Moms, si Kecil sering menyisihkan sayur di piringnya dan kerap pilah-pilih makanan? Itu tanda anak picky eater.  Menurut Lee Gibson PhD, direktur Clinical and Health Psychology Research Centre di University of Roehampton di London, perilaku memilih-milih makanan saat kanak-kanak adalah hal yang normal. Penelitian menunjukkan bahwa 20% orang tua mengatakan anak dengan rentang usia 2 – 5 tahun sering memilih makanan. 

 

Sebuah tinjauan pada tahun 2015 terhadap lusinan penelitian dari 1990-an yang mengamati pola makan anak-anak menemukan bahwa kebiasaan makan yang pilih-pilih dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari ciri kepribadian, kontrol orang tua pada waktu makan, pengaruh sosial, hingga pola makan ibu, atau bisa juga karena mereka masih kecil.

 

Masih menurut Gibson, pendekatan terhadap anak picky eater tidak boleh dengan keras, lebih baik memberinya contoh, selalu bersikap positif ketika menawarkan makanan dan menunjukkan betapa Moms menyukai makanan tersebut ketika meminta anak memakannya. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat anak mendapat variasi nutrisi yang dibutuhkannya:

 

Menghargai selera anak

Jika si Kecil tidak lapar, jangan paksa mereka makan ya, Moms. Begitu pula ketika mereka tidak memakan makanan di piringnya, jangan dipaksa untuk memakan atau menghabiskannya. Hal ini hanya akan memicu atau memperkuat “perebutan kekuasaan” atas makanan. Selain itu, anak akan mengasosiasikan waktu makan dengan kecemasan dan frustasi sehingga mereka menjadi kurang sensitif dengan perasaan lapar atau kenyangnya sendiri. Berikan mereka porsi yang kecil dan biarkan mereka sendiri yang meminta tambah. 

 

Memegang teguh rutinitas

Hidangkan makanan dan camilan di waktu yang sama tiap hari sesuai porsinya. Bila anak tidak mau makan, berikan camilan sehat untuk memenuhi asupan nutrisi hariannya. Camilan bisa berupa susu atau jus ataun pun buah potong. 

 

Bersabar ketika mengenalkan makanan baru

Terkadang ketika menyentuh, mencium, bahkan mencoba sedikit makanan, anak-anak akan mengeluarkannya kembali. Maka, perlu pengenalan berulang terhadap suatu menu baru sebelum si Kecil mencobanya. Dorong anak dengan membicarakan warna, bentuk, aroma, hingga tekstur makanan dengan anak—bukan rasanya. Hidangkan menu baru ini bersamaan dengan makanan favoritnya. Tetap berikan mereka makanan sehat sampai mereka familiar dan menyenanginya

 

Menghindari memisahkan makanan

Terkadang, saking pemilihnya si Kecil, Moms sampai harus memisahkan menu untuknya yang berbeda dengan anggota keluarga lain. Sebaiknya hal ini dihindari ya, Moms, karena justru mendukung kebiasaan picky eating. Jika berada di situasi ini, tetap hidangkan menu yang sama dengan keluarga dan bujuk anak dengan baik—walau pada akhirnya tetap tidak dimakan.

 

Membuatnya menyenangkan

Siapkan brokoli atau sayur lain dengan bumbu/saus colek, misalnya. Bisa juga memotong makanan menjadi bentuk-bentuk lucu kesukaan anak. Hidangkan berbagai macam makanan dengan warna-warna terang.

 

Meminta bantuan si kecil

Saat berbelanja bahan makanan, ajak si Kecil untuk ikut serta memilih buah, sayur, atau makanan sehat lain. Begitu sampai di rumah, mintalah bantuan kecilnya dalam menyiapkan makanan, misalnya mencuci sayuran, mengaduk, atau menata meja.

 

Memberi contoh yang baik

Bila Moms dan anggota keluarga lain makan makanan sehat, si Kecil kemungkinan akan mengikuti kebiasaan tersebut.

 

Mengurangi gangguan saat makan

Mematikan televisi atau gadget lain selama makan,  cukup membantu si Kecil untuk fokus pada makanan. Iklan di TV dapat mendorong anak untuk meminta makanan-makanan lain dan menjadi tidak berselera dengan makanan yang ada di piringnya.

 

Tidak memberi dessert sebagai reward

Konsep memberi dessert atau makanan manis sebagai hadiah, hanya akan  menanamkan pada si Kecil bahwa makanan tersebut adalah makanan “terbaik” dan malah meningkatkan selera anak pada makanan manis. Moms dapat mengganti menu dessert dengan buah atau yogurt. Perlu diingat bahwa kebiasaan memilih makanan pada anak tidak bisa hilang dalam semalam, sehingga perlu proses sedikit demi sedikit untuk mempromosikan makan sehat pada anak. Tetap semangat ya, Moms.