Imbauan untuk tetap di rumah selama pandemi Covid-19, termasuk kebijakan work from home (WFH) membuat angka kehamilan meningkat. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan di beberapa daerah, jumlah Moms yang hamil meningkat secara signifikan selama pandemi dan karantina, yaitu dari Maret 2020 lalu. Dinkes Serang misalnya, melaporkan jumlah Moms hamil di Provinsi Banten pada April 2020 berjumlah 2.066 orang, meningkat dari 1.730 orang pada sebulan sebelumnya atau Maret 2020. Hal yang sama terjadi di daerah lain, seperti Cirebon dan beberapa daerah di Jawa Barat.
Kehamilan merupakan kabar bahagia dan karunia bagi Moms dan pasangan, namun mengandung buah hati pada situasi pandemi begini menjadi tantangan tersendiri bagi Moms. Menurut Dr. Michelle Tolfrey, psikolog klinis dan pendiri layanan psikologi di London, hamil dalam saat keadaan sedang tidak stabil rentan membuat Moms stres dan cemas.
Tingkat kecemasan Moms yang tinggi selama hamil bisa meningkatkan risiko preeklamsia, bayi lahir prematur, dan berat lahir rendah. Bayi yang beratnya di bawah normal dapat berdampak pada perubahan morfologi otak bayi. Untuk menghindari hal tersebut, Tolfrey menganjurkan Moms untuk melakukan hal berikut untuk menjaga emosi dan mental Moms tetap stabil:
Menghindari update berita
Terlalu sering mengecek berita, terutama melalui media sosial dapat meningkatkan risiko kecemasan. Moms tetap dapat mengetahui informasi penting dengan menanyakannya pada pasangan atau anggota keluarga yang lain
Menikmati momen saat ini
Kecemasan muncul karena pikiran yang berlebihan. Coba untuk tidak memikirkan hal-hal yang belum terjadi, dan menikmati momen yang dialami saat ini. Selain itu, Moms juga dapat mempraktikkan meditasi untuk menenangkan diri
Menghubungi teman dan keluarga
Sebisa mungkin tetap keep in touch dengan orang-orang terdekat yang Moms percaya ya. Setidaknya Moms dapat berkomunikasi dan membagi cerita agar tak dipendam sendiri
Baik pada diri sendiri
Kecemasan adalah reaksi alami terhadap apa yang terjadi di dunia. Beberapa Moms yang hamil akan merasa bersalah jika dirinya merasa cemas ketika semua orang mengharapkan dirinya bahagia. Penting untuk tidak menyalahkan diri sendiri terhadap efek mental. Alih-alih menyalahkan diri, Moms dapat menerima bahwa perasaan ini wajar, dan sebaiknya Moms fokus pada kesehatan dan kebaikan diri. Misalnya, menjaga tubuh tetap aktif berkegiatan, menghindari kafein, mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat, dan tidur teratur
Rutin konsultasi pada bidan/dokter
Moms tidak sendiri, petugas medis dan ahli dapat selalu dimintai bantuan jika Moms membutuhkannya. Mulailah untuk rutin membicarakan kondisi apa pun yang Moms rasakan pada dokter/bidan, termasuk bila Moms mengalami gejala kecemasan.