Moms, bermain di kolam renang memang menjadi hiburan bagi si Kecil. Namun, orang tua tidak boleh lengah untuk mewaspadai anaknya di kolam renang. Lengah sedikit saja, bisa mengancam nyawa anak. 

Anak tenggelam, bahkan menemui ajalnya, cukup sering terjadi, Moms. Kolam renang umum, area bermain air di tempat wisata, pinggir pantai dan sungai, kolam milik tetangga atau pribadi menjadi area yang berisiko membuat anak tenggelam. 

Penjelasan di bawah ini bukan untuk membuat Moms khawatir atau menakut-nakuti agar tidak membawa si Kecil mendekati air. Tidak, Moms. Ini hanya menjadi warning bagi Moms dan Dads untuk lebih mengawasi si Kecil saat berada di kolam renang. 

Setiap anak berisiko

Bukan hanya anak yang belum bisa berenang yang  berisiko tenggelam, bahkan anak yang sudah bisa berenang pun berisiko tenggelam. 

Hanya butuh 25 detik

Tahukah Moms, batita atau balita dapat tenggelam tanpa suara hanya dalam 25 detik, bahkan di tempat yang dangkal atau di kolam khusus anak-anak.

Jangan lepas pengawasan

Kebanyakan anak tenggelam karena orang tua melepas perhatian, bahkan mungkin hanya beberapa saat. Tahu-tahu anaknya sudah berlari mendekati kolam atau masuk ke kolam tanpa pengetahuannya. 

Menurut penelitian Safe Kids Worldwide, dalam sembilan dari 10 kasus anak tenggelam, orang tua atau pengasuh mengatakan bahwa mereka sedang mengawasi anak tersebut pada saat itu. Tetapi anak-anak, terutama balita,  memang impulsif dan bergerak cepat. Jadi bila orang tua atau orang dewasa lainnya yang mengawasi balita kecil ini lengah memerhatikan anak, bahkan beberapa detik saja, ia sudah melesat pergi. 

Si Kecil mungkin tidak bermaksud masuk ke dalam air. Mungkin, ia hanya mengambil mainan, daun atau apa pun yang menarik perhatiannya di air  atau sekadar menyentuh air. Tapi, apa pun bisa terjadi. Si Kecil bisa berisiko terpeleset, atau terbawa arus ombak atau sungai, dan akhirnya tenggelam.

Tewas dalam diam

“Kenapa anak yang kesulitan di air itu tidak ada yang menolong, padahal orang berenang di sekitar? Suaranya meminta tolong ditelan hantu air?” mungkin Moms berpikir seperti ini. Ini pemikiran yang salah besar.  Ketika seorang anak tenggelam, itu tidak seperti adegan yang Moms lihat di TV atau film. 

Saat mengalami tenggelam, balita itu berteriak atau mengeluarkan suara kecipak air yang menunjukkan kepanikan. Mereka tenggelam dengan cepat, Moms. 

Ironisnya, lagi ya Moms, banyak kasus tenggelam terjadi di keramaian dengan banyak orang dewasa di sekitarnya. Di saat ini semua orang agaknya berasumsi bahwa ada orang lain yang mengawasi bila sesuatu terjadi pada anak di air. Nyatanya, rata-rata masing-masing orang punya keasyikan  sendiri.

Penyebab utama kematian cidera pada anak-anak

Tenggelam adalah penyebab utama kematian cidera pada anak-anak AS usia 1-4 tahun dan penyebab utama ketiga kematian cidera yang tidak disengaja pada anak-anak dan remaja usia 5-19 tahun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Pada tahun 2017, tenggelam telahh menewaskan 1000 anak di AS. 

Di Indonesia, belum ada data khusus mengenai jumlah kasus anak tenggelam. Namun, berkaca dengan AS yang bisa dikatakan telah memiliki sistem pengawasan lebih baik untuk kegiatan berenang anak di kolam renang atau area wisata publik, maka mungkin jumlah kasus anak tenggelam lebih tinggi. 

Fakta tentang tenggelam cukup mengkhawatirkan ya, Moms. Tapi bukan berarti menciutkan nyali membawa si Kecil untuk bermain di air. Yang penting Moms dan Dads lakukan  pengawasan melekat bila mengajak si Kecil berenang atau beraktivitas di air. Pokoknya: awasi… awasi… dan awasi!

^IK