Memiliki anak kembar umumnya dikaitkan dengan riwayat keluarga yang sebelumnya memiliki kelahiran kembar juga. Namun, faktor tersebut bukanlah satu-satunya penyebab kehamilan kembar, Moms. 

Kembar dapat terjadi melalui dua kemungkinan, yaitu ketika dua sel telur yang berbeda dibuahi secara bersamaan, atau ketika satu sel telur yang dibuahi membelah menjadi dua embrio. Kondisi pertama menghasilkan bayi kembar fraternal, yaitu kembar tidak identik. Sementara kondisi kedua, melahirkan bayi kembar identik.

Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan melahirkan anak kembar, yaitu usia Moms, riwayat keluarga kembar, dan menjalani perawatan kesuburan. Menurut Office on Women’s Health, Moms yang berusia lebih dari 30 tahun berkemungkinan lebih tinggi hamil kembar, sebab pada usia tersebut Moms cenderung melepaskan lebih dari satu telur selama siklus reproduksi dibanding perempuan yang lebih muda. 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kelahiran kembar meningkat hampir dua kali lipat selama 40 tahun terakhir. Sejak 1980, angka kelahiran anak kembar meningkat lebih dari 75 persen. Peningkatan yang signifikan ini seiring dengan meningkatnya penggunaan perawatan kesuburan, dan lebih banyak Moms yang memilih untuk hamil di usia yang lebih tua. 

Berhasil Mendapatkan Bayi Kembar Setelah Dua Kali Promil

Selama hamil, kehamilan kembar pun dapat terdeteksi dengan gejalanya, tentu saja selain faktor yang memperkuat kemungkinan kehamilan kembar di atas.

Berkali-kali Lipat Gejala Hamil Biasa

Gejala selama hamil memang bervariasi, Moms, mulai dari mual, mengidam, kelelahan, sering buang air kecil, dan seterusnya. Beberapa Moms yang hamil kembar melaporkan gejala yang sama seperti Moms hamil lainnya, termasuk nyeri payudara, yang intensif. 

Terjadi Peningkatan Level hCG atau AFP

Pada kehamilan awal, dokter atau bidan mungkin akan mengecek kadar hCG (human chorionic gonadotropin), yaitu hormon yang diproduksi selama kehamilan. Jika kadarnya tinggi, dapat mengindikasikan kehamilan kembar. Sementara screening AFP (Alphafetoprotein) dilakukan pada akhir masa kehamilan dengan tujuan untuk mengecek kecenderungan kelainan kromosom atau cacat lahir. Hasil AFP yang tinggi bisa disebabkan oleh kehadiran bayi kembar di rahim, Moms.

Terasa Gerakan Janin Lebih Awal

Merasakan gerakan bayi bergerak di dalam perut merupakan momen yang paling menggembirakan, Moms. Biasanya, Moms dapat merasakan gerakan si Kecil di pertengahan kehamilan, antara usia 16 dan 25 minggu. Tidak sedikit Moms yang hamil kembar merasakan sensasi gerakan bayi lebih cepat dari rentang waktu tersebut, beberapa malah di trimester pertama. Ini dapat menjadi tanda bahwa di rahim Moms sedang berkembang lebih dari sepasang tangan dan kaki-kaki kecil.

Penambahan Berat Badan dengan Cepat

Kehamilan sudah tentu membuat berat badan Moms naik, terutama jika bayi yang dikandung lebih dari satu. Selain berdampak pada berat badan, rahim Moms juga akan meregang dan mengembang untuk menampung bayi “ekstra.” Dokter dan bidan akan memonitor pertambahan berat badan dan tinggi fundus, yaitu jarak dari puncak tulang panggul sampai ke bagian atas rahim Moms. Ukuran yang berlebih pada salah satunya dapat menandakan kehamilan kembar.

Baca Juga : Ciri-ciri Air Ketuban Tidak Normal