Lama periode haid dapat berubah-ubah tergantung pada banyak faktor, umumnya berlangsung selama 3 – 7 hari.  Namun, jika periode haid Moms tiba-tiba menjadi jauh lebih pendek, hingga 1 atau 2 hari, bisa jadi disebabkan kondisi medis tertentu.

Umumnya perubahan siklus haid merupakan tanda awal kehamilan, namun ada banyak kemungkinan penyebab lainnya, termasuk faktor gaya hidup, kontrasepsi, atau kondisi medis.

Siklus haid yang normal terjadi sekitar sekali setiap 28 hari, tetapi ini pun bervariasi tiap Moms. Beberapa Moms mengalami haid setiap 21 hari, sementara yang lain mengalami haid dengan jarak 35 hari.

Berikut adalah penyebab periode haid yang tiba-tiba singkat, menjadi 1 atau 2 hari:

Kehamilan

Ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim, bisa terjadi pendarahan implantasi. Jenis perdarahan ini biasanya lebih ringan dibandingkan haid dan berlangsung sebentar, sekitar 24 - 48 jam. Pendarahan implantasi biasanya terjadi sekitar 10 – 14 hari setelah pembuahan. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, pendarahan implantasi hanya terjadi pada sekitar 15 – 25 persen kehamilan.

Baca Juga: Flek Pada Kehamilan, Perlukah Kuatir?

Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di tuba falopi, ovarium, atau serviks, bukan di rahim. Salah satu tanda Moms mengalami kehamilan ektopik adalah pendarahan melalui vagina dan sakit panggul. Segera cari pertolongan medis jika Moms mengalami gejala kehamilan ektopik, yaitu sakit perut atau panggul yang parah, biasanya di satu sisi, pusing dan pingsan, pendarahan vagina yang tidak normal, dan tekanan pada rektum.

Baca Juga: Sulit Hamil Akibat Tuba Falopi Tersumbat

Moms sedang menyusui

Saat menyusui, Moms bisa mengalami haid yang terlambat atau periodenya lebih pendek. Hal ini disebabkan oleh prolaktin, yaitu hormon yang membantu memproduksi ASI, sekaligus mencegah terjadinya haid. Umumnya periode dan siklus normal akan kembali setelah 9 hingga 18 bulan bayi lahir.

Stres

Tingkat stres yang tinggi bisa memengaruhi hormon, Moms, dan ujungnya memengaruhi siklus haid. Jika Moms mengalami stres berat, siklus haid menjadi tidak teratur, lebih pendek atau lebih sedikit dibanding biasanya, bahkan bisa tidak haid sama sekali. Siklus haid akan kembali ketika stres sudah tertangani.

Berat badan turun drastis

Berat badan yang turun secara drastis, terutama akibat gangguan perilaku makan, seperti anoreksia nervosa atau bulimia nervosa, bisa mengakibatkan periode haid singkat, bahkan berhenti.

Olahraga berlebihan

Olahraga berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan jumlah energi yang dibakar dan nutrisi yang tubuh butuhkan, tubuh tidak akan memiliki cukup energi untuk menjaga semua sistem bekerja. Beberapa fungsi tubuh pun akan dialihkan, salah satunya reproduksi. Pada akhirnya, hipotalamus, salah satu bagian di otak akan memperlambat atau menghentikan pelepasan hormon yang mengontrol ovulasi.

Penyakit tiroid

Penyakit tiroid membuat tubuh Moms memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tiroid. Hormon ini memainkan peran penting dalam siklus haid, Moms. Jumlah yang tidak tepat membuat haid tidak teratur atau lebih singkat dari biasanya. Gejala lain penyakit tiroid umumnya kenaikan atau penurunan berat badan, masalah tidur atau kelelahan akut, dan detak jantung yang lebih cepat atau lebih lambat daripada biasanya.

PCOS

Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) adalah kondisi di mana Moms memiliki hormon androgen berlebihan sehingga mengganggu siklus haid. Akibatnya, haid Moms lebih sedikit dan lebih singkat, bahkan tidak haid. Penderita PCOS juga cenderung sulit hamil. 

Baca Juga: Bisakah Penderita PCOS Hamil?

Usia 

Haid yang tidak teratur juga bisa terjadi selama beberapa tahun pertama perempuan yang baru haid. Selain itu, pada Moms yang masuk fase perimenopause, yaitu 8 – 10 tahun sebelum menopause karena kadar estrogen mulai turun, inilah yang menyebabkan haid tidak teratur dan periodenya singkat.