Kehamilan ektopik lebih dikenal sebagai hamil di luar kandungan. Kehamilan ini terjadi ketika  sel telur yang telah dibuahi yang seharusnya tertanam di dalam rahim, malah justru tumbuh di luar rahim. 

Pada lebih dari 90% kasus, sel telur tertanam di tuba falopi, yaitu saluran dengan panjang sekitar 10-13 cm dan diameter sekitar 1 cm yang menghubungkan antara indung telur (ovarium) dan rahim. 

Selain di tuba falopi, sel telur yang telah dibuahi pada hamil ektopik ini juga bisa tertanam di area serviks, ovarium, kornu uteri, atau rongga abdomen. Kehamilan ektopik perlu Moms waspadai, karena  dapat menyebabkan pendarahan yang mengancam jiwa, dan membutuhkan perawatan medis segera. 

Tanda dan Gejala Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik pada awalnya tidak menimbulkan gejala yang membahyakan. Malah tanda awal kehamilan ektopik pada tahap awal  itu mirip dengan kehamilan biasa, seperti merasakan mual, payudara mengeras, dan menstruasi terhenti.

Pada tahap lanjut, baru mulai terasa gejala yang menimbulkan masalah. Biasanya ini terjadi setelah beberapa minggu pertama kehamilan. Gejala-gejala tersebut akan terasa semakin parah seiring waktu. 

Tanda-tanda awal kehamilan ektopik meliputi:

Kehamilan ektopik bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan tuba falopi Moms rusak atau pecah. Gejala darurat termasuk nyeri hebat, dengan atau tanpa perdarahan hebat. Hubungi dokter kandungan dan kebidanan (obgin) sesegera mungkin, jika Moms mengalami pendarahan vagina yang berat dengan sakit kepala  ringan, pingsan, atau nyeri bahu, atau jika mengalami sakit perut yang parah, terutama di satu sisi.

Penyebab dan Faktor Risiko Kehamilan Ektopik

Salah satu penyebab kehamilan ektopik  itu bisa karena  tuba fallopi mengalami rusak. Kerusakan ini dapat  mencegah sel telur yang telah dibuahi masuk ke rahim Moms.

Moms juga memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik jika:

Kehamilan ektopik juga bisa terjadi jika Moms mengalami hamil disaat Moms masih alat kontrasepsi  KB spiral (IUD).

Baca Juga : Waspada! Kenali Bengkak Berbahaya di Masa Kehamilan

Diagnosa Kehamilan Ektopik

Dokter obgin  akan melakukan tes yang mencakup tes kehamilan dan pemeriksaan panggul, seperti melakukan Ultrasonografi  untuk melihat rahim dan saluran tuba.

Terapi Kehamilan Ektopik

Sel telur yang telah dibuahi tidak dapat bertahan hidup di luar rahim, sehingga janin akan dikeluarkan agar Moms tidak mengalami masalah kesehatan yang serius. Untuk itu, dokter biasanya akan mengeluarkan janin yang berada di luar rahim ini dengan dua cara, yakni pembedahan/ operasi maupun dengan memberikan obat untuk penggugur kandungan.

Kehamilan Setelah Kehamilan Ektopik

Moms  disarankan tidak segera hamil setelah mengalami kehamilan ektopik. Setidaknya Moms disarankan menunggu selama 3 bulan. Gunanya untuk memulihkan dulu  kondisi tubuh Moms. 

Bila  Moms hamil lagi, lakukan pemantauan rutin untuk  perkembangan kehamilan. Pemeriksaan rutin ini untuk  mendeteksi kehamilan ektopik lebih dini, sehingga bisa segera ditangani.