Bila suatu saat Moms terindikasi menderita infeksi vagina atau vaginistis, Moms jangan terlalu cemas. Infeksi vagina umum terjadi pada para wanita. 

Infeksi atau peradangan pada vagina pun bermacam-macam penyebabnya. Ada karena jamur, parasit, virus, gaya hidup dan sensivitas dengan bahan atau produk tertentu. 

Yang paling penting Moms deteksi gejala peradangan  yang dirasakan. Karena gejala ini yang menentukan pengobatan yang tepat untuk vaginistis. 

Cek keputihan

Banyak para wanita mengaitkan keputihan sebagai gejala infeksi vagina. Padahal,  pada keputihan wajar saja terjadi sepanjang warnanya jernih atau sedikit keruh. Keputihan bisa menjadi  cara vagina membersihkan dirinya sendiri.

Keputihan ini pun bisa sedikit atau banyak. Atau bisa encer atau lebih kental. Itu semua masih normal, Moms. 

Ketika keputihan Moms ini menimbulkan bau yang menyengat, rasa terbakar atau gatal, disinilah Moms perlu mencurigainya sebagai infeksi vagina. Apalagi bila Moms pun merasakan iritasi setiap saat sepanjang hari, dan terasa paling sering mengganggu di malam hari. Sewaktu berhubungan intim, rasa nyeri ini pun kian terasa tajam. 

Sebagai contoh keputihan yang tidak wajar dan menjadi indikasi infeksi vagina, antara lain: 

Kapan harus ke dokter?

Periksakan diri ke dokter jika Moms mengalami ketidaknyamanan vagina yang tidak biasa, seperti:

Percepatlah pemeriksaan medis ini jika:  

Pengobatan infeksi vagina

Pengobatan infeksi vagina bisa dengan terapi obat oral atau obat yang dioleskan, atau terapi hormon estrogen, dan terapi lainnya. Kunci untuk mengobati infeksi vagina adalah mendapatkan diagnosis yang tepat. Walaupun ada obat bebas untuk peradangan vagina, seperti akibat infeksi jamur. Sebaiknya, menemui dokter  sebelum mencoba obat ini.  

Untuk ini, pengobatan vaginitis Moms perlu cermati  gejala yang dialami dan ingat-ingat (jika perlu dicatat) kapan waktu terjadinya. 

Bersiap pula untuk memberikan gambaran kepada dokter mengenai  warna, tekstur, bau, dan jumlah cairan yang keluar yang dirasakan.

Bila ingin memeriksakan diri ke dokter, Moms jangan melakukan douche (menyemprot dengan cairan pembersih vagina). Ini akan menyulitkan pengujian yang akurat. 

Beberapa dokter juga nanti akan meminta Moms untuk tidak berhubungan seks selama 24 hingga 48 jam sebelum janji bertemu untuk pemeriksaan dalam.

Untuk kemungkinan vaginitis non-infeksi, perlu menentukan sumber iritasi dan menghindarinya. Jadi Moms informasikan termasuk sabun baru, deterjen, pembalut atau tampon. Karena mungkin produk tersebut saja menjadi sumber iritasi. 

Baca Juga :  Infeksi Jamur Pada Vagina, Ini Cirinya