Mantan petenis No.1 di dunia, pada tahun 2017 melahirkan seorang putri mungil yang cantik Alexis Olympia. Putri pertamanya ini merupakan buah pernikahan Serena Williams dengan Alexis Ohanian, seorang pebisnis, sekaligus investor. 

Semasa kehamilan hingga saat melahirkan, semua sepertinya berjalan lancar bagi Serena Williams. Namun, pasca melahirkan, ia ternyata mengalami komplikasi persalinan yang nyaris merenggut nyawanya. Apa yang sebenarnya terjadi?

Hampir mati

Tanggal 1 September 2017, menjadi hari yang membahagiakan bagi Serena. Di hari ini ia dan suaminya Alexis, menyambut kelahiran putrinya, Olympia.  Seperti saat kehamilannya yang tak ada kendalah sama sekali, begitu saat ia melahirkan bayi Olympia lewat operasi Caesar. 

Namun ada satu kekhawatiran yang menjadi ganjalan Serena. Yaitu soal emboli paru sejak tahun 2011, Serena telah mengetahui kecenderungannya yang berisiko tinggi terhadap pembekuan darah. Pada tahun itu, petenis jagoan ini menderita gumpalan darah di paru-parunya, yang dikenal sebagai emboli paru. Kondisi ini bisa mengancam jiwa. 

Berkaca dari pengalamannya itu, Serena dalam esai yang ditulisnya untuk majalah Elle, ia mengatakan bersikap waspada untuk memastikan riwayat buruk kesehatannya tidak terulang kembali. 

Itu sebabnya, pasca persalinan, tepatnya sehari setelah persalinan,  ia mulai khawatir dengan rasa kebas, seperti mati rasa, yang ada di area kakinya kepada perawat rumah sakit. Sayangnya, menurut Serena, kekhawatirannya itu tak ditanggapi serius. 

"Tidak ada yang benar-benar mendengarkan apa yang saya katakan," tulisnya.

Belakangan dia mendapati dirinya dalam "rasa sakit yang luar biasa", dan menyadari bahwa dia tidak bisa menggerakkan kaki dan punggungnya.

“Saya mungkin pingsan beberapa kali,” kenangnya. Ia mencatat bahwa dia dengan cepat menyampaikan kekhawatirannya kepada tim persalinannya bahwa dia mungkin membutuhkan heparin, obat yang membantu mencegah pembekuan darah. Tapi permintaan Serena tidak digubris. 

Obat pengencer darah ini dikhawatirkan dapat menyebabkan luka operasi caesarnya berdarah, tetapi bagi Serena itu penting untuk menekan timbulnya emboli paru yang dulu terjadi.  

Serena mulai bernapas berat dan batuk. Gejala yang ternyata diketahui merupakan gejala pembekuan darah. Dia batuk sangat keras, hingga jahitan operasi caesarnya terbongkar. Serena pun harus kembali menjalani operasi.  

Ketika bangun dari operasi, Serena membicarakan kondisinya dengan suster jaga dan meminta suster itu segera melakukan pemindaian pada paru-paru, dan memasangkannya infus heparin. Sayangnya, suster tetap tidak  mengikuti sarannya. Beruntung, dokter datang dan menerima permintaan Serena. Dan ternyata hasil CT scan menunjukkan ada gumpalan darah di paru-paru Serena. Ia kembali ke masuk ruang operasi. Sebuah filter dimasukkan ke dalam pembuluh darahnya  untuk memecah gumpalan tersebut sebelum mencapai jantung Serena.

Serena nyaris sudah di ambang kematian jika permintaan untuk penanganan keluhan dirinya itu tidak ditanggapi. Selain operasi, ia pun harus menambah waktu di rawat inap di rumah sakit hingga 7 hari kemudian. Setelah itu, Serena pun harus melakukan pemulihan dengan bedrest. Ia hanya boleh di tempat tidur hingga 6 minggu berikutnya. Sebuah pemulihan yang menyakitkan bagi seorang Moms baru yang seharusnya bisa segera memomong bayi Kecilnya. 

Menyuarakan kepedulian bagi ibu bersalin

Serena berulang kali mengatakan, ia beruntung selamat dari risiko kematian akibat persalinan. Tapi, ia melihat, di luar dirinya itu banyak ibu hamil dan melahirkan yang tidak seberuntung dirinya, terutama wanita warga kulit hitam seperti dirinya. 

Dilatarbelakangi oleh pengalamannya tersebut, kini Serena Williams terus mengampanyekan agar orang mau menyumbang ke badan amal yang membantu ibu dan bayi baru lahir di seluruh dunia. Seperti kata banyak ahli yang dikenalnya,  ia memercayai kematian akibat proses melahirkan itu sebenarnya bisa dicegah. 

Apa yang bisa dipetik dari pengalaman Serena Williams? Bagi Moms yang akan menjalani persalinan, Moms perlu mengungkapkan riwayat penyakit dan pengobatan yang pernah dijalani pada dokter. Dan, bila Moms merasakan ada yang tidak beres pada diri Moms saat atau usai persalinan, segera hubungi perawat dan dokter. Lebih baik disebut pasien cerewet atau rewel, daripada semuanya terlambat. 

^IK