Air punya daya tarik sendiri bagi anak-anak ya, Moms. Sekalipun dia tidak bisa berenang, kebanyakan anak-anak menyukai air. Baik untuk bermain-main, atau sekadar mencipak atau memercikkan air dengan tangannya. 

Kegiatan yang mungkin hanya simple ini, memang tampaknya tidak berbahaya bagi orang dewasa. Tapi itu bisa berakibat fatal bagi si Kecil. Berikut beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk mencegah bahaya anak tenggelam: 

Selalu berada di dekatnya

American Academy of Pediatrisc (AAP) menyarankan bahwa pengawasan terhadap anak-anak di dalam dan di sekitar air harus benar-benar 100 persen diawasi orang tua.  Bukan dari jauh, tapi jaraknya berdekatan.  Apalagi, bila si Kecil yang belum mahir berenang ini berada di dekat kolam renang atau di pantai. Moms, Dads atau orang dewasa lain yang mengawasinya itu berjarak sepanjang lengan dengan anak. Sehingga, bisa dengan cepat meraih atau menjangkau si Kecil bila ia mengalami kesulitan di air. 

Jika Moms perlu meninggalkan area kolam, bawa si Kecil, Moms. Jangan ditinggal, meski hanya sebentar. Dan, jangan biarkan anak diajak berenang oleh orang dewasa lainnya, seperti tante atau om-nya bila Moms tidak  yakin mereka akan terus mengawasi si Kecil.

Setelah si Kecil mahir berenang, bukan berarti pengawasan kendor ya. Moms harus selalu menjaganya, tidak peduli berapa pun usianya. Anak-anak dari segala usia bisa berisiko tenggelam, karena menjadi lelah atau panik.

Abaikan telepon

Ini beneran wajib dilakukan. Saat mengawasi si Kecil di kolam renang atau pantai atau danau, heningkan ponsel. Simpan saja di dalam di tas agar Moms tidak tergoda untuk menggunakannya.

Mengecek pesan masuk dan fokus beralih ke ponsel, walaupun hanya 5 detik, itu sudah cukup  lama untuk menempatkan  anak mengalami risiko tenggelam. Tapi, bukan berarti ponsel ditinggal di rumah. Ponsel wajib dibawa, pastikan baterai full, memiliki pulsa atau paket untuk berkomunikasi. 

Bukan sekadar pelampung

Si Kecil  harus mengenakan jaket pelampung yang memiliki standar dan kondisi baik dan sesuai ukuran badananya saat berada  di dekat air dan saat berenang. Apalagi, ia belum bisa berenang, Moms. 

Bila mengajak si Kecil beraktivitas di air, seperti naik perahu, mengayuh bebek bebekan atau banana boats, baik orang tua maupun anak wajib pakai jaket pelampung.  Mengapa?  Ini untuk keamanan dan untuk memastikan Moms bisa membantu anak dalam keadaan darurat.

Bagaimana dengan ban renang?  Boleh saja, asalkan Moms berada di sampingnya di dalam air. 

Pasang pengaman

Pagar pengaman dan terkunci wajib bila Moms punya kolam renang pribadi. Tapi, jika hanya kolam karet pun, Moms wajib memastikan si Kecil tidak bisa menjangkaunya.

Lebih baik lagi Moms keringkan saja air di kolam karet ini jika habis dipakai. Jangan enggan membuang dengan alasan sayang untuk buang air. Sayangi anak dengan melindungi itu lebih penting. Dan simpan dalam posisi terbalik atau di dalam rumah, agar tidak terisi air bila hujan.  

Daftarkan anak les renang

AAP menyarankan agar semua anak dan orang tua belajar berenang. Setidaknya pelajari keterampilan dasar untuk bertahan di air, seperti  kemampuan masuk ke dalam air, muncul ke permukaan, berbalik arah, berenang setidaknya 20 meter, dan mengapung. Carilah instruktur renang yang andal. Ikutkan anak dalam kelas renang sesuai dengan kemampuannya. 

Berdayakan anak yang lebih besar

Ini hanya sebagai lapisan perlindungan ekstra, Moms. Pengawas utama tetap Moms. Jadi, bila mengajak si Kecil berenang atau beraktivitas di area dengan air, Moms dapat mengajak kerabat atau teman anak yang usianya beberapa tahun di atas anak.  Katakan bahwa si Kecil dan temannya itu tidak boleh terpisah. Harus saling bertanggung jawab untuk mengetahui posisi masing-masing. 

Ajari dan ikuti aturan bermain air

Berikut aturan yang perlu diajarkan dan ditanamkan kepada si Kecil bila berada di kolam renang atau area berdekatan air: 

^IK