Sekolah tak hanya tempat untuk menimba ilmu bagi si Kecil tapi juga belajar untuk menjalin pertemanan yang mungkin bertahan hingga ia dewasa. 

Namun, tak selamanya sekolah menjadi tempat yang menyenangkan bagi si Kecil. Ini bisa terjadi bahkan pada si Kecil yang awalnya sangat menyukai sekolahnya. Sayangnya, tak semua anak mau dan bisa berterus terang dengan kesulitan yang dia hadapi di sekolah. Bagaimana Moms mengetahui si Kecil mengalami masalah di sekolah? Simak tanda-tandanya ya, Moms. 

Menolak mengobrol soal sekolahnya

Ketika si Kecil yang biasanya ceriwis bercerita tentang teman, guru atau kejadian di sekolahnya, lantas tiba-tiba menarik diri bicara tentang sekolahnya atau bagaimana harinya di sekolah, itu bisa menjadi sinyal ada sesuatu yang tidak beres di sekolah.

Terhadap perubahan sikap itu, Lydia A. Antonatos, LMHC, konselor kesehatan mental berlisensi di Florida menyarankan orang tua untuk tetap penting menghormati batasan pribadi dan tidak memaksa anak untuk membicarakan hal-hal sebelum ia siap. Tapi, Moms jangan abaikan perubahan ini. Cobalah cari cara agar si Kecil mau membuka diri. 

Mengalami perubahan sikap tentang sekolah

Jika si Kecil tadinya selalu memuji sekolah atau mengungkapkan betapa menyenangkan kehidupannya di sekolah, lalu  sekarang sering berkata sebaliknya. Atau, malah marah-marah bila Moms seolah merasa bangga atau memuji sekolahnya, ini pertanda kuat ia sekarang sedang merasa tak nyaman dengan kehidupan  di sekolah. Mungkin si Kecil ini sedang mengalami kesulitan dengan pelajarannya, masalah dengan pertemanan atau hubungannya dengan guru. 

Pergeseran sikap lainnya yang perlu Moms perhatikan adalah: 

Timbul gejala fisik

Beberapa gejala ini seperti si Kecil itu mengalami masalah tidur, perubahan pola makan, atau sering mengeluh sakit. Pada anak-anak yang berusia kecil itu sakit yang sering dikeluhkan itu biasanya merasa pusing atau sakit perut. Padahal itu semua seringkali menjadi gejala fisik seorang anak yang  mengalami kesulitan di sekolah. 

Masalah tidur atau makan misalnya, umumnya disebabkan oleh kekhawatiran, terutama jika anak Moms itu merasa tidak mengikuti pelajaran di kelas dengan baik. Walaupun usianya masih kecil, anak itu sudah memiliki keinginan menyenangkan orangtua dengan prestasi di sekolah. 

Sedangkan pada anak yang sudah berusia mendekati remaja, penyebabnya mungkin karena sudah menyadari pentingnya sekolah secara keseluruhan bagi masa depan dirinya..

Terus menerus tampak sibuk mengerjakan PR

Pekerjaan rumah memang seringkali menjadi beban seorang anak  begitu sampai di rumah. Beberapa sekolah ada yang menerapkan siswa didiknya tidak ada PR. Tapi, beberapa sekolah lainnya, masih banyak yang membebankan pekerjaan rumah. Sehingga si Kecil begitu sampai di rumah masih harus berkuta dengan pelajaran. 

Kalau PR ini hanya 1 atau dua pelajaran dan tidak banyak mungkin bisa dimaklumi. Tapi, jika setiap mata pelajaran itu ada PR dan banyak pula, bisa dibayangkan betapa beratnya si Kecil menghadapi sekolahnya ini. PR bagi ada sisi baiknya, tapi jika si Kecil menghabiskan seluruh waktu luangnya untuk pekerjaan rumah, ini bisa menjadi pertanda adanya masalah. 

Hasil rapor jelek 

Kecerdasan seorang anak memang tak bisa dinilai dari angka saja. Tapi, nilai rapor yang buruk dapat menjadi pertanda yang jelas si Kecil mengalami masalah di sekolah.  Cobalah Moms telusuri penyebabnya. 

Temui wali kelasnya. Cari tahu lebih banyak tentang perkembangan akademik anak di kelas. Bukalah pikiran Moms. Jangan mencurigai bahwa guru ‘sengaja’ memberikan si Kecil nilai yang jelek, atau nilai anak jelek karena guru kurang memerhatikan si Kecil. 

Mintalah saran dan diskusikan cara untuk membantu anak. Apakah ini berarti  pelajaran tambahan atau cara lainnya. Percayalah guru itu biasanya berusaha memberikan saran terbaik untuk membantu siswanya dalam mengejar ketinggalan pelajaran. 

Berkelakuan buruk di sekolah

Terkadang perilaku buruk di sekolah adalah cara anak Moms untuk mencoba mengalihkan perhatian dari kenyataan bahwa ia sedang berjuang dengan kesulitan yang dialaminya di sekolah. 

Ketika bermasalah di sekolah, pada anak-anak yang berusia antara 8 dan 11 tahun sering menunjukkan sikap  agresi, ledakan, atau perilaku menantang. 

Bila anak memiliki masalah perilaku yang lebih serius, seperti berkelahi, bolos kelas, diskors dari sekolah atau penggunaan zat terlarang, atau biasanya berperilaku baik dan tiba-tiba bermasalah perilaku di sekolah, jangan langsung menyalahkan pergaulan anak. Coba cek juga bagaimana dunia akademisnya.  

Penurunan nilai rapor

Terkadang orang tua menganggap penurunan nilai anak itu hanya karena si Kecilnya lengah atau malas belajar. Apalagi bila penurunan nilai itu tidak terlalu drastis atau masih batas mencukupi kenaikan kelas. 

Memang Moms jangan langsung panik terhadap penurunan niilai si Kecil. Ada masanya anak gaga memahami suatu pelajaran di kelasnya. Namun, bila penurunan nilai rapor yang terus terjadi secara kontinyu pada beberapa mata pelajaran, atau lebih buruk lagi, ‘angka kebakaran’ banyak mewarnai rapornya itu  adalah tanda adanya masalah anak di sekolah. 

Buatlah rencana untuk membantu si Kecil diskusi bersama gurunya untuk memahami penyebab penurunan nilai dan mencari cara membantu anak. 

Moms bukan hanya nilai atau perilaku di sekolah yang bisa jadi pertanda si Kecil mengalami masalah di sekolah. Moms perlu mencermari jika si Kecil berubah sikap di rumah. Misanya, biasanya menikmati untuk mengajak teman sekolahnya bermain, lalu sekarang lebih memilih hanya diam di rumah. Bukan berarti  Moms menyuruh anak rajin bermain. Tapi, coba dekati hati ke hati saja untuk perubahan sikap ini agar Moms lebih dini mengetahui permasalahannya di sekolah. 

IK