Bila ingin merencanakan kehamilan, atau sebaliknya mencegah kehamilan, Moms perlu mengetahui kapan masa ovulasi terjadi

Ovulasi  adalah proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium atau indung telur ke tuba falopi untuk dibuahi di dalam rahim. Simak beberapa penjelasan penting tentang ovulasi.

Kapan ovulasi terjadi? 

Umumnya, ovulasi diperkirakan terjadi sekitar dua minggu dari awal periode menstruasi terakhir. Tapi beberapa wanita ada yang memiliki ovulasi dini, yaitu pada hari ke-6 atau ke-7 setelah menstruas. Dan, ada yang pula yang lambat, yakni pada hari ke-19 atau ke-20 setelah menstruasi. 

Hari ovulasi bergeser lebih awal atau lebih lambat, tergantung pada berapa lama siklus wanita. Seorang wanita sehat dengan kesuburan yang baik dapat memiliki siklus paling singkat 21 hari atau selama 35 hari. 

Perlu Moms ketahui,  masa subur seorang wanita itu berlangsung dari hari-hari menjelang dan setelah ovulasi, karena sperma dapat hidup hingga lima hari di dalam tubuh wanita

Ovulasi bisa terjadi dari kedua ovarium

Wanita memiliki dua ovarium atau indung telur, sisi kiri dan kanan, Moms.  Pada setiap bulan, -rata-rata mengeluarkan satu telur, tapi pengelurannya tidak selalu bergantian. Bisa saja terjadi hanya satu bagian indung telur yang sering mengeluarkan, Itu sebabnya, Moms mungkin merasakan ketidaknyamanan saat ovulasi hanya sering pada satu sisi saja perut bagian bawah saja,

Ovarium yang melepaskan sel telur adalah ovarium yang memiliki folikel (berisi sel telur yang sedang berkembang, atau oosit) yang mencapai tahap akhir kematangan. Pada awal siklus Moms, beberapa folikel di setiap ovarium mulai berkembang. Tapi, hanya satu (atau dua) yang akan berhasil melewati tahap perkembangan hingga ovulasi. Ketika lebih dari satu folikel melepaskan sel telur, begitulah cara Moms hamil kembar non-identik.

Tanda-tanda ovulasi 

Ada banyak cara untuk melacak atau mencoba mendeteksi ovulasi, mulai dari grafik suhu tubuh basal (BBT) hingga pengamatan lendir serviks, hingga tes prediksi ovulasi, dan banyak lagi. Tapi terkadang tanda-tanda ini tidak selalu jelas, Moms.

Bagi beberapa wanita, pencatatan suhu tubuh basal tidak akan berhasil. Mungkin karena jadwal tidur yag tidak teratur, atau tidak dapat mengingat untuk mengukur dan mencatat suhu tubuh secara konsisten setiap pagi.

Untuk pelacakan lendir serviks pun bagi beberapa wanita masih bingung: apakah lendir serviks dirinya ‘berkualitas subur’. Umumnya, saat sel telur sedang bersiap untuk dibuahi, lendir serviks memiliki tekstur yang lebih elastis, transparan atau sedikit keputihan, dan licin, seperti putih telur.

Penelitian menunjukkan nyeri ovulasi dapat dirasakan pada hari yang sama dengan puncak hormon luteinizing (LH). Ini adalah petunjuk hormon ovulasi yang digunakan untuk mendeteksi hari-hari paling subur bagi Moms. 

Paling mudah, Moms melakukan dengan alat tes ovulasi. Tapi pelajari cara membacanya dengan benar ya… 

Ovulasi untuk perencanaan kehamilan

Bila Moms ingin segera hamil, melacak waktu ovulasi sangat penting untuk terjadinya kehamilan. Nyatanya, dibutuhkan lebih dari sekadar sel telur untuk hamil. Misalnya: 

  • Jalur menuju telur harus lancar. Jika saluran tuba tersumbat, kehamilan tidak dapat terjadi. 
  • Juga, Moms membutuhkan sperma  yang lincah untuk kehamilan. Hamil bukan hanya tentang kesuburan wanita.

Penting juga untuk mengetahui bahwa infertilitas tidak selalu memiliki gejala yang jelas. Untuk beberapa masalah kesuburan (baik pada pria maupun wanita) tidak dapat dideteksi tanpa tes kesuburan. Misalnya, tanpa tes laboratorium, tidak mungkin diketahui air mani Dads memiliki cukup sel sperma untuk menjadi subur. 

Tanpa pemeriksaan dan tes juga sulit untuk diketahui bahwa saluran tuba Moms  tersumbat. Jadi, ovulasi hanyalah salah satu bagian dari teka-teki kesuburan.

Benarkah untuk hamil harus melakukan hubungan intim sebelum ovulasi?

Jika ingin hamil, Moms harus berhubungan seks sebelum berovulasi. Seks dalam dua hari sebelum ovulasi kemungkinan besar membantu Moms hamil. Sekilas, tampaknya masuk akal bahwa telur harus ada sebelum diserbu sperma. Namun, bukan itu cara kerjanya.

Pertama-tama, sperma dapat bertahan hidup di saluran reproduksi wanita hingga enam hari, Moms. Sperma akan mati seiring berjalannya hari. Jadi, semakin dekat masa ovulasi Moms melakukan hubungan intim, maka makin baik kemungkinannya. Tetapi, tidak perlu sperma harus sampai di sana benar-benar pada saat ovulasi.

Kedua, dan ini bisa menjadi alasan paling penting, telur memiliki waktu hidup lebih singkat. Jika sel sperma tidak membuahi sel telur dalam waktu 12 hingga 24 jam setelah dilepaskan dari ovarium, kehamilan tidak dapat terjadi.

Nah, bila mempertimbangkan jendela kelangsungan hidup sel telur yang singkat, maka perhitungan masa ovulasi ini penting. Dan untuk tingkatkan kemingkinan hamil, lakukan pula setelah ovulasi. 

Baca Juga :Periode Haid Tiba-tiba Singkat? Ini Sebabnya