Begitu mengetahui dirinya hamil, para Moms banyak yang menghentikan kegiatan hubungan intim bersama suaminya. Tak jarang Dads juga ikut-ikutan menahan diri. Apalagi bila pada kehamilan pertama atau kehamilan yang sudah lama dinanti-nantikan kehadirannya. Hal ini lantaran takut aktivitas suami istri ini bisa mengganggu kehamilan sehingga terjadi keguguran. 

Apakah benar demikian? Coba cari tahu faktanya. 

Sepanjang tak dilarang

Jika Moms termasuk yang takut melakukan hubungan intim dengan suami pada trimester awal, ternyata Moms tidak sendiri. Faktanya banyak para Moms lainnya memiliki ketakutan yang sama. 

Tapi, ketakutan bahwa aktivitas seksual akan mengganggu kehamilan itu salah, Moms.  Pada kehamilan normal, bercinta itu  aman sepanjang kehamilan, termasuk trimester pertama.Tidak ada alasan untuk menghindari bercinta, kecuali jika dokter kandungan dan kebidanan (Obgin) atau bidan yang menangani kehamilan telah memberitahu Moms untuk malarang melakukannya. 

Moms tak perlu khawatir karena otot-otot di sekitar rahim Moms serta cairan ketuban di dalamnya akan membantu melindungi calon dedek bayi saat berhubungan intim. Dan, sumbat lendir pada pembukaan serviks (mulut rahim) mencegah kuman melewatinya. 

Bagaimana dengan ‘desakan’ sewaktu penetrasi dari Dads? Jangan khawatir juga Moms. Penis tidak bisa menyentuh atau merusak rahim sewaktu  saat berhubungan seks.

Kemungkinan keguguran?

Memang sih ada kemungkinan keguguran yang lebih tinggi selama trimester pertama dibandingkan dengan trimester lainnya. Dan,  sekitar 10 hingga 15 persen kehamilan berakhir dengan keguguran itu sebagian besar terjadi dalam 13 minggu pertama. Tapi penting untuk Moms catat bahwa hubungan intim  bukanlah penyebabnya.

Sekitar setengah dari keguguran terjadi karena kelainan kromosom yang berkembang selama pembuahan embrio. Sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan apa pun yang Moms dan Dads lakukan di kamar tidur. 

Ada pula sebab keguguran lainnya, seperti: 

dari sekian banyak penyebab keguguran di atas, jika Moms perhatikan, itu tak ada hubungannya dengan aktivitas intim dengan Dads. 

Hindari jika alami ini

Seks selama kehamilan dapat menyebabkan kontraksi. Ini sifatnya sementara. Dan,  sesungguhnya tidak berbahaya pada kehamilan berisiko rendah. Tetapi dapat menyebabkan persalinan prematur atau komplikasi lain jika Moms memiliki kondisi medis seperti berikut ini: 

Disebut ini bila Moms sebelumnya pernah mengalami keguguran berulang dua kali atau lebih. Seks itu sendiri tidak menyebabkan keguguran, tapi mungkin Moms perlu disarankan melakukan tindakan pencegahan ekstra terhadap kontraksi rahim bila berisiko kehamilan ini. 

Jika Moms hamil dengan lebih dari satu bayi, dokter mungkin meminta Moms melakukan istirahat panggul. Ini berarti aktivitas  yang terkait dengan penetrasi akan dilarang. Tapi, istirahat panggul tidak sama dengan bedrest. Jadi, aktivitas kemesraan lain di luar penetrasi masih boleh, kok. Moms…

Maksudnya mulut rahim telah terbuka terlalu dini selama kehamilan. Idealnya, serviks akan mulai menipis dan melunak tepat sebelum Moms melahirkan, sehingga memudahkan proses kelahiran. Tetapi jika serviks terbuka terlalu cepat, Moms berisiko mengalami keguguran dan kelahiran prematur.

Plasenta biasanya terbentuk di bagian atas atau samping rahim, tetapi ketika terbentuk di bawahnya – menempatkannya langsung di atas leher rahim – ini menciptakan kondisi yang disebut plasenta previa. Jika memiliki plasenta previa, Moms mungkin mengalami pendarahan selama kehamilan. Kegiatan seksual akhirnya menjadi aktivitas yang bisa berisiko.

Jadi sepanjang Moms tidak memiliki riwayat kehamilan berisiko, sebenarnya berhubungan intim itu aman saja bagi kehamilan. Namun, untuk memastikannya, lebih baik Moms konsultasikan terlebih dengan dokter. 

^IK