Bukan hanya bayi, anak usia batita, bahkan balita pun masih banyak yang suka minta digendong. Tapi menggendong tidak boleh asal gendong. Apalagi si Kecil sudah bukan bayi lagi. Berat tubuh si Kecil yang sudah memiliki bobot di atas 10 kg ini  bisa mencederai bagian punggung Moms bila main gendong saja. 

Menggendong balita itu ada tekniknya. Ingin tahu? Coba Moms simak saran-saran untuk menggendong balita dengan benar. 

Maksimalkan kerja lutut

Ahli terapi fisik, Heather S. Baker PT, DPT, COMT, koordinator program terapis fisik untuk di Swedish Covenant Hospital di Chicago, mengungkapkan ratusan ibu telah datang ke rumah sakitnya untuk terapi fisik bagian punggung. Usut punya usut ternyata para ibu merasakan nyeri,  bahkan cidera di punggung akibat sering menggendong balita-nya. 

Ini bukan berarti Moms tidak boleh menggendong si Kecil yang sudah berusia balita. Boleh saja, tapi harus benar-benar memahami teknik terbaik dalam menggendong anak bukan terhitung bayi lagi. 

Baker menyarankan untuk menggendong ini harus "mengangkat dengan lutut, bukan punggung Moms". Aturan ini sebenarnya bukan hanya berlaku untuk mengangkat dan menggendong balita, termasuk juga mengangkat barang atau benda berat lainnya.

Ketika Moms mengandalkan punggung akan menjadikan Moms harus membungkuk untuk menggendong si Kecil. Posisi ini menjadikan terlalu banyak tekanan pada tulang belakang dan otot-otot punggung. Bayangkan jika Moms meletakkan, lalu menggendong si Kecil dan sebaliknya berkali-kali dalam sehari. Ini tak mengherankan membuat punggung Moms terasa nyeri, kaku bahkan cedera.

Untuk itu, Baker menyarankan Moms menggendong ini seperti melakukan posisi seperti squat. Di sini yang menahan beban ada kaki dan otot gluteus maximus atau dikenal sebagai otot bokong. Caranya: 

Sebagai alternatif, Baker menyarankan untuk membawa balita yang ingin digendong ke level Moms. Jika ingin digendong, mintalah si Kecil bergerak ke area yang memungkinkan dia bisa berada di posisi agak tinggi. Misalnya naik beberapa anak tangga, berdiri di kursi atau permukaan lain yang lebih tinggi (dan aman tentunya). Cara ini membuat Moms menimimalkan  posisi membungkuk terlalu rendah untuk mengangkat anak.

Kesalahan lain dalam menggendong balita

American Physical Therapy Association (APTA) melihat banyak orang tua menggendong anaknya itu sejauh lengan, yang melingkari tulang belakang dan memberikan tekanan yang tidak perlu pada punggung. Ini salah.

Seharusnya, APTA menyarankan "angkat setengah lutut". Untuk melakukan ini, Moms berdirilah dekat dengan si Kecil di lantai. Sambil menjaga punggung tetap lurus, letakkan satu kaki sedikit ke depan dari kaki lainnya, dan tekuk pinggul dan lutut untuk menurunkan diri ke satu lutut. Begitu turun di lantai, pegang si Kecil dengan kedua tangan dan pegang dia dekat dengan tubuh Moms. Kencangkan otot perut Moms, dorong dengan kaki, dan perlahan kembali ke posisi berdiri.

Saat menggendong si Kecil, Moms pastikan tidak membalikkan badan. Menurut Jill Boeissonnault, Ph.D., profesor terapi fisik di University of Wisconsin, memutarkan tubuh  saat menggendong akan menempatkan area tulang belakang Moms pada risiko cedera.

Selain itu, Moms pastikan sering gonta ganti posisi menggendong anak. Jangan selalu menggendong balita di posisi pinggul yang itu-itu saja. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan otot di batang tubuh, kaki, dan lengan. Pinggul Moms bisa menjadi asimetri. Seiring waktu dapat menyebabkan cedera dan rasa sakit yang tak tertahankan.

Akan lebih baik jika  menggendong si Kecil ini pada posisi dada-ke-dada dengan kaki kecilnya melilit pinggang Moms. Posisi ini mengurangi ketegangan pada punggung Moms. Dan, dengan si Kecil meliltikan kakinya juga membuat tubuh Moms lebih bebas bergerak. 

Moms, memanjakan si Kecil dengan menggendongnya boleh saja. Tapi, bila si Kecil sudah melewati usia bayi, apalagi sudah masuk balita, sebaiknya Moms mendorong ia untuk berjalan menggunakannya kakinya. Selain menyelamatkan punggung dan tubuh Moms, juga baik bagi si Kecil. Dengan berjalan ia akan mengembangkan keterampilan dan kekuatan otot. 

^IK