Mulai usia 12 bulan, bayi Moms secara resmi dianggap balita. Dan siap atau tidak, segalanya akan berubah setelah pesta kue ulang tahun pertama yang Moms rayakan dengan epik.

Rentang usia batita adalah antara 12 hingga 36 bulan. Di masa ini bayi mengalami beberapa perubahan, Moms. Yuk, simak apa saja perubahan si Kecil: 

Selera berpakaian

Saat bayi: Si Kecil ini dengan senang hati Moms baluri dengan minyak telon, taburi bedak serta pakaian yang lucu-lucu warna warni (menurut Moms). Bahkan ia tak menolak, bila Moms menambahkan aksesori bando pita yang manis setiap pakainnya. 

Mulai batita:  Si Kecil mulai berontak ketika dipakaikan pakaian yang Moms pilih. Bahkan tak jarang Moms harus mengejarnya mengenakan celana dan baju. 

Mengapa ini terjadi? 

Moms ini bukannya karena si Kecil yang batita ini ogah memakai baju lagi. Atau, menganggap Moms kurang punya selera mode untuk memilih pakaian baginya. Ini terjadi karena si Kecil yang sudah masuk ke tahap batita itu kini punya preferensi untuk warna, bentuk kemeja/kaos atau bahan kain favorit untuk pakaian mereka.

Si lahap jadi pemilih

Saat bayi: Apa pun yang Moms olah akan si Kecil lahap dengan semangat. Mulutnya yang mungil itu dengan lahap mengunyah beragam bubur yang Moms buat dari ragam sayuran buah atau protein seperti daging, ayam, telur dan ikan. 

Mulai batita:  Si Kecil melakukan aksi tutup mulut. Ia mengatupkan bibirnya ketika sendok mendekat, bahkan melemparkan makanan sehatnya itu dari nampannya ke kiri dan ke kanan. Karena takut  si Kecil jadi kelaparan, Moms melakukan segala agar ia mau makan. Chicken nugget, macaroni dan keju, baso, mie instan, susu coklat yang manis, dan sebagainya selama dihindarkan terpaksa Moms berikan sebagai pembujuk. 

Mengapa ini terjadi? 

Sewaktu bayi, si Kecil Moms lebih mengenal ASI, susu formula atau makanan lembut yang terasa manis gurih. Saat masuk batita, ia berkenalan dengan dengan makanan padat yang bisa jadi tekstur makanannya tidak disukainya. Makanan junkfood memang bisa menjadi pembujuk batita yang berubah menjadi lebih pemilih soal makanan. Rasa gurih dan manis yang kuat itu menjadi daya tarik lidahnya. Tapi, jika ini menjadi kebiasaan. Bersiap-siaplah Moms sudah menciptakan picky eater.

Lasak dan pemukul (?)

Saat bayi: Di masa ini Moms bersama sahabat bisa menyesap nikmat harumnya kopi di kafe, sambil membawa si Kecil yang duduk manis di stroller-nya. Begitu juga sahabat Moms bersama bayi Kecil-nya. Moms dan sahabat pun bebas melakukan selfie untuk diunggap sosial media.

Mulai batita: Kopi Moms bisa jadi tak hangat lagi karena, perhatian Moms kini lebih banyak teralihkan menanggapi celotehan si Kecil. Ia pun kini tak betah hanya duduk di pangkuan Moms atau di kursi dorongnya. Ia mulai mantap berjalan, mengeksplorasi barang-barang di sekitarnya.

Mengapa terjadi? 

Cara itu sebagai niat si Kecil untuk berinteraksi, Moms. Jadi, jangan Moms khawatir atau menafsirkannya sebagai upaya si Kecil untuk menyakiti teman kecilnya. Jika batita Moms memukul, mendorong atau menarik rambut, itu hanya upaya sosialisasi yang tidak tepat. Kebanyakan perilaku ini akan berubah saat masa prasekolah. Hal ini karena si Kecil mulai memiliki lebih banyak kosakata dan dapat menggabungkan kata-kata untuk mengekspresikan dirinya secara verbal.

Pilih-pilih orang di dekatnya

Saat bayi: Di masa ini si Kecil menikmati kebersamaan dengan orang tuanya. Putri Kecil  selalu melebarkan senyum sama lebarnya setiap kali Moms atau Dads menggendong, menyuapi atau memandikannya. Begitu juga untuk yang menemaninya hingga tertidur. 

Mulai batita: Bukan hanya makanan, si Kecil pun pilih-pilih untuk orang tua yang selalu harus berada di dekatnya. Si Kecil bisa kesal dan menjerit, misalnya karena dipaksa tidur dengan ditemani Dads. Padahal, Dads sudah membujuk berbagai cara. Ia tetap meminta Moms yang menemani. 

Mengapa ini terjadi? 

Pada sekitar usia sembilan bulan, bayi sudah mengalami kecemasan perpisahan. Di saat cemas berpisah ia akan ‘lekat’ dengan orang yang paling sering menemani. Dan, di sini biasanya memang Moms yang lebih sering menemani. Nah, sekitar usia 18 bulan si Kecil mulai makin menunjukkan preferensi ini.

Batita memutuskan untuk memilih satu orang tua (baik Dads, Moms atau mungkin Mbak-nya atau neneknya) itu  bagian normal dari perkembangan seorang anak. Ini merupakan bagian dari kesadaran si Kecil tentang dirinya sendiri dan kemampuannya untuk membuat pilihan.

Drama jelang tidur

Saat bayi: Jadwal untuk bayi kecil ini tersusun rapi. Sarapan, tidur pagi, makan siang, tidur siang,  camilan sore, mandi, makan malam, lalu tidur. Satu rantai aktivitas ke aktivitas berikutnya selama berbulan-bulan dijalankan si Kecil. Setelah pembiasaan waktu tidur yang Moms jalankan pada bulan pertama kehidupan si Kecil, ia bisa tidur teratur di malam hari. Dan bangun pada saat-saat yang Moms jadwalkan. 

Mulai batita: Begitu si Kecil menyadari bahwa ia dapat mengungkapkan ketidaksukaannya karena harus pergi tidur, ia akan memulai aksinya. Dan, Moms pun  akan merasakan batita Kecil ini membuat Moms harus berjuang untuk mengajaknya tidur. 

Mengapa ini terjadi?  

Batita itu seperti iklan baterai energizer. Ia memliki energi besar untuk berlari, melompat dan melakukan berbagai hal yang disukainya. Tidur? Tentu bukan kegiatan favoritnya. Ditambah kemampuannya mengatakan “tidak”, jadi klop semua. Drama nyaris selalu terjadi saat waktu tidur malam hari ini.

Semua perubahan bayi Moms menjadi batita memang terkadang membingungkan dan membuat Moms seolah seperti memulai lagi dari awal untuk pengasuhan si Kecil. Tapi, selalu ada cara untuk menangani si Kecil sehingga bersikap manis lagi seperti bayi dulu. 

^IK