Makrosomia adalah istilah yang menggambarkan bayi dengan berat lahir lebih besar dari usia gestasinya, yaitu jumlah minggu di dalam rahim. Rata-rata berat bayi saat lahir berada pada rentang 2,5 kg – 4 kg, namun bayi yang dikategorikan makrosomia memiliki berat lebih dari 4 kg. Lalu apakah makrosomia berbahaya bagi bayi atau Moms?

Makrosomia dapat menyebabkan proses persalinan sedikit sulit dan meningkatkan risiko persalinan Caesar. Bayi makrosomia juga cenderung memiliki masalah kesehatan, seperti obesitas dan diabetes di kemudian hari. 

Risiko makrosomia 

Sekitar 9 persen bayi di dunia lahir dengan makrosomia. Penyebab kondisi ini, di antaranya diabetes dan/atau obesitas pada Moms, genetik, dan kondisi medis pada bayi.

Baca Juga : Cara Cegah Obesitas pada Anak

Sementara risiko bayi lahir dengan makrosomia semakin tinggi jika Moms menderita diabetes sebelum hamil atau mengalaminya selama kehamilan (diabetes gestasional), obesitas sebelum hamil, mengalami kenaikan berat badan yang signifikan, memiliki tekanan darah tinggi, pernah melahirkan bayi dengan makrosomia, bayi lahir lebih dari dua minggu dari due date, dan Moms berusia di atas 35 tahun.

Makrosomia dapat menyebabkan beberapa masalah selama persalinan, misalnya bahu bayi tersangkut di jalan lahir, tulang selangka atau tulang lain bayi retak, persalinan membutuhkan waktu yang lebih lama dari persalinan bayi normal. Juga persalinan membutuhkan forceps, yaitu alat untuk membantu mengeluarkan bayi, atau prosedur vakum, kemungkinan prosedur Caesar, hingga bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

Setelah lahir pun, makrosomia dapat menyebabkan beberapa komplikasi pada bayi, yaitu kadar gula darah lebih rendah dari kadar normal saat lahir, obesitas, dan sindrom metabolik, yaitu sekumpulan gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, meningkatnya tekanan darah, tingginya kadar gula darah, berlebihnya lemak tubuh di sekitar pinggang, dan tidak normalnya kadar kolesterol tubuh. 

Selama kehamilan, Moms disarankan untuk menjaga kehamilan yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga dan mengonsumsi makanan rendah glikemik (karbohidrat yang membutuhkan waktu lama untuk dipecah menjadi glukosa sehingga kadar gula darah hanya sedikit mengalami peningkatan) selama kehamilan dapat menurunkan risiko kelahiran bayi makrosomia.

Cegah makrosomia

Hal-hal lain yang dapat Moms lakukan untuk menjaga kehamilan dan mencegah makrosomia adalah sebagai berikut.

1. Menjadwalkan konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum merencanakan kehamilan

Sebelum merencanakan kehamilan, sebaiknya Moms konsultasikan kondisi kesehatan dengan layanan kesehatan terkait. Jika Moms mengalami obesitas, temui ahlinya yang dapat membantu Moms mencapai berat badan yang sehat sebelum hamil

2. Memonitor berat badan selama kehamilan

Jika sebelum hamil Moms memiliki berat badan normal, mengalami kenaikan berat badan yang sehat selama kehamilan, sekitar 11 hingga 16 kg, mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil. Pada Moms yang memiliki berat badan di atas normal direkomendasikan untuk mengalami kenaikan berat badan lebih rendah dari 11 – 16 kg saat hamil. Agar lebih akurat, sebaiknya Moms konsultasikan pada layanan kesehatan.

3. Mengontrol diabetes

Jika Moms mengalami diabetes sebelum hamil, atau mendapatkannya saat hamil, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk mengontrol kadar gula darah, ini merupakan cara terbaik untuk mencegah komplikasi, termasuk makrosomia.

4. Aktif 

Saat hamil, penting untuk tetap aktif secara fisik. Olahraga teratur selama kehamilan dapat memperbaiki postur tubuh dan mengurangi ketidaknyamanan, seperti sakit punggung dan kelelahan. Aktivitas fisik terbukti dapat mencegah diabetes gestasional (diabetes yang berkembang selama kehamilan), menghilangkan stres, dan menyiapkan stamina yang dibutuhkan untuk persalinan. Pastikan untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga yang aman untuk kehamilan ya, Moms.

Baca Juga : 7 Olahraga yang Aman untuk Bumil di Setiap Trimester