Kebanyakan Moms tentunya pernah berteriak pada anak. Entah karena bandel, tidak menurut, mengganggu saudara, atau menggunakan handphone terlalu sering. Sebagian Moms menganggap berteriak adalah salah satu cara untuk mendisiplinkan anak. Pada kenyataannya, memarahi si Kecil dengan cara berteriak bukanlah jawaban yang tepat untuk mendisiplinkannya. Teriakan Moms bisa berdampak buruk pada psikis anak. Mereka akan merasa takut, alih-alih merasa aman pada Moms. Bahkan pada beberapa kasus, anak-anak justru membangkang jika Moms berteriak padanya.

Jika Moms adalah salah satunya, hentikan kebiasaan tersebut. Kuncinya adalah kontrol diri. Menurut Laura Markham, penulis buku parenting, ketika Moms menghentikan dorongan untuk berteriak, otak Moms mengatur ulang perilaku ini sehingga tidak lagi menjadi kebiasaan. Berikut adalah lima langkah menghentikan kebiasaan berteriak:

Berhenti berteriak pada hal-hal kecil

Terkadang Moms tidak menyadari sering berteriak pada hal-hal kecil, seperti, “berhenti main game!” atau “makan dulu!” Kebiasaan ini membuat nada bicara normal di rumah cenderung tinggi. Jika hal kecil saja menggunakan nada bicara tinggi nyaris berteriak, tidak terbayang seperti apa hebohnya rumah ketika muncul perdebatan. Menghentikan kebiasaan ini terdengar mudah, namun seorang Moms mengaku butuh berminggu-minggu untuk mengingatkan dirinya agar berhenti berteriak ketika memanggil anak. Ketika sudah terbiasa, anak-anak pun berhenti menjawab dengan nada tinggi yang sama.

Padamkan api sendiri

Dr. Markham menganjurkan untuk bermeditasi lima menit setiap hari. Penelitian juga menunjukkan bahwa menyisihkan waktu untuk introspeksi diri tiap harinya membantu Moms untuk mendinginkan kepala saat situasi panas. Pun halnya ketika Moms mulai merasa emosi naik, tidak langsung menyemprotkan amarah, banyak yang menyesal setelahnya. Hal-hal yang dikatakan saat marah biasanya tidaklah baik, dan berdampak buruk pada anak. Ini bukan berarti Moms tidak boleh marah. Ketika si Kecil bertingkah tidak baik, mereka perlu diingatkan, namun bukan dengan emosi, cobalah menggunakan cara lain.

Menggunakan kata aman

Tiap Moms menyadari akan meledak, selalu sebutkan “kata aman” untuk mengingatkan diri dan menghentikannya. Cara ini layak dicoba. Misalnya, ketika si Kecil membangkang, dan emosi Moms sudah di ubun-ubun, sebutkan berulang-ulang kata yang sudah dipilih menjadi kata aman untuk menenangkan diri dan menghindari ledakan.

Mengakrabkan diri dengan anak

Walau Moms sudah berusaha untuk tidak teriak pada anak, terkadang mereka tidak langsung kooperatif. Menurut Dr. Markham, alih-alih mengganti metode dengan memberinya konsekuensi, seperti penyitaan game konsol atau handphone, lebih baik Moms menggunakan cara halus, menyamakan level dengan si Kecil, merangkulnya, dan membujuknya dengan penjelasan yang dapat ia terima. 

Menurunkan tensi dengan humor

Menurut Dr. Vanessa Lapointe, Moms harus tetap tenang agar anak juga tenang. Dalam beberapa waktu, menggunakan humor untuk menurunkan tensi suasana cukup efektif dilakukan. Humor juga dapat menghentikan bantahan yang dilontarkan anak.