Eksim atopik (atau dermatitis atopik) bersifat kronis dan sering dialami oleh bayi. Gejala umumnya adalah kulit kering, kemerahan, bersisik, dan gatal pada satu atau beberapa tempat di wajah, leher, lipatan siku/lutut, siku/lutut, pergelangan kaki. 

Gejala tersebut bersifat hilang timbul, dan berlangsung lama (kronik). Gejala tersebut sepertinya sepele, tapi membuat anak menderita, lho, Moms…

Nah, baru-baru ini sebuah penelitian membuktikan bahwa konsumsi vitamin D bisa mengurangi risiko bayi yang Moms kandung itu menderita eksim ini. Simak penjelasannya. 

Eksim yang menyiksa anak

Gatal tinggal menggaruk atau diberikan losion atau salep anti gatal. Tapi ini kan pada orang dewasa. Jika gatal dan ruam menimpa si kecil, apalagi masih bayi, duhhh… kasihan Moms. 

Pada bayi dan anak, eksim itu akan menempatkannya dalam kondisi yang tidak nyaman akibat iritasi dan rasa gatal di kulitnya. Bayi kecil ini tidak bisa menggaruk atau mengeluhkan gatal. Ia hanya bisa menangis atau rewel karena ketidaknyamanan yang dirasakan. 

Eksim ini pun akhirnya mengganggu pola makan dan tidurnya. Inilah yang menyebabkan   bayi dan anak yang terkena eksim  juga terganggu proses tumbuh kembangnya. Eksim ini berlangsung kronis, bisa jangka panjang bahkan hingga anak menjelang dewasa. Karena sering terkait alergi, tak mengherankan bila Moms pun harus mengeluarkan uang lebih, misalnya untuk pemberian makan, terapi maupun beragam tes penyebab eksim ini. 

Eksim yang berlangsung lama juga bisa memengaruhi kepercayaan diri, Moms. Kulit yang tidak semulus anak lainnya, bahkan terlihat memerah, bruntusan,  atau keropeng yang tak sedap dipandang. 

Vitamin D untuk hadapi eksim anak

Nah, Moms ada berita gembira nih. Sebuah penelitian yang diterbitkan di British Journal of Dermatology (2022) telah menemukan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang mengonsumsi vitamin D setiap hari sejak dari trimester kedua kehamilan hingga melahirkan ternyata memiliki risiko terkena eksim yang lebih rendah pada tahun pertama kehidupannya. 

Para Moms yang ikut penelitian ini mengonsumsi  vitamin D 1000 unit internasional (IU) setiap hari dari minggu ke-14 kehamilan sampai melahirkan. Para bayi yang lahir memiliki risiko lebih rendah terkena eksim ini terlihat sekali pada bayi yang kemudian diberikan ASI selama lebih dari sebulan.

Idealnya lagi, Keith Godfrey, Kepala NIHR Southampton Biomedical Research Centre Divisi Gaya Hidup, Nutrisi dan Metabolisme menyarankan Moms sudah mengonsumsi vitamin D ini sejak awal kehamilan. Lebih ideal lagi sebelum kehamilan terjadi.Tidak perlu vitamin D 1000 IU, cukup vitamin D standar 400 IU. 

Namun, jika kadar vitamin D Moms kurang memadai, minumlah vitamin D ini hingga 1000 sampai 2000 IU. Untuk itu penting bagi Moms untuk cek kadar vitamin D sebelum kehamilan. Sementara itu, The American College of Obstetrics and Gynecology menganjurkan semua wanita, baik hamil maupun tidak, untuk konsumsi 600 IU vitamin D sehari.

Jadi, jangan lupakan konsumsi vitamin D. Apalagi jika Moms berencana untuk hamil kembali. Di samping, tentunya konsumsi suplemen zat besi dan asam folat yang memang telah direkomendasikan penting kesehatan Moms dan si Kecil.

^IK