Kesibukan di pagi hari saat anak bersekolah seringkali sangat heboh ya, Moms. Bahkan di masa pandemi ini pun sebenarnya banyak Moms dibuat kerepotan. 

Masalahnya di waktu yang sama juga Dads akan berangkat bekerja, Moms pun juga bisa jadi masuk kerja. Seperti dentang bel sekolah, melakukan finger print di kantor pun harus tepat waktu. 

Keributan tak jarang pecah di pagi hari. Mulai dari memastikan si Kecil bangun pagi dan segera mandi dan berpakaian, menyiapkan sarapan keluarga dan memastikan si Kecil sarapan dengan baik. Teriakan dan omelan Moms bisa jadi dijawab dengan suara keras atau bisa jadi tangisan memeriahkan suasana pagi. Ini semua agar si Kecil tepat waktu ke sekolah dan tidak ada barang yang ketinggalan. 

Ingin suasana pagi di hari sekolah yang damai? Contek kiat-kiat berikut ini.

Buat daftar tugas

Buat daftar berbagai hal yang perlu dilakukan di pagi hari sehingga semua orang jelas melihatnya. Beberapa cara: 

  • Tuliskan di papan putih untuk berbagai hal yang harus dilakukan masing-masing.
  • Dibuat artistik dengan menggambarnya di selembar kertas besar dengan warna pelangi

Bentuk tulisan, bagan atau gambar atau berbagai cara kreatif lainnya bisa dilakukan. Terpenting informasi jelas bagi setiap anak dan Dads untuk melakukan ‘tugasnya di pagi hari. Ini efektif meminimalkan omelan, Moms.

Persiapkan malam sebelumnya

Harus buru-buru berangkat, lalu ada yang ketinggalan barang penting adalah insiden yang sangat mengesalkan di pagi hari ya, Moms.  Jadi, kenapa tidak semuanya disiapkan sejak malam? Ini termasuk memastikan anak tidur lebih awal, buku-buku tugas dan pakaian sekolah (termasuk kaus kaki) dan peralatan sekolah lainnya. 

Moms sendiri pun bisa mengerjakan persiapan sarapan atau bekal makan siang sejak malam.  Seperti memotong-motong bahan masakan, mengeluarkan daging atau ikan yang akan dimasak dari freezer, sehingga semuanya tinggal dimasak cepat saat pagi menjelang,

Tentunya libatkan anak dalam persiapan ini, Moms. Cek persiapan yang dilakukannya. Minta si Kecil menaruh semuanya di sudut kamar atau depan pintu kamar, sehingga besok tinggal diambil dan berangkat. 

Biarkan tidur dengan seragamnya

Moms Diana seorang perawat yang harus keluar rumah pagi-pagi sekali untuk bertugas di sebuah rumah sakit. Begitu pula suaminya, Dads Andi. Ia seorang guru di sebuah SMU.  “Stres rasanya menunggu si kecil selesai mandi dan berpakaian. Susah payah pula membangunkannya,” keluh Moms Diana. 

Akhirnya Moms Diana memandikan anaknya sebelum tidur, dan memakaikan si kecil baju kaos dalam dan celana sekolahnya. Keesokan hari, anaknya tinggal mencuci muka,  sarapan, menggosok gigi. Sebagian kerepotan untuk mandi dan berpakaian sudah di-cut. “Toh, anak tidur dengan AC. Jadi tidak keringatan,” ujarnya.

Apresiasi kelakuan yang baik

Betapa pun hebohnya pagi hari ini Moms tetap coba berikan penghargaan untuk si Kecil yang berlaku kooperatif. Misalnya, pujilah si Kecil jika dia bangun sendiri dan tepat waktu, memakai baju sendiri, dan menghabiskan sarapannya dengan cepat. Reward positif ini bisa mendorong  untuk berkelakuan lebih baik, Moms. 

Bereksperimen dengan pengatur waktu

Ini bisa dilakukan kepada si Kecil yang sudah mengerti konsep tentang waktu. Moms bisa menanyakan kepada anak untuk seberapa lama mereka bisa menyiapkan diri dan jam ia bisa siap berangkat. Beri peringatan 10 menit sebelum menyatakan: “Kita harus pergi sekarang!”

Ceriakan dengan musik

Seperti orang dewasa, anak-anak pun ada yang bukan manusia pagi hari. Baginya, bangun pagi hari, segera bergegas pergi, akan terasa berat. 

Untuk meringankan hati, cobalah putar lagu favoritnya,   Lagu-lagu kesukaan anak akan memotivasi untuk membangunkan si kecil dan bergerak di pagi hari. 

Beberapa orang tua lain, ada yang memilih memutarkan lagu atau ayat suci yang menenangkan. Apa pun pilihannya, buatlah si Kecil merasa nyaman mendengarkan.

Gunakan hadiah? Boleh saja…

Moms Rayana mengizinkan si Kecil bermain dengan iPad dalam perjalanan ke sekolah, jika si kecilnya tidak membuat  ‘keributan’ di pagi hari, dan masuk ke mobil tepat pada waktu untuk berangkat sekolah. “Si kecil lumayan termotivasi. Karena, dia saya batasi untuk main iPad. Jadi, baginya ini kesempatan yang tidak boleh dilewatkan,” kata Moms Rayana.

Orang tua lain menggunakan sistem poin atau grafik yang dapat diuangkan oleh anak-anak untuk hadiah, seperti menonton film di malam hari atau mainan kecil yang mereka incar. 

Jujurlah jika butuh bantuan

Faktanya, pagi hari yang berjalan dalam di hari-hari sekolah ini tidak akan terjadi jika hanya Moms yang mengusahakannya. Minta bantuan Dads, misalnya untuk mengawasi dan membantu anak mandi dengan bersih dan memakai bajunya dengan rapi. Sementara Moms bisa menyiapkan sarapan atau bekal sekolah.

Jujurlah pula kepada anak, bahwa Moms juga butuh bantuannya agar semua berjalan sesuai jadwal. Daripada menyalahkan anak-anak karena terlambat bangun, mandi terlalu lama dan sebagainya,  lebih baik jujur katakan Moms kewalahan di pagi hari. Moms juga harus tepat waktu tiba di kantor. Jika tidak, seperti saat mereka terlambat sekolah, Moms juga akan mendapat ‘hukuman’ jika terlambat masuk kerja. 

Jika setelah  melakukan hal-hal di atas, si kecil masih saja terlihat malas dan mengacau di pagi hari, Moms jangan terus menerus memarahinya. Coba Moms introspeksi: apakah hal-hal yang Moms minta si kecil lakukan untuk pagir hari yang damai itu sudah sesuai kemampuan yang bisa dilakukan anak?

Jangan-jangan si Kecil mengacaukan situasi ini karena ia belum memiliki keterampilan melakukannya dengan baik. Misalnya, memakai baju atau sepatu sendiri, atau mengorganisasikan diri seperti menyiapkan peralatan sekolahnya.

Baca Juga : Aktivitas Seru dan Mendidik di Rumah