Batuk adalah salah satu jenis penyakit yang paling sering menyerang anak-anak. Agar si Kecil lekas sembuh dari batuk, Moms perlu mengetahui terlebih dulu apa penyebab batuk yang dialami anak, sehingga bisa memberikan penanganan yang tepat. 

Pasalnya, selain disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, batuk juga bisa muncul akibat reaksi alergi terhadap debu, rontokan bulu hewan peliharaan, tungau, jamur, dan udara dingin. Beberapa anak juga bisa mengalami batuk alergi yang dipicu oleh stres dan aktivitas fisik yang berlebihan.

Paparan zat pemicu alergi (alergen) bisa mengakibatkan pelepasan histamin yang kemudian memicu reaksi bersin-bersin dan merangsang kerja kelenjar lendir. Batuk yang dialami anak merupakan reaksi alami tubuh untuk mengeluarkan lendir pada saluran pernapasan.

Meski batuk alergi dan batuk karena infeksi virus atau bakteri punya gejala yang mirip, Moms bisa belajar membedakan jenis batuk dengan mengamati beberapa hal berikut ini:

Peningkatan suhu tubuh

Batuk yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri biasanya akan mengakibatkan tubuh mengalami demam, beda dengan batuk karena alergi yang tidak diikuti dengan peningkatan suhu tubuh. Infeksi mengakibatkan tubuh mengalami peradangan sehingga memicu munculnya demam. 

Warna lendir pernapasan

Selain disertai demam, batuk karena infeksi virus biasanya disertai dengan tubuh lemas dan pengeluaran lendir yang kental berwarna pekat kekuningan atau hijau. Lendir yang muncul akibat batuk alergi biasanya berwarna bening dan cenderung cair. 

Bersin dan gatal di tenggorokan 

Batuk karena alergi umumnya ditandai dengan batuk kering, rasa gatal di tenggorokan, hidung tersumbat atau berair dengan lendir bening, serta bersin terus-menerus. Batuk dan bersin terutama muncul ketika anak baru saja terpapar zat yang memicu reaksi alergi. Batuk yang disebabkan oleh infeksi biasanya ditandai oleh jenis batuk berdahak.

Muncul gejala alergi lain

Jika si Kecil mengalami batuk alergi, terkadang Moms bisa mengamati munculnya gejala alergi lain seperti mata berair dan gatal-gatal atau ruam pada kulit. Semua gejala ini akan berangsur mereda secara bersamaan apabila anak terhindar dari paparan zat pemicu alergi. 

Durasi batuk

Ciri lain yang membedakan batuk alergi dengan batuk karena pilek adalah durasi penyakitnya. Batuk karena pilek biasanya berlangsung lebih cepat dan segera lenyap begitu infeksi teratasi. Sedangkan batuk karena alergi pada umumnya akan menetap lebih lama karena zat alergen seringkali masih bisa ditemukan di sekitar si Kecil.

Lakukan ini untuk menghentikan batuk alergi

Pada jenis batuk yang disebabkan oleh alergi, penanganan utama tentunya adalah menghentikan paparan zat pemicu alergi pada si Kecil. Moms bisa mencuci sprei, sarung bantal dan guling dengan air panas untuk melenyapkan debu dan tungau. Bersihkan juga gorden dan karpet yang bisa menyerap debu.

Untuk sementara waktu, ada baiknya pula bila Moms menjaga jarak antara anak dan hewan peliharaan. Batasi agar hewan peliharaan tidak naik ke atas tempat tidur dan kursi yang biasa diduduki oleh si Kecil. Jika memungkinkan, pisahkan pula area rumah yang bisa diakses oleh hewan peliharaan dan yang tidak.

Minum air putih hangat berguna untuk mengencerkan lendir yang menempel pada saluran pernapasan. Banyak minum juga berguna untuk menstabilkan suhu tubuh anak dan menjaga agar tubuhnya tetap terhidrasi. 

Banyak penelitian membuktikan bahwa konsumsi madu bisa membantu mengurangi batuk, meredakan gatal di tenggorokan, dan meningkatkan kualitas tidur anak. Madu juga mengandung karbohidrat yang baik sebagai cadangan energi dan membantu memelihara daya tahan tubuh anak yang sedang sakit.

Agar Moms tahu pasti apa pemicu reaksi alergi pada anak, ada baiknya membawa si Kecil melakukan deteksi alergi di fasilitas layanan kesehatan. Di sana, anak bisa melakukan tes skin prick (uji tusuk kulit) yang hasilnya bisa diketahui segera. Dengan begitu, Moms bisa menghindari paparan alergen pada si Kecil di lain waktu. 

^IK