Nonton film bareng di bioskop memang merupakan salah satu bentuk hiburan yang asyik dilakukan bersama keluarga. Tapi hati-hati Moms, meski menyenangkan, jangan sembarangan mengajak anak-anak nonton film tanpa memperhatikan kategori batasan usia. 

Belum lama ini warganet ramai membahas unggahan seorang pengguna Facebook tentang anak-anak yang diajak orang tuanya menonton film berkategori dewasa. Dalam unggahannya, yang bersangkutan menyayangkan orang tua yang abai pada dampak negatif akibat tayangan yang tidak sesuai dengan usia anak.

Bukan itu saja, ia juga mengeluhkan suasana menonton yang jadi tidak nyaman karena anak-anak cenderung berisik bertanya ini-itu dan rewel karena bosan atau pun takut melihat adegan yang tampil di layar. Dalam waktu singkat, unggahan tersebut mendapat ribuan likes dan dukungan dari orang-orang yang merasa senasib saat menonton film di bioskop.

Anak akan meniru apa yang disaksikannya

Perkara orang tua yang mengajak anaknya nonton film tidak sesuai umur sebenarnya bukan isu baru lagi, Moms. Sejak bertahun-tahun lalu, hal ini sudah jadi sorotan banyak orang—mulai dari psikolog anak sampai pegiat pendidikan, meski hingga kini tetap masih banyak orang tua yang melakukannya. 

Alasan yang biasa diungkapkan adalah karena tidak ada anggota keluarga lain atau asisten rumah tangga yang bisa dititipi anak saat orang tuanya pergi menonton film ke bioskop. Ada juga orang tua yang menganggap hal ini bukan masalah besar lantaran beranggapan anak-anak masih kecil sehingga tidak memahami apa yang disaksikannya. 

Padahal Sonal Sood, psikoterapis asal India menyatakan bahwa anak berusia dua tahun sekalipun sebenarnya sudah sangat peduli dengan konten yang ia saksikan. Menurut Sood dalam wawancara dengan The Indian Express, konten kekerasan, perilaku seksual, trauma, dan storyline bergender memiliki dampak jangka panjang pada diri anak.

Hal ini, disebabkan oleh otak anak yang mempelajari segala sesuatu secara visual sehingga apa pun yang muncul pada layar akan berpengaruh pada diri mereka. Anak-anak akan menginternalisasi apa pun yang dipaparkan pada diri mereka. 

Misalnya, ketika melihat karakter superhero melakukan tindakan kekerasan pada penjahat, si Kecil bisa menangkap bahwa kekerasan adalah tindakan yang patut diapresiasi. Selain itu, konten yang terlalu intens dan tidak sesuai usia juga bisa memicu kecemasan, trauma, dan menimbulkan mimpi buruk pada anak-anak. Misalnya ketika mereka diajak menonton film horor atau thriller.

Pahami ketentuan kategori batasan usia 

Berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 2014 tentang Lembaga Sensor Film, terdapat empat kategori penggolongan film dan iklan film berdasarkan usia penontonnya, sebagai berikut: 

  1. Film untuk semua umur (SU)

Jenis film ini mengandung unsur pendidikan, budaya, dan budi pekerti. Film berkategori SU juga tidak boleh menampilkan adegan kekerasan—baik secara verbal maupun nonverbal, perilaku seksual, serta hal berbau klenik dan horor. 

  1. Film untuk usia 13 tahun atau lebih (13+)

Film dalam kategori ini mesti mengandung nilai pendidikan, budi pekerti, dan mendorong rasa ingin tahu yang positif. Selain itu, tema, judul, dan aspek lainnya juga harus sesuai dengan masa peralihan anak-anak menuju remaja.

  1. Film untuk usia 17 tahun atau lebih (17+)

Film kategori 17+ juga harus mengandung nilai pendidikan, budi pekerti, dan menumbuhkan rasa ingin tahu positif sesuai usia.  Namun dalam kategori ini, adegan terkait seksualitas hingga kekerasan boleh disajikan secara proporsional dan edukatif, namun tidak boleh menampilkan adegan sadisme.

  1. Film untuk usia 21 tahun atau lebih (21+)

Film di kategori ini ditujukan untuk orang dewasa. Adegan visual dan dialog tentang seks, kekerasan, serta sadisme dapat ditampilkan secara tidak berlebihan. Jika tayang di televisi, film berkategori 21+ harus tayang di antara pukul 23.00 hingga 03.00. 

Selain ketentuan yang dibuat LSF, Moms juga perlu mengetahui kategori film yang dibuat oleh Motion Picture Association of America (MPAA), yaitu G (General), PG (Parental Guidance Suggested), PG-13 (Parents Strongly Cautioned), R (Restricted), dan NC-17 (Adults Only). 

Baca dulu sebelum menonton

Untuk membantu memilih film yang akan disaksikan bersama keluarga, orang tua bisa menggali informasi terlebih dahulu melalui berbagai situs di internet terkait sinopsis dan detail adegan yang ditayangkan. Selain mencari info tentang alur cerita, gali pula ulasan dan komentar dari orang lain yang sudah lebih dulu menyaksikannya.

Dari situs IMDB misalnya, Moms bisa mendapatkan panduan informasi bagi orang tua yang dibagi ke dalam sejumlah kategori: Sex & Nudity, Violance & Gore, Profanity, Alcohol, Drugs & Smoking, serta Frightening & Intense Scenes. Ada juga situs Kids in Mind yang memberikan informasi terkait konten film, untuk membantu menentukan apakah sebuah film layak ditonton bersama anak-anak atau tidak. 

^IK