Bayi Kecil Moms yang manis kini telah menjadi batita. Usia batita adalah fase dimana si Kecil ingin mandiri, tidak bergantung dengan orang dewasa. Apalagi, dia sudah bisa berjalan dan mulai bisa mengungkapkan keinginan dengan kata-kata. 

Masalahnya, sebagian besar batita belum dapat mengomunikasikan kebutuhan mereka atau mengendalikan perasaan mereka. Hasil akhirnya? Serangkaian tantangan pengasuhan anak yang benar-benar baru akan Moms hadapi. 

Berikut beberapa cara menghadapi batita: 

Memberikan pilihan minimal

Misalnya ini menghadapi situasi sewaktu bayi yang mudah diatur soal berpakaian, kini batita bisa melakukan aksi melepas baju atau marah dan menjerit jika Moms memaksa memakaikannya.

Untuk menghadapinya, Moms pilih dua pilihan pakaian malam sebelumnya. Setelah batita Moms bangun, biarkan dia memilih tampilan pakaian yang paling dia sukai. 

Jangan cepat menyerah pada pilihan yang disukai anak

Sewaktu orang tua menghadapi bayi yang tadinya lahap menyantap makanan, kini di masa batita jadi suka sulit makan, Moms jangan mudah menyerah ya, Moms. Memang, demi anaknya makan, banyak orang tua juga yang akhirnya mengenalkan junkfood. Ragam makanan junkfood yang biasanya sering ampuh bagi anak sulit makan. Ini karena makanan ini lebih tajam rasa gurih dan manis. Ini agaknya yang menjadi dayatarik lidah pengecap batita. Tapi, cara ini jangan ditiru Moms. 

Pada akhirnya jika lapar itu si Kecil mau tak mau akan makan. Moms coba berikan si Kecil itu makanan dalam porsi kecil, satu per satu. Mulai dengan makanan yang paling tidak lezat menurut kebanyakan anak-anak. Biasanya sih sayur. Ketika si Kecil lapar, pada akhirnya ia akan memakan apa pun yang ada di depannya. Baru setelah itu berikan protein seperti telur, ayam atau daging. 

Berikan porsi kecil dulu, agar ia tidak merasa langsung dipaksa menghabiskan waktu banyak untuk makan. Pada usia batita, bisa bergerak kian kemari lebih penting daripada makan. 

Jadilah role model

Bayi manis Moms tiba-tiba laksana preman jadi pemarah, memukul dan mencubit? Duh, pasti menakutkan bagi Moms. Di sini coba introspeksi dulu. Apakah situasi di rumah atau Moms sendiri memberikan teladan yang buruk ini? Jika iya, perbaiki Moms. Si Kecil yang batita di masa begitu mudah menyerap apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya. 

Pahami rasa frustasi anak

Tidak ada batita yang diciptakan suka mengamuk, memukul, menarik, atau mencubit. Itu mungkin akibat dari frustrasi yang si Kecil rasakan. Mereka tidak  atau belum mengerti mengapa ia dilarang Moms memegang atau menyentuh barang di toko, atau tidak bisa mengambil permen yang mereka inginkan. Dan, pada usia batita ini pun ia belum memiliki kata-kata untuk mengungkapkan kebutuhan dan kekesalanya itu. 

Nah, jika si Kecil menjadi pemarah dan pemukul atau balik memukul dirinya sendiri,  bisa jadi itu caranya menunjukkan dia frustasi. Di sini, lebih baik Moms coba alihkan fokus ke perilaku pengganti (menggunakan kata-katanya) dan menjauh dari perilaku bermasalah (memukul).

Tetap berpikiran positif

Bayi yang tadinya tidak pilah pilih orangtua, sekarang maunya hanya berdekatan dengan Moms saja, atau sebaliknya si Kecil lebih suka ditemani Dads. Dan, bisa terjadi juga lebih suka dengan baby sitter-nya. 

Pertama-tama, orangtua yang merasa dijauhi batita ini jangan tersinggung. Jangan berpikiran bahwa telah gagal memberikan pengasuhan dan cinta kepada si Kecil, sehingga ia hanya memilih dekat satu orang dewasa saja.

Upayakan terjadi kedekatan dengan si Kecil untuk berbagai kesempatan. Misalnya untuk Dads yang sibuk bekerja. Moms minta ia menemani saat tidur. Berikan tip Moms saat mengantarkan tidur si Kecil, dari mulai boneka tidurnya, buku cerita favorit termasuk cara seru membacanya.  Lalu, biarkan Dads yang mengantarkannya tidur. Menjauhlah, agar hati Moms tidak runtuh saat ia menjerit memanggil Moms. 

^IK