Perilaku clingy berasal dari keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terpenuhi, baik itu secara emosional, fisik, spiritual, atau mental, Moms. Jika dibiarkan dapat mengganggu hubungan lho, Moms.

Menurut terapis pasangan, Beverley Andre, orang yang clingy mengalami ketakutan dan kecemasan, bahwa ia tidak akan bisa memenuhi kebutuhannya, sehingga ia berpegang teguh pada seseorang atau situasi untuk mencegah risiko ini terjadi.

Hobi menggelayuti pasangan seringkali bukan sikap yang tumbuh tiba-tiba, Moms. "Keterikatan berkembang pada masa bayi antara orang tua dan anak. Cara orang tua merespons anaknya memengaruhi gaya keterikatan," ujar Aparna Sagaram seorang terapis pasangan. 

Nah, jika seorang anak tidak yakin bagaimana reaksi orang tua atau orang tuanya tidak konsisten dalam memberi tanggapan, anak kemungkinan akan mengembangkan gaya keterikatan ini saat berhubungan dengan pasangan, Moms.  

Apakah Moms termasuk pribadi yang clingy? Jangan sedih dulu. Berita baiknya, perilaku clingy itu bisa diubah, Moms. Berikut beberapa cara mengatasinya:

1. Belajarlah untuk mengelola kecemasan sendiri

Langkah pertama adalah introspeksi diri. Perlu ada kesadaran dan mengakui bahwa Moms termasuk ke dalam kategori pribadi yang clingy.  Mungkin pengakuan ini tidak nyaman bagi diri sendiri. Tapi, ini langkah penting agar Moms dapat mulai memelihara hubungan dengan diri sendiri,  untuk mencapai keseimbangan yang tepat dan mengelola kecemasan  sendiri.

Bagaimana strategi mengatasi kecemasan?  Aparna merekomendasikan untuk mengelilingi diri Moms dengan orang-orang yang mengembangkan keterikatan dengan pasangan secara nyaman. Selanjutnya, cobalah untuk lebih terbuka mengungkapkan kebutuhan diri dalam hubungan ini. Lalu, coba percaya kepada pasangan ketika ia meyakinkan Moms. Tidak apa-apa untuk membutuhkan kepastian dari orang lain, tetapi belajarlah untuk menyakinkan diri sendiri juga," katanya.

2. Libatkan pasangan dalam prosesnya

Adalah langkah yang baik jika Moms melibatkan Dads dalam proses menghilangkan atau mengurangi sikap clingy

Moms bisa tanyakan kepada Dads bagaimana dia memahami perilaku Anda. Dads dapat memberikan pengamatan berharga untuk masalah yang mungkin tidak dapat Moms lihat.

3. Ambil risiko kecil untuk membangun kepercayaan

Untuk langkah ini, Moms perlu memperjelas dulu tentang hubungan seperti apa yang tidak membuat Moms cemas. Biarkan Dads mengetahuinya.  Lalu bangunlah kepercayaan pasangan akan membantu Moms. 

Aparna menyarankan untuk memulai membangun kepercayaan ini  dari situasi berisiko rendah. Cara ini juga membantu untuk menyatakan kepada Dads bahwa Moms khawatir tentang reaksinya jika Moms mengungkapkan kebutuhan. Jika Dads memang pasangan sejati, dia akan membantu  Moms merasa aman secara emosional dalam suatu hubungan.

4. Bantuan terapis

Jika kesungguhan sikap Dads belum bisa menyakinakan Moms untuk melepaskan sikap clingy terhadapnya, tak ada salahnya Moms mendapatkan bantuan profesional. "Ini mungkin pertanda bahwa ‘luka’ perlekatan mungkin lebih dalam daripada yang bisa ditenangkan oleh pasangan."

Terapi dapat membantu menginterogasi akar ketakutan Moms. Berguna juga membangun kembali kepercayaan, dan mengarah pada hubungan yang lebih sehat yang memungkinkan Moms  belajar berkomunikasi secara jujur ​​dengan diri sendiri dan orang lain, khususnya Dads.

Pada akhirnya, Moms yang clingy perlu mengingat bahwa  cinta sejati itu mengilhami ketenangan, bukan kecemasan. Jadi, cobalah belajar memercayai pasangan dan bersikap mandiri dalam hubungan bersama Dads. 

Baca Juga :Cek dan Hindari Perilaku Clingy dalam Hubungan