Moms, diare sangat dekat dengan anak-anak. Dibanding orang dewasa, anak-anak rentan terkena diare, terutama di negara berkembang. Setiap anak di bawah 5 tahun, rata-rata mengalami 3 kali episode diare. 

Pada anak, diare bukan keluhan yang bisa dianggap remeh, Moms. Diare adalah penyebab utama kematian kedua pada anak setelah pneumonia. Kematian akibat diare paling besar dialami selama masa bayi, kemudian terjadi penurunan secara bertahap. 

Diare pada si kecil dapat berdampak pada tumbuh kembangnya. Pertumbuhannya bakal terhambat karena kekurangan gizi, dan berakibat gangguan perkembangan kognitif. 

Gejala umum diare

Diare diartikan sebagai peningkatan durasi buang air besar lebih dari tiga kali sehari. Diare akut bila diare terjadi kurang dari 3 minggu, sedangkan disebut kronis bila diare terjadi lebih dari tiga minggu. 

Gejala umum dari diare di antaranya adalah feses berair atau mengandung darah. Diare juga dapat disertai dengan keinginan yang tidak tertahankan untuk BAB, nyeri perut/kembung, nyeri dubur, mual dan/atau muntah, penurunan berat badan dan demam. 

Bila tidak ditangani, si kecil yang diare berisiko besar mengalami dehidrasi. Tanda-tanda tubuh kekurangan cairan adalah bibir dan mulut kering, saat menangis tidak keluar air mata, semakin rewel dan penurunan tingkat energi atau sering mengantuk. 

Dokter bisa menenukan apakah seorang anak mengalami dehidrasi dan sebarapa parah dehidrasi yang terjadi. Meski demikian, sebenarnya orang tua juga bisa memonitor anak-anak untuk tanda-tanda dehidrasi. 

Penyebab diare

Diare akut kemungkinan disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit, Moms. Dan diare pada anak lebih sering disebabkan oleh virus. Kasus diare akibat infeksi biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya.

Apa yang penting dari diare? Pastikan si kecil tidak dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh ya, Moms. Karena selama si kecil diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan elektrolit (natrium, kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam feses cair anak. Dehidrasi terjadi bila hilangnya cairan dan elektrolit ini tidak diganti secara adekuat 

Terapi diare di rumah 

Si kecil dengan diare ringan dapat dirawat di rumah dengan pemberian ORS (semisal oralit) yang dapat dibeli di apotek. Terapi ini adalah cara terbaik untuk merehidrasi si kecil yang mampu minum dan tidak muntah. 

Meski sering digunakan sebagai pengganti ORS, namun sebaiknya Moms menghindari memberikan minuman lain seperti jus, cola dan minuman olahraga untuk menggantikan ORS, karena dapat memperburuk diare. 

Bila si kecil dengan diare mengalami muntah dan dehidrasi yang lebih parah, kemungkinan memerlukan cairan intravena (cairan yang diberikan melalui vena di lengan) di rumah sakit. 

Setelah diare berhenti, berikan si kecil makanan sesegera mungkin ya, Moms. Bagi bayi yang diberi ASI, jangan hentikan pemberian ASI. Sedangkan bagi bayi yang diberi susu formula, sebaiknya menghentikan sementara pemberian susu dan produk susu lainnya. Setelah itu lihat perkembanganya. 

Selain itu, Moms juga bisa memberikan probiotik dalam bentuk minuman atau suplemen karena bisa mengurangi tingkat keparahan gejala, dengan adanya ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk di dalam usus. 

Obat-obatan yang memperlambat pergerakan usus tidak dianjurkan pada anak dengan diare akut, walaupun kadang obat tersebut berperan pada anak-anak dengan diare kronis. 

Terpenting Moms, saat perawatan diare, cuci selalu tangan Moms dengan sabun setelah mengganti popok si kecil atau stelah dari toilet. Memelihara kebersihan diri dan lingkungan adalah cara yang efektif untuk menghindari anak diare. 

^IK