Rasa pedas memang mengejutkan si Kecil. Ia bisa menolak keras, bahkan menangis saking merasa pedas. Tapi, si Kecil yang tak suka pedas sama sekali juga nantinya bisa merepotkan, Moms. 

Seperti pengalaman Moms Adelia menghadapi ‘fobia’ pedas dari Rafif (5), putranya. “Pulang kampung ke rumah neneknya di Bukit Tinggi, Sumatera Barat,  yang harusnya membahagiakan jadi bikin heboh. Karena, setiap waktu makan, Rafif mogok. Semua terasa pedas bagi lidahnya. Padahal neneknya sudah menyiapkan rendang, gulai ayam dan lauk lainnya. Semua ditolak. Pedas. Padahal, neneknya sudah tidak memakai cabai. Hanya rempah,” kata Moms Adelia, kesal. 

Pada beberapa anak yang tak terbiasa pedas, memang lidahnya sangat sensisitf. Bahkan rempah atau sedikit lada saja sudah membuatnya kepedasan dan banjir keringat. Padahal,  kita hidup di Indonesia yang rata-rata memiliki tradisi makanan yang menghentak lidah.

Moms tak ingin kan memiliki pengalaman seperti Moms Adelia? Si kecil memang perlu belajar mengenal pedas. Ini juga untuk membuat si Kecil memperluas selera lidahnya, sehingga ia tidak menjadi pemilih dalam makanan. Ini tahapan untuk mengenalkan rasa pedas: 

Bisa dimulai sejak usia 7 hingga 12 bulan

Sebagian besar bayi memulai makanan padatnya dengan makanan lunak dan mudah dikunyah, seperti bubur, daging, ikan, buah-buahan dan sayuran yang dihaluskan. Bagi bayi pemula makan ini memang dihindarkan memberikan  garam atau rempah-rempah. 

Namun, sekitar usia 7 bulan, ahli diet, Blanca Garcia, si Kecil sudah bisa memulai petulangan rasa berdasarkan budaya makan keluargaya. Contoh Moms Adelia yang dari budaya Minang sudah bisa mengenalkan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih atau sedikit lada. Dapat pula rempah ringan seperti jahe, kunyit, lengkuas atau kari.  Makanan ini tidak pedas, tetapi mereka memiliki rasa yang si kecil kelak lebih tahan menghadapi hentakan bumbu yang lebih spyci atau mungkin cabai.  

Paparkan anak-anak pada rempah-rempah aromatik

Setelah lidah si Kecil mampu menangani rempah dan bumbu ringan, baru ke tahap memaparkan lidahnya kepada rempah-rempah aromatik yang memberikan rasa sedikit lebih tajam. Tapi hindarkam rempah aromatik yang bisa membakar lidah si Kecil, seperti layaknya golongan yang mengandung capcaisin (ragam cabai dan paprika). 

Rempah-rempah aromatik tanpa panas membakar ini seperti kayu manis, kemangi, mint, atau jintan. Moms mulai dengan menambahkan dalam jumlah kecil dalam masakan. Ini  untuk membuat si Kecil terbiasa dulu dengan bahan tersebut. Baru nanti secara bertahap memasukkannya ke dalam masakan lebih banyak di lain kesempatan makan. 

Menambahkan rempah-rempah ini dapat membantu si Kecil mengenal berbagai rasa dan bahan. Juga menghindarkan anak Moms menjadi pemilih makanan di masa depan.

Saatnya mengenalkan pedas sesungguhnya

Moms dan Dads penyuka pedas level super.Tapi bukan berarti si Kecil langsung juga memiliki toleransi yang sama dalam menangani pedas, terlebih pedas cabai. 

Moms harus menunggu hingga si Kecil memiliki kemampuan untuk mengatakan ya atau tidak dengan jelas, jika ingin menambahkan makanan dengan kandung capsaicin yang biasanya berasal dari keluarga cabai dan paprika. 

Kapan waktunya? Ahli gizi Reda Elmardi merekomendasikan menunggu hingga setelah si Kecil memasuki usia 2 tahun bila ingin mencoba memberi si Kecil makanan dengan cabai. Pada usia ini indera perasa si Kecil sudaj berkembang sepenuhnya. Pada usia 2 tahun ini juga si Kecil sudah memiliki kemampuan ‘menyuarakan’ kenyamanannya. Pedas itu bisa menyakitkan. Begitu pun bagi si Kecil. Adalah hak anak  untuk menolak makanan jika ia merasa tak tahan dengan rasa pedasnya. 

Tambahkan bumbu secara bertahap ke hidangan yang disukai anak

Berhati-hati membiasakan si Kecil dengan  pengalaman makan makanan pedas adalah langkah yang cerdas. Mulailah dengan sedikit ‘bumbu’ dan sajikan dengan makanan yang sudah disukai anak. 

Ini misalnya memberi saus tomat diaduk dengan sedikit saus pedas untuk cocolan bagi kentang goreng  atau nugget favoritnya. Tingkatkan kepedasannya secara bertahap, seiring dengan berkembangnya toleransi si Kecil pada rasa pedas.

Cek jumlah garam yang digunakan

Garam ternyata meningkatkan rasa pedas dan panas dari bumbu. Jadi, bila ingin menambahkan rempah atau golongan cabai pada makanan anak, sebaiknya kurangi garam. 

Kenalkan, tapi jangan paksakan.

Saat dipaparkan pada masakan pedas mungkin saja si Kecil enggan memakannya, bahkan mungkin menangis keras. Keringat pun membanjir dan ia bisa saja menjadi kesal karena sensasi panas yang dirasakan. 

Jadi kapok memberikan makanan pedas pada si Kecil? Jangan Moms… Makanan itu ada rasa asin, manis, asam, juga pedas. Nah, lidah si Kecil tetap mengenal rasa pedas. Jadi jangan kapok mengenalkannya. Kenalkan saja rasa pedas ini sedikit demi sedikit. Kreatif pula dalam menyelipkan rasa pedas dalam menu untuk si Kecil. 

Terpenting jangan memaksa ya Moms… karena justru  dapat menimbulkan kebencian anak pada makanan. Tetap beri si Kecil pilihan untuk mengonsumsi makanan kapan pun dan jika diinginkan.

^IK