Mengacu pada teori perkembangan, bahwa 90% anak sudah dapat berdiri tanpa bantuan di usia 9-14 bulan. Namun, umumnya, anak dapat berjalan sendiri pada usia sekitar 16-20 bulan. Bila sampai usia 18 bulan si kecil belum juga bisa berjalan, orangtua perlu mewaspadainya. Dikhawatirkan ada gangguan pada otot-otot kakinya, seperti ototnya lemah atau cacat. Untuk itu, orangtua disarankan memeriksakan anak ke dokter untuk memastikan ada -tidaknya kelainan bila sampai dengan usia 18 bulan anak belum mampu berjalan. Tujuannya agar anak mendapatkan penanganan yang tepat. 

Namun bila hasil pemeriksaan si kecil normal-normal saja, umumnya keterlambatan lebih disebabkan oleh sikap orangtua yang ingin memperlakukan anak dengan nyaman atau terlalu melindungi (overprotektif). Contoh, anak selalu digendong karena takut anaknya terjatuh, sehingga anak jadi keenakan dan membuatnya malas berjalan. Memang, jatuh saat latihan berjalan bisa menimbulkan trauma yang membuat anak akhirnya “mogok” berjalan, tapi hal itu baru terjadi kalau jatuhnya sampai membuat anak merasa sakit, semisal kepalanya membentur meja atau sampai berdarah. Kalau ini yang terjadi, anak bisa jadi akan jera untuk mencoba lagi. Nah, agar keterlambatan yang dialami anak tak berlarut-larut, maka orangtua harus “berani melepaskan anaknya” untuk latihan berjalan. 

Cara latihan berjalan yang dapat dilakukan: