Dalam rangka hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh pada setiap 10 Oktober, coba Moms pelajari gejala tentang kesehatan mental yang terganggu. Jangan merasa malu atau tabu melakukannnya, Moms. 

Pasalnya, semakin dini diketahui, semakin banyak pilihan tindakan untuk membantu, Moms. Intervensi dini untuk gangguan mental atau jiwa juga dapat membantu mengurangi keparahan penyakit. Bahkan mungkin untuk menunda atau mencegah penyakit kejiwaan terjadi.

Baca Juga :Membangun Kesehatan Mental si Kecil sejak Dini

Jumlah meningkat

Bukan menakuti-nakuti nih, Moms,  penyakit jiwa muncul bukan pada usia lanjut. The American Psychiatric Association (APA) menyatakan:  Lima puluh persen penyakit mental dimulai pada usia 14 tahun, usia saat seorang anak baru meningkat remaja. Dan tiga perempatnya dimulai pada usia 24 tahun.

Dan, perlu Moms ketahui bahwa gangguan jiwa yang sering terjadi seperti skizofrenia atau gangguan bipolar jarang muncul tiba-tiba. Keluarga (Moms, Dads, anak atau saudara), teman, guru atau  individu sendiri bisa jadi mengenali perubahan kecil atau perasaan bahwa "ada sesuatu yang tidak beres" tentang pemikiran, perasaan atau perilaku diri sebelum penyakit muncul dalam bentuk yang lengkap.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat selama pandemi COVID-19, hingga Juni 2020, ada sebanyak 277 ribu kasus kesehatan jiwa di Indonesia. Jumlah kasus kesehatan jiwa itu mengalami peningkatan dibandingkan 2019 yang hanya 197 ribu orang. Ini berarti terjadi peningkatan sebesar hampir 41%!

Tanda & gejala gangguan jiwa

Semakin dini diketahui, semakin banyak pilihan tindakan untuk membantu invidu yang terkena gangguan jiwa.  Segera tindaklanjuti jika ada gejala yang diperkirakan sakit mental atau sakit jiwa juga harus dilakukan. 

Gangguan jiwa sama halnya penyakit fisik, Moms. Perlu perawatan yang rutin dari professional kesehatan mental. Dan diusahakan sedini mungkin untuk  mengurangi keparahan penyakit. Bahkan mungkin untuk menunda atau mencegah penyakit kejiwaan terjadi. Berikut tanda atau sinyal yang perlu Moms waspadai: 

  • Perubahan waktu tidur atau nafsu makan

Ini mencakup: Perubahan tidur dan nafsu makan yang drastis atau penurunan dalam perawatan pribadi

  • Perubahan suasana hati

Berupa pergeseran atau perubahan emosi atau perasaan tertekan yang cepat atau dramatis

  • Menarik diri

Biasanya menarik diri dari lingkungan sosial dan hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati

  • Penurunan fungsi

Terlihat terjadi penurunan fungsi yang tidak biasa, entah di sekolah, pekerjaan, atau aktivitas sosial. Misalnya berhenti berolahraga, gagal di sekolah, atau kesulitan melakukan tugas yang biasa.

  • Bermasalah dalam berpikir

Masalah ini menyangkut hal-hal seperti konsentrasi, ingatan atau pemikiran logis dan ucapan yang sulit dijelaskan.

  • Sensitivitas yang meningkat 

Kepekaan yang meningkat terhadap pemandangan, suara, bau atau sentuhan; menghindari situasi yang terlalu merangsang.

  • Apatis 

Kehilangan inisiatif atau keinginan untuk berpartisipasi dalam aktivitas apa pun.

  • Merasa terputus

Perasaan samar-samar atau rasa tidak nyata seolah-olah terputus dari diri sendiri atau lingkungannya.

  • Pemikiran tidak logis

Keyakinan yang tidak biasa atau berlebihan tentang kekuatan pribadi untuk memahami makna atau memengaruhi peristiwa. Dapat pula berupa pemikiran tidak logis atau ‘ajaib’ khas masa kanak-kanak padahal usia sudah masuk dewasa.

  • Gugup

Ini pun akhirnya menjadi merasa takut atau curiga terhadap orang lain atau perasaan gugup yang kuat.

  • Perilaku yang tidak biasa 

Melakukan hal-hal yang aneh, tidak seperti biasanya.

Bila Moms melihat dari anak, Dads atau Moms sendiri mengalami satu atau dua dari gejala tersebut di atas belum bisa dikatakan mengalami penyakit mental atau gangguan jiwa. Tapi, mungkin perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.

Tapi,  jika Moms atau anak atau Dads terlihat mengalami beberapa gejala di atas dalam satu waktu dan gejalanya menyebabkan masalah serius bagi kemampuan untuk belajar, bekerja atau berhubungan dengan orang lain,sudah seharusnya diperiksa oleh dokter atau profesional kesehatan jiwa. 

Menjadi lampu merah jika mulai ada  pikiran atau niat untuk bunuh diri, atau pikiran untuk menyakiti orang lain. Segera cari dokter atau bantuan profesonal untuk kesehatan jiwa.