Memasuki pertengahan Januari ternyata musim hujan belum ada tanda-tanda mereda ya, Moms. Udara pun dibandingkan beberapa tahun belakangan terasa dingin dan lembap. Kondisi yang pas untuk memicu terkena flu, berupa batuk, pilek hingga demam, Moms. 

Di saat yang sama, pandemi COVID-19 kembali menunjukkan giginya. Setelah sempat mereda, di berbagai belahan dunia mulai berjatuhan korban dari infeksi COVID-19 jenis Omicron. Masalahnya, gejala Omicron dan flu ini memang memiliki perbedaan yang sangat tipis, bahkan cenderung serupa. COVID-19 dan flu sama-sama menimbulkan gejala demam, pilek dan batuk.

Bingung bagaimana membedakan  antara terkena flu dan terkena infeksi COVID-19? Simak penjelasannya di bawah ini.

COVID-19 dan flu disebabkan oleh virus yang berbeda. COVID-19 disebabkan oleh virus corona baru yang disebut SARS-CoV-2, khusus untuk Omicron itu disebut varian B.1.1.529. Sedangkan influenza disebabkan oleh virus influenza A dan B.

Gejala COVID-19 dan flu muncul pada waktu yang berbeda dan memiliki beberapa perbedaan. Gejala COVID-19 umumnya muncul dua hingga 14 hari setelah terpapar. Gejala flu biasanya muncul sekitar satu sampai empat hari setelah terpapar.

COVID-19 lebih menular dan menyebar lebih cepat daripada flu, terlebih jenis Omicron. Badan Kesehatan Dunia, WHO, sudah memberikan peringatan bahwa varian Omicron menyebar lebih cepat dibanding Delta dan menjangkiti orang-orang yang sudah divaksinasi atau pulih dari Covid-19. Meski dari tingkat keparahan, Omicron lebih memiliki gejala lebih ringan daripada varian Delta.

Meski demikan, tetap tak bisa dianggap enteng. Infeksi virus COVID-19 tetep membuka kemungkinan mengalami kehilangan rasa atau penciuman hingga penyakit parah, seperti cidera paru-paru dibandingkan dengan influenza. Tingkat kematian dengan COVID-19 juga lebih tinggi daripada flu. 

Perbedaan lainnya adalah flu dapat diobati dengan obat antivirus. Di pasaran banyak obat flu dengan berbagai merek, baik dengan resep dokter maupun dijual bebas di apotik.  Sedangkan untuk untuk COVID-19, para peneliti masih mengevaluasi banyak obat dan perawatan untuk COVID-19. Beberapa obat dapat membantu mengurangi keparahan atau dampak dari infeksi COVID-19. Sedangkan untuk obat khusus untuk COVID-19 per Desember tahun lalu baru diketahui 3 obat, yaitu Sotrovimab, Molnupiravir dan Pil Paxlovid

Moms dan keluarga bisa mendapatkan vaksin flu pada setiap tahunnya untuk membantu mengurangi risiko flu. Vaksin flu juga dapat mengurangi keparahan flu dan risiko komplikasi serius. Vaksin dapat diberikan sebagai suntikan (suntikan) atau semprot hidung.  Vaksin flu tidak mencegah terkena COVID-19, Moms. Namun, beberapa penelitian menemukan bahwa vaksin flu dapat menurunkan risiko terkena COVID-19. 

Nah, untuk COVID-19 ini Moms dan keluarga bagaimanapun harus melakukan vaksinasi COVID-19. Saat ini sudah diberlakukan hingga si kecil yang berusia 6 – 11 tahun. Dan, untuk Moms dan keluarga yang sebelumnya sudah mendapatkan dua kali vaksin, per tanggal 12 Januari 2021 ini sudah mulai bisa pula melakukan booster

Segera lakukan tes

Ada kemungkinan virus yang menyebabkan COVID-19 dan flu menyebar secara bersamaan selama musim hujan saat ini. Jika ini terjadi, orang bisa menjadi sakit dengan salah satu atau kedua penyakit secara bersamaan.

Untuknya memastikan, sebaiknya bila mengalami batuk, pilek atau demam segera lakukan pengujian tes COVID-19 seperti dengan tes antigen atau PCR. Lebih baik keluar uang sedikit lebih mahal ketimbang menanggung risiko lebih besar bagi keluarga dan lingkungan sekitar. 

Bagaimana caranya agar terhindar dari COVID-19 dan flu?

Cara paling efektif adalah Moms dan keluarga mendapatkan vaksin COVID-19 dan vaksin flu. Beberapa penelitian telah menemukan dengan menjaga jarak sosial dan mengenakan masker, telah membantu mempersingkat berakhirnya musim flu dan mengurangi jumlah orang terkena flu dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.  

Selain itu, tetap lakukan beberapa hal di bawah ini, meskipun Moms dan keluarga telah divaksin. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Coba cek caranya: 

Di tengah merebaknya virus COVID19 dengan jenis Omicron, sebaiknya tunda berlibur atau bepergian ke luar negeri untuk kepentingan yang tidak esensial, seperti berwisata.  Per 7 Januari 2022, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi jumlah kasus omicron di Indonesia ada sekitar 318 kasus terdiri dari 23 kasus transmisi lokal dan 295 kasus imported case alias kasus dari perjalanan luar negeri. 

Bagaimana jika sudah mendapatkan vaksin penuh? Ternyata, sebagian besar kasus terkonfirmasi terinfeksi Omicron itu telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. Jadi, setia untuk berdiam di rumah dan bila  keluar selalu menjalankan protokol kesehatan, tetap jadi jalan terbaik hindarkan infeksi COVID-19 apa pun jenisnya.

Baca Juga :Kata WHO tentang Omicron, Virus COVID-19 Baru