Bayi dilahirkan dengan kebutuhan naluri untuk mengisap. Menurut Richard Dowell, neuropsikolog pediatrik di Evangelical Community Hospital di Lewisburg, Pennsylvania, refleks mengisap ini merupakan cara bagi dirinya menenangkan diri. Mengisap bisa dilakukannya dengan mengisap jempol atau mengisap empeng. 

Meski demikian, memasuki usianya yang ke-1, Moms sebaiknya sudah bersiap-siap untuk menghentikan kebiasaanya memakai empeng. "Pada usia itu, kebutuhan mengisap sudah tidak lagi menjadi kebutuhan untuk perkembangan anak,” kata Marolyn Morford, seorang psikolog perkembangan di State College, Pennsylvania, berpendapat.

Pendapat lain menyebutkan, sebaiknya menghentikan kebiasaan empeng ini baru benar-benar dilakukan setelah menyapih dan anak nyaman dalam toilet training. Manakah yang sebaiknya diikuti?

Stop sebelum merusak gigi dan telinga

Banyak ahli berpendapat Moms masih bisa bertoleransi si Kecil mengisap empeng hingga pada usia sekitar 2 tahun. “Pada usia ini anak sudah sudah mulai belajar mengelola stres. Kebiasaan mengempeng juga bisa digantikan dengan keterampilan baru di usia tersebut,” ujar Dowell.

Kabar baiknya pada usia 3 atau 4 tahun, biasanya si Kecil sudah rela menyerahkan empeng-nya. Tapi tak ada salahnya Moms mempercepat kebiasaan si Kecil mengisap empeng, karena: 

Menghindarkan infeksi telinga: 

Menurut penelitian yang diterbutkan di jurnal Pediatrics (1995), pemakaian empeng yang lama menyebabkan 25 persen anak di bawah 3 tahun mengalami penyakit infeksi telinga. Mengapa? karena mengisap empeng meningkatkan pengumpulan cairan di telinga, yang akhirnya menyebabkan infeksi telinga

Merusak susunan gigi

Anak-anak yang hobi mengisap, termasuk mengisap jempol, jari maupun dot, hingga usia di  atas 2 tahun menurut Journal of American Dental Association memiliki risiko lebih tinggi mengalami  gigi depan maju ke depan alias gigi tonggos dan  serta crossbite (gigitan silang) alias gigi cakil pada gigi susu. Pada beberapa anak, masalah ini bisa berlanjut hingga gigi permanen tumbuh.

Kebiasaan pakai empeng hilang dalam 3 hari?

Moms bisa membantu si kecil melakukannya. Mark L. Brenner, penulis buku Pacifiers, Blankets, Bottles & Thumbs: What Every Parent Should Know About Stopping and Starting (Fireside)  memberikan cara berikut ini: 

Hari 1:

Di pagi hari dan menjelang tidur, Moms  katakan kepada anak bahwa Moms  membantunya untuk  tidak dianggap sebagai baby lagi.  Caranya, dalam tiga hari ke depan, anak  mengucapkan selamat tinggal pada empeng-nya. Katakan padanya, Moms yakin dia bisa melakukannya. Tatap wajahnya dan yakinkan dia dalam percakapan selama selama 30 detik. Jaga tone suara Moms jangan  seolah-olah sedang meminta izinnya.

Jika anak tampak keberatan, respons untuk menenangkannya. “Bunda tahu kamu tidak mau melakukannya. Tapi jika tidak mau seperti bayi lagi, empeng harus lepas,” ulangi perkataan Moms. 

Jangan khawatir si Kecil menjadi  menjadi cemas jika diberi peringatan terlebih dahulu. Seperti orang dewasa, anak-anak sebenarnnya mampu mempersiapkan diri secara fisik, psikologis, dan emosional untuk perubahan.

Hari ke-2:

Ulangi pembicaraan 30 detik yang sama dua kali sehari. Hanya ganti kata “dalam tiga hari" dengan "besok". Pertahankan nada tegas  yang tenan dan sikap  tanpa basa-basi.

Hari ke-3:

Ingatkan anak ini adalah hari ketiga dan waktunya untuk mengumpulkan empeng-nya. Buatlah acara memgumpulkan empeng ini seperti acara berburu yang seru. Ajaklah si Kecil membantu. Bahkan jika dia menolak dan memprotes, lanjutkan untuk mengumpulkan dotnya, memasukkannya ke dalam kantong plastik, dan meletakkannya di teras luar agar diambil pemulung untuk didaur ulang. Jelaskan bahwa empengnya nanti akan menjadi mainan baru. "Anak-anak akan merasa lebih ikhlas empeng-nya akan didaur ulang untuk sesuatu yang berguna, daripada jika orang tua membuang dot berharganya langsung ke tempat sampah," kata Brenner. 

Saat ini sangat mungkin anak merasa sedih.  Moms perlu berempati untuk kehilangannya, tapi jangan luluh sehingga membatalkan acara membuang empeng ini.  Menurut Brenner, sebagian besar anak dapat mengatasi kehilangan empeng mereka dalam waktu 48 jam.

Bertahap menyapih empeng

Mulailah dengan melepas empeng dalam situasi "tanpa tekanan", seperti saat anak Moms di rumah, berbahagia, dan bermain. Setelah dia terbiasa tidak memiliki dot di rumah, hilangkan penggunaan di luar ruangan. Moms tidak perlu memberikan penjelasan. 

Jika si Kecil menanyakan empeng-nya, Moms bisa mengarang cerita yang bisa diterima ‘logika’ anak. Misalnya, Moms memberi tahu anak  bahwa dokter gigi atau dokter anak mengumpulkan dot untuk bayi baru lahir, dan jika anak menyumbangkan miliknya, dia akan mendapatkan mainan khusus.

Meski anak sudah Moms berikan hadiah mainan favoritnya, jangan heran bila ia tetap rewel dan merengek meminta empeng. Buai anak dengan lagu atau ceria favoritnya, hingga ia tertidur.  Nightmare ini bisa terjadi selama beberapa hari. Jangan menyerah Moms. Jika Moms kembali memberikan empeng gara-gara tak tahan dengan tangisan, jeritan hingga tendangannya, maka si Kecil akan ‘berdemonstrasi’ bukan hanya untuk empeng, juga untuk hal-hal lain yang diinginnkannya.