Sewaktu masa pacaran dulu, jika Moms berulang kali ingin meminta Dads mengungkapkan rasa cinta, sering menelpon, mungkin suatu sikap manja yang romantis. Wajarlah jika pasangan yang mencintai ingin selalu berdekatan. Inginnya selalu bersama. 

Tapi, jika terus menerus ingin diyakinkan cintanya dan  maunya menempel seperti perangko, hati-hati, lho…. Moms bisa terjebak dalam perilaku clingy

Clingy adalah kemelekatan, ketergantungan. Dalam kaitan relationship, istilah clingy   digunakan untuk menggambarkan seseorang yang membutuhkan kepastian dari pasangannya secara terus menerus, bahkan menjadi perilaku kompulsif.  Moms misalnya meminta Dads berjanji berulang kali setia dan mencintai Moms. Bahkan setelah Dads berusaha keras untuk menunjukkan cinta dan komitmennya, Moms yang clingy   tetap skeptis terhadap perasaan Dads.

Hati-hati nih, Moms, clingy bisa merusak sebuah hubungan. Parahnya, orang yang menunjukkan perilaku clingy seringkali tidak menyadari sikapnya itu telah ‘meneror’ pasangan dan membuat hubungan tidak nyaman.  Ini karena, Moms yang clingy lebih fokus menenangkan rasa tidak amannya sendiri ketimbang memikirkan perasaaan ketidaknyamanan Dads, misalnya akibat video call atau whatsapp dari Moms untuk mengeceknya.

Seperti apakah bentuk sikap yang clingy ?

1. Menuntut kepastian lagi dan lagi

Bentuk  perilaku ini akan meminta kepastian terus-menerus, namun masih merasakan keraguan yang terus-menerus. Itu mungkin terdengar seperti:

"Aku tidak percaya kamu mencintaiku. Bagaimana kamu tahu bahwa kamu mencintaiku?"

"Apakah aku menarik? "

"Apa kamu yakin?"

"Apakah kamu tidak akan pernah meninggalkanku?"

"Aku tidak pantas untukmu."

"Aku sangat mencintaimu, aku akan melakukan apa saja untukmu. Maukah kamu melakukan sesuatu untukku?"

"Bisakah kamu memberitahuku lagi?"

Dads berulangkali mengungkapkan Moms adalah pasangan yang cintai, namuan berulang kali pula  Moms  ingin diyakinkan. Ini karena Moms tidak sepenuhnya mempercayainya. Moms mungkin mengajukan pertanyaan yang sama lagi beberapa minggu .

2. Mengharapkan komunikasi dan interaksi yang konstan

"Ada kebutuhan untuk mengetahui apa yang pasangan lakukan terus-menerus," kata Beverley Andre, seorang terapis pasangan. 

Moms mungkin membombardir Dads dengan teks, email, chat dan video call sepanjang hari saat tidak bersama. Moms akan panik jika  tidak mendapat respons cukup cepat.

Bentuk lain: Moms akan rela menyampingkan aktivitas dan hobi favorit demi menemani pasangan, dan Moms mengharapkan dipuji sewaktu berkumpul dengan teman-teman Dads. Atau mungkin diam-diam berharap Dads akan membatalkan rencana dengan teman-temannya  untuk menghabiskan lebih banyak waktu berduaan dengan Moms.

Setiap upaya Dads untuk menjalani hidup di luar hubungan bersama Moms, dapat disalahartikan sebagai pengabaian atau menarik diri dari Moms. Akibatnya Moms melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan lebih banyak keintiman dan meminta waktu Dads lebih banyak. Jika ini berlangsung terus menerus, pada akhirnya Dads akan merasa Lelah dan kesal, Moms. Dads akan merasa digunakan sebagai penopang kesejahteraan emosional Moms.

3. Kewaspadaan dan pengawasan yang berlebihan

Perilaku ini muncul dalam bentuk memeriksa media sosial pasangan, meminta untuk membagikan kata sandi telepon karena Moms tidak mempercayai Dads. Yang terburuk, Moms mengintip chat atau menguping telepon Dads tanpa izinnya. Moms mungkin juga meminta Dads untuk berbagi lokasi dan terus memantau untuk memastikan keberadaaan Dads seperti yang dikatakannya.

Di lain waktu, Moms juga menguntit mantan Dads secara online, dan  memeriksa komentar, suka, dan pengikut mereka. 

4. Mengungkapkan kebutuhan secara tidak langsung

Moms yang clingy selalu ingin melekat dengan Dads. Akibatnya, Aparna Sagaram, seorang terapis pasangan melihat seseorang yang clingy kesulitan meminta apa yang ia butuhkan dalam suatu hubungan. 

Moms yang clingy akan khawatir mengemukakan kebutuhan untuk sendiri, akan memberatkan atau membuat Dads tidak suka, sehingga menjauhkan hubungan. Bagi pasangan sikap ini melelahkan. Karena terasa seperti bertele-tele, Moms.

5. Apa pun demi menyenangkan hati pasangan

Aparna menjelaskan seseorang yang menunjukkan perilaku clingy akan sangat memperhatikan suasana hati dan perilaku pasangannya dan akan menyesuaikan diri untuk meredakan ketegangan. 

Seperti bunglon,  Moms mengubah pikiran, keinginan, maupun kepribadian, sesuai dengan gambaran yang diperkirakan disukai Dads. Moms melakukan ini agar lebih dicintai. Moms tidak memercayai kepribadian Moms yang apa adanya akan cukup baik bagi Dads. 

6. Keengganan memberi ruang

Saat bersama, Moms benar-benar ingin ‘melekat’ dan menjadi sangat dekat melalui pelukan dan banyak ciuman. Kedengarannya luar biasa dalam teori. Dan menjadi ideal dalam novel romantis.

Dalam praktiknya, perilaku ini bisa terasa mencekik bagi Dads lho, Moms. Menurut Beverley, perilaku ini  membuat hampir tidak ada batasan dan ruang fisik,  bahkan jika pasangan mengungkapkan ketidaknyamanannya.

7. Curiga dengan orang-orang di sekitar pasangan

Orang yang clingy juga mudah merasa terancam oleh teman atau kenalan pasangannya. 

Apa yang dicurigai? Mereka mencurigai orang-orang dalam hidup pasanganya. Jangan-jangan Dads akan tertarik dengan rekan kerjanya, sahabat masa kecilnya, atau bahkan kasir baru di kafe yang sering Moms berdua kunjungi. Tidak peduli siapa pun itu,  tetap ada perasaan ancaman nyata dari orang-orang di sekitar Dads.

8. Mengontrol tingkah laku

Sikap kemelekatan dan ketergantungan pada pasangan ini dapat berubah menjadi perilaku yang mengendalikan jika rasa kekuasaan dan keinginan untuk menang ikut bermain. 

Apa cirinya? Moms mungkin ingin Dads memenuhi harapan atau melakukan hal tertentu. Jika tidak terpenuhi, Moms akan berpikir bahwa Dads tidak mewujudkannya karena ia tidak cukup mencintai Moms. Orang yang clingy percaya bahwa ia memiliki semua hak dan wewenang untuk mendikte banyak aspek dalam kehidupan pasangannya.

9. Pasangan menarik diri

Sebenarnya, Moms juga dapat melihat kepada  Dads untuk tanda-tanda bahwa Moms telah  berperilaku clingy . Biasanya ini terlihat sewaktu Dads mulai menarik diri secara emosional dan fisik. Ini disebut siklus mengejar dan menarik. Semakin banyak upaya Moms untuk terhubung dengan pasangan Dads, semakin keras pula usaha Dads untuk menarik diri. 

Bersikap clingy , merasa tergantung dan ingin selalu bersama dengan pasangan,  sebenarnya ada bagusnya untuk sebuah hubungan. Tapi kenali batasan agar Moms tidak menjadi monster peneror dalam hubungan bersama Dads. 

Baca Juga :Tanda-tanda Hubungan yang Toksik