Lebaran menjadi salah satu hari yang membahagiakan bagi anak-anak karena mereka kecipratan salam tempel alias uang Tunjangan Hari Raya (THR) dari orang tua,  kakek, nenek, para paman dan bibi bahkan teman orang tuanya dan tetangga. 

Tak mengherankan, anak-anak serasa menjadi sultan di hari Lebaran. Kantong mereka penuh sesak oleh rupiah. Dengan tak sabaran, mereka langsung mengajak Moms dan ayahnya ke toko mainan untuk membeli mainan impiannya. 

Boleh saja jika si Kecil memakai uangnya untuk membeli mainan. Tapi alangkah baiknya jika Moms juga mengajak anak untuk mengelola THRnya secara bijak. Berikut beberapa konsep penting tentang mengelola uang THR anak dari  QM Financial: 

Konsep Menghasilkan Uang 

Perkenalkan kepada anak bahwa uang THR yang mereka peroleh itu didapatkan karena usaha. Orang tua mereka harus bekerja untuk bisa menghasilkan uang. Begitu juga kakek, nenek atau paman dan bibi yang memberikan mereka uang. 

Moms dan ayahnya juga  harus pintar-pintar menjelaskan kenapa anak bisa “mendapatkan hadiah uang”. Misalnya, karena anak selalu  semangat puasa. Semangatnya yang digarisbawahi, bukan karena ia puasa. Sebab, puasa adalah sesuatu yang wajib ia lakukan sebagai uma Islam. 

Konsep berbelanja 

Berbelanja bukan sekadar belanja. Belanja pun perlu belajar. Ajarkan anak membuat daftar belanja yang berisi barang-barang yang mereka butuhkan untuk dibeli. Ajaklah  mereka ke toko untuk membeli barang yang berada di dalam daftar. Lalu, ajarkan cara memilih barang, mengecek harga dan membuat perbandingan dengan alternatif merek atau barang lain sebelum memutuskan membeli. 

Konsep beramal 

Tanamkan kepada si Kecil bahwa dalam setiap rezeki yang kita terima, ada bagian pula untuk sesama. Ajarkan anak berbagi dengan memberikan sebagian dari uang yang dia peroleh untuk disumbangkan, misal melalui kotak donasi di tempat ibadah atau rumah yatim piatu.

Konsep menabung

Minta anak untuk membuat daftar keinginan, seperti barang apa yang ingin ia miliki atau pengalaman seperti apa yang ingin ia alami. Lalu cek, apakah uang yang dimilikinya sudah cukup. Kalau sudah mencukupi, barulah ia  boleh berbelanja. Namun, jika belum mencukupi, ajak anak untuk menabung terlebih dahulu. Dengan cara ini, anak akan belajar untuk menunda keinginan. Ia juga akan belajar memahami bahwa tidak semua keinginan harus dipenuhi saat itu juga.