terkait kegagalan dan penolakan. Maka, sebaiknya Moms memastikan sudah menunjukkan rasa cinta yang cukup pada anak.

Mengkritik berlebihan

Salah satu peran orangtua adalah mengajarkan anak melakukan sesuatu. Namun, ketika Moms terlalu mengkritik anak tanpa membebaskannya untuk berekspresi, justru membuatnya terlalu kritis pada diri sendiri di masa depan. 

Tidak membolehkan anak mengekspresikan emosi negatif

Orangtua yang tidak mengakomodasi kebutuhan emosional anak, bahkan menganggap remeh emosi negatif mereka,  akan membuat anak tidak mampu mengekspresikan kebutuhan dirinya di masa depan. Cara ini juga tidak membantu anak melihat sisi positif dari segala situasi. Pada situasi yang lebih parah, anak dapat mengalami depresi dan kesulitan mengelola perasaan negatif saat dewasa.

Menakutkan bagi anak

Menghormati dan merasa takut adalah hal yang berbeda, Moms. Anak yang merasa dicintai, didukung, dan “terkoneksi” dengan Moms cenderung tumbuh bahagia saat dewasa. Sebaliknya, anak yang tumbuh dalam rasa takut akan membuatnya menjadi tidak percaya diri. Dalam mendidik anak, tentu dibutuhkan juga kedisiplinan, namun gunakan tindakan dan perkataan yang baik, positif dan tidak melukai hati anak. Dengan begitu, anak akan menghargai orangtua tanpa rasa takut. 

Mengontrol dengan rasa bersalah dan uang

Setiap anak pernah mengalami dibuat merasa bersalah oleh orangtua, namun toxic parents menggunakan cara ini terus-menerus. Terutama ketika anak masih bergantung pada Moms, toxic parents akan menggunakannya untuk mendapatkan yang ia inginkan dari anak dengan alasan telah memberikan “segalanya”, misalnya biaya pengasuhan dan pendidikan, pada anak. Moms yang sehat paham bahwa anak-anak tidak berutang apa pun pada orangtuanya.

Menghukum dengan mengabaikan

Mungkin sulit untuk berbicara dengan seseorang ketika Moms sedang marah, tetapi mendiamkan anak adalah perbuatan yang tidak baik dan kekanakan. Sifat pasif-agresif ini melukai jenis hubungan apa pun dan membuat pihak penerima, dalam hal ini anak, merasa terdesak untuk memperbaiki situasi, bahkan ketika anak tidak melakukan kesalahan. Jika Moms terlalu marah untuk melakukan percakapan dengan tenang dan rasional, sebaiknya pergi menenangkan diri terlebih dahulu daripada mendiamkan anak.

Menuntut perhatian dari anak

Terkadang perbuatan satu ini tidak disadari disadari karena tampak seperti “kegiatan bonding” antara orangtua dan anak.  Namun jika kegiatan ini tidak membuat anak merasa nyaman, justru merasa dituntut menghabiskan waktu dan energi, inilah yang disebut perlakuan toxic. Orangtua yang sehat tahu kapan anak-anak membutuhkan ruang dan waktu untuknya tumbuh dan berkembang,  tanpa menuntut mereka untuk terus berinteraksi menyesuaikan kebutuhan Moms.