Bila anak laki-laki perlu kesiapan fisik sebelum memulai toilet training, maka tidak demikian dengan anak perempuan, Moms. Pada anak perempuan, kesiapan emosional mendahului kemampuan fisik mereka. 

Ini berarti Moms dan Dads perlu memberikan lebih banyak dukungan dan dorongan emosional kepada putri Kecil ini untuk memulai toilet training.  

Berikut adalah beberapa tip yang perlu diingat saat melatih si Kecil:

Beri kenyamanan 

Semakin nyaman putri Kecil Moms untuk duduk di pispot, semakin ia tidak terintimidasi untuk menggunakannya. Jadi, cobalah untuk melatihnya duduk di pispot atau potty seat, bahkan ketika dia tidak merasa ingin pipis atau BAB. Misalnya, untuk duduk di potty training ini saat dia menonton TV  atau waktu  screen time-nya, sehingga dia akan terbiasa, Moms.

Penting ajarkan kebersihan

Infeksi saluran kemih mempengaruhi sekitar 7,8% anak perempuan dan 1,7% anak laki-laki pada usia 7 tahun, menurut sebuah studi tahun 2019. Ini berarti anak perempuan memiliki risiko infeksi saluran kemi yang lebih tinggi. Mengapa? Hal ini karena saluran kemihnya jauh lebih pendek dan terletak sangat dekat dengan anus, sehingga bakteri lebih mudah masuk dan menyebar.

Kondisi yang sangat tidak nyaman bagi anak jika terkena infeksi saluran kemih ini. Putri Kecil Moms, antara lain mengalami ini: 

Cenderung tidak bisa menahan buang air kecil, sering, dan tidak tuntas.

Karena itu, Moms harus sudah mengajarkan cara pembersihan yang benar usai pipis atau BAB (buang air besar) sewaktu putri Moms memulai toilet training.  Khususnya di saat BAB, sangat penting untuk mengajari putri Kecil ini teknik menyeka yang benar setelah BAB, yakni dari ​​dari depan ke belakang agar tidak memungkinkan kotoran berpindah ke arah uretra.

Pilih pakaian yang mudah dilepas

Di masa Moms sedang melatih putri Kecil ini toilet training, pastikan ia mengenakan pakaian yang mudah dilepas dengan cepat ya, Moms.

Model celana legging, baju ala-ala balerina (model leotard), jumper, romper, dan overall, semuanya dapat memakan waktu untuk dilepaskan anak. Ia bisa keburu pipis atau BAB. Dan, ‘kecelakaan’ ini bisa membuatnya enggan melanjutkan toilet training lagi.  

Jadi contoh terbaik

Jika Dads menjadi ‘teladan” bagi putra Kecil untuk toilet training, maka Moms pun perlu menjadi contoh terbaik untuk putri Kecil. Moms bisa mengajarkan cara duduk di toilet, cara flushing agar toilet bersih, dan juga cara membersihkan diri sehabis pipis atau BAB. 

Menjalankan toilet training tidak mudah. Moms jangan pelit pujian jika si putri Kecil ini berhasil melakukan toilet training-nya. Dan, jangan langsung dimarahi jika ia tidak berhasil melakukan seperti yang Moms harapkan. Tetap latih dengan sabar ya Moms…

Untuk pujian bisa bukan hanya kata-kata. Memberi anak tos, pelukan, atau tepuk tangan saat ia  menggunakan pispot atau toilet dengan benar akan sangat memotivasi si Kecil untuk terus mencoba.

^IK