Moms, apakah si Kecil sudah memasuki usia sekolah? Perhatikan asupan gizinya ya, Moms. Pasalnya, pada usia sekolah, anak rawan mengalami kekurangan gizi. Kenapa ini terjadi? Dan permasalahan apa saja dalam gizi anak usia sekolah?

Dalam rangka Hari Gizi Nasional yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 28 Februari, mari kita simak fakta tentang gizi anak, terutama pada usia sekolah, untuk menjadi introspeksi bagi para Moms  dalam menyiapkan makanan untuk si Kecil.

Ogah sarapan hingga suka jajan

“Dulu, saya ingat baru dibangunkan ibu pada sekitar pukul 5.30 pagi. Jam 6 pagi sarapan di meja makan. Lalu, berangkat sekolah. Semua dilakukan tanpa terburu-buru,” cerita Moms Riana.

“Tapi, sekarang itu tidak bisa lagi. Anak susah sekali disuruh bangun pagi. Akhirnya, sering melewatkan sarapan karena harus terburu-buru berangkat ke sekolah. Kalau pun bisa sarapan, biasanya dilakukan di mobil. Paling itu hanya roti dan susu. Jika dibawakan bekal, seringnya pulang utuh,” keluhnya panjang lebar. 

Moms mengalami kesulitan yang sama seperti Moms Riana? Terburu-buru pergi sekolah seringkali membuat si Kecil malas untuk sarapan ya, Moms. Di sekolah pun, ketimbang memilih bekal dari rumah, akhirnya lebih terpikat untuk jajan di sekolah. 

Masalah gizi anak sekolah

Pola makan anak sekolah memang seringkali sulit dikontrol ya, Moms. Sebagian anak tidak mau sarapan atau tidak sarapan dengan baik, dan lebih menyukai makanan yang lebih banyak karbohidrat, gurih atau berlemak dan manis. 

Tak mengherankan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa proporsi rerata nasional pada kelompok usia sekolah, khususnya usia 1 - 14 tahun,  terhadap perilaku konsumsi makanan/minuman menunjukkan fakta berikut:

Dengan kebiasaan makanan yang buruk dan jauh dari nutrisi seimbang itu, diperparah lagi dengan kebiasaan buruk yang lain, yaitu: jarang melakukan aktivitas fisik (sebesar 64,4 persen). Lebih pilih mager atau hanya olahraga jari daripada beraktivitas olahraga luar ruang. 

Timbul masalah gizi 

Apa yang terjadi akibat permasalahan gizi dan nutrisi di atas? Dari Riskesdas 2018 menunjukkan permasalahan itu menggiring kejadian di bawah ini: 

Anak dengan anemia, stunting, gemuk atau obesitas dan anak kurus akan memiliki masalah untuk kondisinya sekarang maupun di kemudian hari, Moms. 

Pada si Kecil yang menderita anemia, kekurangan  zat besi dapat menyebabkan rendahnya kemampuan belajar dan produktivitas kerja serta menurunnya antibodi sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Anak dengan anemia juga memiliki indeks perkembangan psikomotor dan prestasi yang lebih rendah daripada anak yang normal.

Si Kecil yang menderita gizi kurang, seperti menjadi terlalu kurus atau malah stunting,  tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Ini juga dapat menurunkan kecerdasan si Kecil, Moms. 

Sebaliknya, si Kecil yang kebanyakan makan, juga bisa bermasalah. Fisik yang kegemukan dan obesitas membuatnya kurang lincah bergerak. Kondisi ini dapat membuat anak menjadi sasaran ejekan dan perundungan. Dan, si Kecil akan berhadapan dengan penyakit degeneratif, seperti diabetes, jantung koroner, hipertensi, osteoporosis dan kanker, di masa akan datang. Bahaya kan Moms…

Jadi, perhatikan asupan gizi anak ya, Moms. Walaupun terkadang menjadi pekerjaan berat, tapi ini demi masa depan si Kecil yang merupakan generasi penerus bangsa. 

^IK