Tidur merupakan rutinitas yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Dengan tidur, tubuh si Kecil akan beristirahat, menjadi segar dan mendapatkan energi baru.
Namun, bagaimana bila si Kecil tidur itu dengan mendengkur? Apakah ini kondisi normal bagi seorang anak? Coba Moms simak penjelasannya.
Dengkur normal vs tidak normal
Masalah mendengkur alias mengorok biasanya lebih sering terjadi pada orang dewasa. Namun, dari berbagai penelitian ini ditemukan ternyata anak-anak pun bermasalah dengan dengkuran, bahkan pada usia yang tergolong batita, Moms.
Berdasarkan kekerapannya, mendengkur pada anak dapat dikategorikan menjadi dua kelompok:
- Occasional snoring, yaitu mendengkur sesekali saja atau frekuensi mendengkur kurang dari 3 kali per minggu
- Habitual snoring, ini bila anak sering mendengkur atau si Kecil terdengar mendengkur lebih dari 3 kali seminggu.
Bagaimana dengan si Kecil Moms? Bila Moms perhatikan si Kecil sudah termasuk ke dalam habitual snoring, sebaiknya Moms mulai mewaspadai. Karena ada kemungkinan si Kecil dapat mengalami obstructive sleep apnea syndrome atau sering disebut sindrom sleep apnea.
Sleep apnea adalah suatu sindrom klinis atau kumpulan gejala akibat adanya sumbatan parsial atau sumbatan komplet pada saluran napas bagian atas yang menyebabkan henti atau jeda napas bagian atas atau berkurangnya aliran napas saat tidur. Jumlah episode henti napas atau berkurangnya aliran napas selama tidur satu jam dinyatakan dalam Apnea/ Hipopnea Index(AHI).
Anak dengan sleep apnea, pernapasannya dapat terhenti sesaat (apnea) sehingga asupan oksigen pada jantung dan otak dapat berkurang.
Menurut Carissa Baker-Smith, direktur kardiologi preventif di Nemours Children's Health di Delaware, AS, gangguan tidur ini dapat menimbulkan beberapa gangguang. Antara lain, meningkatkan tekanan darah dan terkait dengan resistensi insulin dan lipid abnormal, yang semuanya dapat membahayakan kesehatan kardiovaskular di masa depan.
Gejala sleep apnea pada anak :
Anak yang menderita sleep apnea, terutama yang berat, akan mengalami beragam gejala ini, Moma:
Gejala malam hari:
- Si Kecil tidur dengan mulut terbuka, mendengkur, dan sering kali mengalami henti napas.
- Akibatnya tidurnya sering tidak nyenyak, si Kecil sering terbangun dari tidur karena gelagapan (arousal) dan mengalami kekurangan oksigen (hipoksia).
- Si Kecil dengan sleep apnea yang berat juga sering mengalami mengompol.
Gejala siang hari:
- Sebagai akibat dari gejala dan gangguan di waktu tidur malamnya, maka pada siang hari timbul keluhan yang terlihat sekali jika anak harus sekolah, seperti sering tertidur saat pelajaran berlangsung, kesulitan belajar terutama pada mata pelajaran matematika dan sains, serta gangguan kognitif lainnya, sehingga terjadi penurunan prestasi akademik.
- Kekurangan tidur nyenyak ini pun memberi perubahan perilaku, Ia menjadi hiperaktif, mudah marah, dan mudah lelah.
Cek tidur si kecil
Moms perlu mewaspadai si Kecil yang sering mendengkur, apabila ia tidak sedang mengalami gejala flu atau radang tenggorok, apalagi jika sudah disertai gejala-gejala sleep apnea seperti tersebut di atas.
Jika mendapati si Kecil sering mendengkur, Moms dan Dads selaku orang tua coba amati ini:
- Apakah dengkuran si Kecil akan menghilang dengan perubahan posisi tidur
- Apakah disertai dengan henti napas, dan
- Apakah terjadi perubahan prestasi belajar atau laporan kenakalan atau perubahan perilaku di sekolah.
Jika si Kecil mendengkur, Moms coba rekam dengan ponsel. Seringkali rekaman video dapat membantu dokter untuk mendiagnosis OSAS. Diagnosis yang cepat dan penanganan yang tepat akan menghindarkan anak dari gangguan pencapaian potensi akademik yang seharusnya dapat dicapai.
Baca Juga :Menjaga Kesehatan Gigi si Kecil