Pandemi COVID-19 bukan hanya berbahaya bagi lansia dan kaum dewasa. Virus Corona ini juga banyak menelan korban dari anak-anak. 

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR.Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon), mencatat berdasarkan data secara nasional, kasus positif Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun mencapai 12,5%. Ini angka yang bukan main-main Moms. "Artinya 1 dari 8 kasus terkonfirmasi merupakan anak,” kata dr Aman. 

Yang lebih mengkhawatirkan, data IDAI juga menunjukkan case fatality pada anak-anak di Indonesia  itu mencapai  3-5%. “Ini angka case kematian paling banyak di dunia," ujarnya, prihatin.

Lindungi balita Anda

Data global tentang penyebaran pandemi virus corona pada tahun lalu menunjukkan bahwa anak-anak balita dan remaja hanya merupakan bagian satu hingga dua persen dari total kasus COVID-19 di seluruh dunia. Sebagian besar penularan pada pada anak-anak bersifat ringan atau tanpa gejala, dan hanya sedikit anak yang dilaporkan meninggal.

Misalnya, penelitian yang dilakukan terhadap para pengidap COVID-19 yang dirawat di 138 rumah sakit di Inggris pada Agustus tahun lalu. Penelitian yang diterbitkan misalnya menyebutkan, kurang dari satu persen pasien adalah anak-anak. Di antara satu persen tersebut, enam di antaranya meninggal dunia. Itu  pun seperti  yang dilaporkan dalam penelitian yang diterbikan jurnal medis BMJ, para anak yang meninggal tersebut  karena memang memiliki komorbiditas.

Namun hal yang berbeda terjadi pada anak-anak Indonesia. Angka kejadian paparan virus corona  pada anak-anak itu  tinggi, begitu pula angka kematiannya. Sebagai contoh dr Aman memaparkan  di Jakarta saja ada ada 661 anak yang terpapar COVID-19. Yang menyedihkan, 144 di antaranya adalah balita. Masih dalam data yang sama, 50% kematian itu juga terjadi pada balita.

 Data yang dikemukan dr Aman pada Jumat (18/06/2021) perlu menjadi perhatian Moms dan Dads untuk sungguh-sungguh menjaga si Kecil dari bahaya virus Corona.  Sebisa mungkin buatlah anak-anak hanya berdiam di rumah. Buatlah berbagai aktivitas yang menyenangkan di rumah daripada membahayakan anak dengan membiarkannya bermain keluar rumah.Hindari membawa anak keluar rumah, kecuali bila situasi mendesak. 

Selengkapnya, berikut anjuran IDAI mengenai aktivitas anak di luar rumah selama masa pandemi COVID-19:

1. Sebisa mungkin jagalah anak-anak tetap berada di rumah. 

2. Setiap ada anggota keluarga yang kembali dari aktivitas luar rumah, maka wajib melakukan hal ini sebelum melakukan kontak dengan anak: 

3. Tidak membawa anak ke tempat umum, seperti taman, pusat rekreasi, pusat perbelanjaan atau berkumpul membentuk kerumunan seperti tempat  bermain, tempat pintipan anak, kursus dan sebagainya. 

4. Jika anak terpaksa keluar di rumah karena keperluan mendesak, maka: 

Haruskah anak memakai masker?

Berikut adalah rekomendasi WHO tentang pemakaian masker pada anak-anak: 

1. Anak usia kurang atau sama dengan 5 tahun, sebaiknya tidak menggunakan masker karena faktor keselamatan, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan lainnya, yaitu menjaga jarak, harus rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindarkannya dari kerumunan dan membatasi mobilitas dan interaksi ke luar rumah. 

2. Anak usia 6-11 tahun. Keputusan penggunaan masker sebaiknya berdasarkan pendekatan berbasis risiko dengan pertimbangan meliputi: 

3. Anak usia 12 tahun atau lebih, wajib mengikuti prinsip penggunaan masker pada orang dewasa. 

4. Anak dengan imunokompromi (sistem imun yang menurun) atau pasien anak dengan fibrosis kistik, gangguan disabilitas, atau kondisi kesehatan tertentu lain yang dapat terganggu saat pakai masker diperlukan pertimbangan-pertimbangan khusus untuk pemakaian masker ini.

Selain hal di atas, Moms diharapkan melengkapi imunisasi, terutama vaksin terkait pneumonia (vaksin DPT, HiB, Campak, PCV dan Influenza).