Dalam hidup, mungkin saja Moms mengacaukan sesuatu atau menyakiti seseorang yang disayangi. Nah, apakah semua persoalan bisa dibereskan hanya dengan mengucapkan minta maaf? Terlebih terhadap orang yang Moms sayangi, seperti  terhadap suami atau anak-anak. 

Bahasa permintaan maaf mirip dengan konsep bahasa cinta. Satu-satunya perbedaan adalah: bahasa cinta merupakan cara mengungkapkan cinta kepada seseorang, sedangkan bahasa permintaan maaf merupakan cara meminta maaf dengan cara yang lebih efektif. 

Bahasa permintaan maaf menjadi populer ketika penulis buku laris Gary Chapman dan konselor Jennifer Thomas menulis tentangnya dalam buku mereka The Five Languages ​​of Apology with Jennifer Thomas. Menurut mereka, ada lima bahasa permintaan maaf, yakni: mengungkapkan penyesalan, menerima tanggung jawab, pertobatan yang tulus, membuat restitusi, meminta pengampunan. 

Bahasa permintaan maaf penting Moms pelajari, terutama untuk diterapkan bagi orang  yang Moms kasihi. Ini agar mereka bisa merasakan ketulusan Moms dalam meminta maaf. Bukan hanya sekadar kata-kata. Berikut penjelasannya:

Ekspresikan penyesalan

Yang ingin Moms katakan di sini adalah bahwa Moms menyesal telah menyakiti atau mengecewakan. Moms tidak boleh membiarkan kata "maaf" bekerja sendiri, karena ini sama artinya Moms tidak memvalidasi yang Moms lakukan itu salah. 

Penting juga untuk tidak menggunakan kata 'tetapi'. Sebagai gantinya, coba:

  • “Saya minta maaf karena telah mengatakan itu. Saya tahu seharusnya tidak melakukannya.”
  • “Maafkan aku yang tidak mempertimbangkan perasaanmu selama aku terus mengomel”

Menerima tanggung jawab

Ketika Moms merasa perlu untuk mengungkapkan penyesalan, dan mengatakan bahwa Moms menyesal, itu berarti Moms menyadari telah melakukan kesalahan. Mengambil tanggung jawab dengan kata-kata. Akui kesalahan. 

Mengakui kesalahan tidak membuat Moms kalah atau jadi tidak dianggap.  Jadi coba katakan:

  • Saya salah
  • Saya seharusnya datang lebih awal.

Membuat restitusi

Restitusi atau pemberian ganti rugi adalah ungkapan Moms yang ingin memberikan atau menawarkan sesuatu untuk dilakukan atau diberikan. Restitusi bisa Moms ajukan, selain juga meminta maaf. Tidak semua hal menyakiti atau mengecewakan yang Moms lakukan itu menuntut harus ada restitusi agar Moms mendapatkan ampunan. Tapi juga memungkinkan Moms tawarkan, maka berikan untuk lebih meredakan kekecewaan atau kemarahan. Namun, tawarkan restitusi yang mungkin Moms lakukan.

Misalnya, Moms coba katakan:

  • Mama  minta maaf karena tidak bisa ikut rapat bersama gurumu hari ini. Besok, mama akan menemui gurumu, sebelum berangkat bekerja.
  • Mama merasa tidak enak, bagaimana mama harus menebusnya?

Bertobat sejati

Ini berarti Moms benar-benar menyesal atas kelakuan atau perkataan Moms,  dan ingin mengubah perilaku tersebut. Kebanyakan orang memang menginginkan permintaan maaf jangan hanya diucapkan di bibir. Namun, dibuktikan tindakan. Perubahan perilaku inilah yang membuktikan betapa tulusnya permintaan maaf Moms,  dan Moms benar-benar ingin menjadi lebih baik. 

Coba katakan:

  • Bisakah kita membuat rencana agar aku bisa berhenti melakukan ini?
  • Bisakah kita membicarakan ini, please…?

Meminta pengampunan

Bahasa permintaan maaf kelima adalah bahasa yang mengungkapkan untuk meminta pengampunan secara langsung kepada pihak yang telah tersakiti atau dikecewakan. Setelah mengungkapkan ini permintaan maaf mungkin bisa langsung diterima sebagai permintaan maaf yang tulus. Tetapi, bisa jadi ada yang membutuhkan waktu untuk menjawabnya,  membutuhkan Moms melakukan restitusi atau cara lain agar semuanya kembali normal. 

Coba katakan:

  • “Maukah kamu  memaafkan saya?”
  • Saya benar-benar minta maaf. Bisakah kita melewati ini?”

Ucapkan semua hal di atas dengan kata-kata yang Moms keluarkan dari hati, penuh ketulusan. Bersabarlah pula bila permintaan maaf Moms tidak segera mendapatkan tanggapan yang positif. Terpenting Moms sudah memberikan permintaan maaf yang jujur dan tulus. 

Baca Juga :Mengajarkan 3 Kata Ajaib: Terimakasih, Tolong, Maaf