Demi kualitas pendidikan terbaik, tak sedikit Moms yang berlomba-lomba mendaftarkan sang buah hati ke sekolah favorit, mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Sayangnya, keinginan menyekolahkan anak di tempat idaman terkadang harus kandas lantaran anak tidak lolos seleksi sebagai siswa baru karena aneka penyebab.

Moms yang berada di posisi ini pasti mengalami rasa sedih dan kecewa. Demikian pula dengan si Kecil, Moms, yang untuk pertama kalinya mengalami penolakan. Apa yang harus dilakukan agar si Kecil tetap bisa belajar dengan nyaman meski bukan di sekolah favorit? Bagaimana pula caranya mengatasi kekecewaan yang dirasakan Moms? 

Miliki Plan B

Sama seperti saat menyusun rencana karier maupun acara jalan-jalan keluarga, Moms perlu memiliki plan B saat memilih institusi pendidikan untuk anak. Dengan begitu, Moms tak akan kebingungan dan “mati gaya” apabila rencana awal tidak bisa terlaksana. 

Itu sebabnya, sedari awal, daripada hanya terpaku di satu lokasi sekolah, miliki juga beberapa alternatif sekolah yang memiliki kualitas mendekati kriteria sekolah idaman untuk tempat belajar sang buah hati. Jangan lupa, libatkan anak pula dalam upaya memilih sekolah untuknya ya Moms. 

Berikan validasi atas kesedihannya

Jika Moms melihat si Kecil tampak sedih karena tidak berhasil masuk ke sekolah idaman, hindari mengabaikan emosi yang dirasakannya dan memintanya untuk lekas-lekas pulih dari kesedihan. Alih-alih demikian, Moms justru perlu memberikan validasi atau pengakuan atas perasaan si Kecil. 

Dengan memberi pengakuan, kemudian membantu anak mendefinisikan apa yang sedang dirasakannya, serta memberikan waktu yang cukup untuk bersedih, anak akan menjadi pribadi yang lebih tangguh dalam menghadapi tekanan emosional di masa depan. Menurut pakar, yang namanya “otot” mental itu juga perlu dilatih agar kuat, sama seperti otot fisik. 

Tunjukkan sikap optimis

Bukan hanya si Kecil, tentunya Moms juga mengalami perasaan kecewa yang sama. Tapi ingat, meski merasa kecewa karena tidak berhasil meloloskan anak ke sekolah idaman, hindari menunjukkan perasaan tersebut secara berlebihan, terutama di hadapannya. Ekspresi kekecewaan orang tua bisa mengakibatkan anak menyalahkan dirinya sendiri karena merasa tak cukup pintar untuk lolos tes penyaringan. 

Jika Moms merasa sedih dan kecewa, tunjukkan perasaan tersebut dalam porsi sewajarnya saja. Setelah itu, tampilkan sikap optimis dan ajak anak untuk menerima kegagalan dengan berbesar hati. Yakinkan sang buah hati bahwa sekolah lain juga punya kualitas yang tak kalah baiknya dan di tempat mana pun ia selalu bisa berprestasi.

Ubah paradigma berpikir

Moms berniat mendaftarkan si Kecil ke sekolah negeri, namun tidak ada sekolah negeri favorit di dalam zona tempat tinggal? Tak perlu berkecil hati, karena pakar pendidikan percaya bahwa kualitas lulusan sekolah lebih ditentukan oleh kualitas pribadi siswanya, ketimbang institusi pendidikannya sendiri. 

Selama ia giat belajar dan bersemangat untuk mengasah kemampuan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya, yakinlah bahwa anak Moms punya kesempatan yang sama untuk “bersinar” di masa depan. Bukan hanya pendidikan di sekolah, pendidikan dari Moms dan Dads sebagai orang tua juga punya andil besar dalam membantu anak mewujudkan cita-citanya. 

Fokus pada kelebihan yang dimiliki anak

Sang buah hati tidak diterima di sekolah favorit karena kemampuan akademiknya dianggap tidak memenuhi syarat? Moms tak perlu kecewa berlebihan dan sebisa mungkin hindari memberikan label negatif pada anak, misalnya sebagai anak yang bodoh, malas, atau pun lamban berpikir. 

Pasalnya, selain kecerdasan akademik, masih ada banyak tipe kecerdasan lain yang bisa dimiliki seorang anak, seperti kecerdasan bermusik, bahasa, visual, olahraga, dan lain-lain. Meski tidak terlalu menonjol di bidang akademik, bisa jadi si Kecil jagoan dalam mencetak gol di lapangan futsal, mengedit video, atau pun bermain musik.

Moms perlu mencari tahu tipe kecerdasan yang dimiliki anak dan kemudian membantu mengasah kemampuan sang buah hati sesuai dengan bidang yang diminati dan dikuasainya. Caranya bisa dengan mendaftarkan anak mengikuti kursus atau kegiatan ekstrakurikuler yang bisa mendukung minat dan bakatnya tersebut. 

^IK